Cacar Monyet Masuk Indonesia
6 Gejala Cacar Monyet atau Monkeypox Serta 10 Cara Cegah Penularan, 1 Pasien Terdeteksi di Indonesia
Berikut ini 6 gejala cacar monyet atau monkeypox serta 10 cara mencegah penularannya. Kemenkes menyebut ada 1 pasien di Jakarta terpapar cacar monyet.
SURYA.co.id | JAKARTA - Berikut ini 6 gejala cacar monyet atau monkeypox serta 10 cara mencegah penularannya.
Mengutip NHS, cacar monyet adalah penyakit langka yang mirip dengan cacar yang disebabkan oleh virus monkeypox.
Pada Sabtu (20/8/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan ada 1 pasien di Jakarta terpapar cacar monyet.
Pasien tersebut berusia 27 tahun dan memiliki riwayat telah bepergian dari luar negeri.
Lantas apa sebenarnya gejala yang dirasakan oleh orang yang terserang virus dari monyet itu?
Penyakit ini dapat menyebabkan Anda menderita beberapa gejala, yang biasanya muncul setelah 5-21 hari terinfeksi.
Gejala awal cacar monyet meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Kelenjar bengkak
- Kelelahan
Kemudian, ruam bisa muncul 1-5 hari setelah gejala awal.
Ruam sering dimulai di wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti tangan, kaki, hingga sekitar alat kelamin.
Bagaimana cara mencegah cacar monyet?
Mengutip Cleveland Clinic, cara terbaik untuk membantu mencegah penularan virus cacar monyet adalah dengan:
- Vaksinasi
- Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati).
- Hindari kontak dengan tempat tidur dan bahan lain yang terkontaminasi virus
- Masak dengan matang semua makanan yang mengandung daging atau bagian hewan
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
- Hindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus cacar monyet
- Lakukan seks aman, seperti menggunakan kondom.
- Memakai masker yang menutupi mulut dan hidung Anda saat berada di sekitar orang lain.
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat orang yang terinfeksi virus.
Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui kulit yang luka, seperti dari gigitan atau cakaran.
Bisa juga melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi cacar (luka) dari hewan yang terinfeksi.
Penularan cacar monyet dari orang ke orang terjadi ketika Anda bersentuhan dengan luka, koreng, tetesan pernapasan atau cairan mulut dari orang yang terinfeksi, biasanya melalui situasi dekat dan intim, seperti berpelukan, berciuman atau berhubungan seks.
Oleh karenanya, juru bicara Kementerian Kesehatan Dr. Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan itu merupakan normal baru.
"Itu penting ditingkatkan bukan hanya untuk mencegah Covid-19, tapi semua penyakit menular," kata Dr. Syahril dalam "Temu Media" melalui zoom meeting pada Sabtu (20/8/2022).
Masuk ke Indonesia
Syahril mengatakan, penyakit cacar monyet tidak menyerang kelompok tertentu. Cacar monyet bisa menular ke semua orang yang memiliki kontak erat dengan penderita sebelumnya.
"Cacar monyet ini tidak menyerang kelompok tertentu ya, enggak ada kelompok tertentu, dia menyerang kontak erat saja," kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).
"Jangan sampai ada pemahaman kelompok ini, kelompok ini, tidak. Semua orang yang mempunyai potensi kontak erat dengan pasien, maka dialah yang paling mempunyai risiko tertinggi untuk penularan," kata dia.
Begitu juga dengan surveilans atau pengamatan penyebaran kasus cacar monyet yang saat ini sudah ditemukan satu kasus di Indonesia.
Metode surveilans tidak akan menyasar kelompok tertentu tetapi pada setiap orang yang berisiko tertular karena memiliki riwayat kontak erat dengan pasien cacar monyet.
"Kita lakukan pada kelompok tertentu, tapi pada semua orang yang mempunyai risiko, pada pasien-pasien itu dan kita tidak ingin membuat pada suatu kesalahpahaman pada masyarakat," ucap dia.
Kesalahpahaman tersebut menjurus pada data WHO terhadap kasus cacar monyet yang banyak dialami pria gay atau lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL).
Peneliti di Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dr Zulvikar Syambani Ulhaq, M.Biomed, Ph.D, mengungkapkan kemungkinan mengapa hal itu bisa terjadi.
"Ini menurut pandangan saya pada LSL kenapa banyak ditemukan (cacar monyet), karena mereka misalnya memang suka party, dancing, dan sebagainya di mana itu kan sangat berdekatan dengan kerumunan yang banyak," ucap Zulvikar Dilansir.
Namun Zulvikar menegaskan, penularan cacar monyet tidak selalu melalui hubungan seksual, meski ini adalah salah satu caranya menular pada orang lain, termasuk pada kelompok LSL.
Sebab, cara penularan yang utama dari penyakit cacar monyet ialah sentuhan kulit ke kulit.
"Bisa juga misalnya melalui berkerumun, melihat konser, itulah menurut gambaran saya yang sebenarnya terjadi di negara-negara Amerika atau Eropa, kenapa penyebaran ini terjadi dengan cepat. Jadi tidak selalu melalui seks," ujar dia.
Kemenkes merilis kasus pertama cacar monyet di Indonesia pada hari ini, Sabtu (20/8/2022).
Kasus pertama yakni seorang laki-laki, warga negara Indonesia (WNI) berusia 27 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta.
Pasien tersebut memiliki riwayat perjalan luar negeri dan mengalami gejala demam sepekan setelah tiba di Tanah Air.
Setelah muncul gejala ruam cacar, tim medis melakukan pemeriksaan lanjutan dengan pengambilan sampel cairan pada ruam cacar untuk dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
Pada 19 Agustus, pemeriksaan PCR diterima dengan hasil positif terpapar cacar monyet.
Cacar monyet ditetapkan sebagai status darurat kesehatan global sejak Sabtu (23/7/2022) lalu oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet.
Virus cacar monyet berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab cacar.
Penyebab cacar monyet adalah virus cacar monyet, yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.
Penularan ini bisa terjadi jika manusia melalukan kontak dengan cairan tubuh atau luka terbuka pada hewan yang terinfeksi.
Selain kera, virus ini juga telah ditemukan pada tupai, tikus, primata, dan spesies lainnya.
Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkes: Semua Bisa Kena, Cacar Monyet Tak Menyerang Kelompok Tertentu"