Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

TERUNGKAP Geng Ferdy Sambo dari Daerah Datangi Jakarta Halangi Penyidikan, Ini Perintah Keras Jokowi

Pascapembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, grup Ferdy Sambo dari berbagai daerah datang ke Jakarta menghalang-halangi penyidikan.

Editor: Iksan Fauzi
kolase Kompas.com
Menkopolhukam Mahfud MD mengungkap grup Ferdy Sambo dari berbagai daerah datang ke Jakarta diduga untuk menghalangi penyidikan dan melakukan perlawanan. Lalu ada perintah keras dari Presiden Jokowi untuk menuntaskan dalam waktu tidak lama. 

SURYA.co.id |  JAKARTA - Pascapembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, geng Ferdy Sambo dari berbagai daerah datang ke Jakarta diduga untuk menghalang-halangi penyidikan dan melakukan perlawanan.

Hal itu membuat Tim khusus (Timsus) bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat mengalami kesulitan mengungkap pembunuhan itu secara transparan.

Seperti diketahui, informasi kasus pembunuhan Brigadir J awalnya dikabarkan karena ada tembak menembak di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Belakangan, setelah penyidik Bareskrim dengan pantauan langsung Timsus bekerja, fakta lain ditemukan, yakni Brigadir J bukan tewas karena adu tembak.

Namun, kematian Brigadir J itu karena diduga dibunuh secara berencana yang diotaki oleh Ferdy Sambo dibantu oleh dua ajudannya dan satu asisten rumah tangga (ART).\

Dua ajudan itu adalah Richard Eliezer atau Bharada E selaku eksekutor, Brigadir Ricky Rizal turut membantu dan Kuwat Maruf turut membantu.

Penyidik Bareskrim pun menetapkan mereka sebagai tersangka pembunuhan berencana dijerat pasal 340 subsider pasal 388 juncto pasal 55 dan 56.

Sebelum kasus itu terungkap secara terang benderang, ternyata di baliknya ada cerita perlawanan dari grup Ferdy Sambo.

Hal itu diceritakan oleh Menkopolhukam, Mahfud MD dikutip dari YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (18/8/2022).

Mahfud menceritakan itu sebelum kasus pembunuhan berencana Brigadir J terang benderang.

Mahfud mengaku sempat dipanggil oleh Presiden Jokowi, begitu juga Kapolri Listyo Sigit untuk membahas kasus tersebut. 

Dari pertemuan itu, Jokowi memberikan perintah keras agar kasus itu segera diselesaikan.

"Yang saya dengar memang di Polri itu terjadi tarik-menarik yah. Bahkan grupnya Sambo itu konon dari daerah-daerah meskipun enggak ada tugas di Jakarta datang ngawal ke situ menghalangi upaya menghilangkan jejak itu dan menghalang-halangi penyidikan," kata Mahfud.

"Terus presiden memanggil Kapolri diberi tahu supaya selesaikan. Sesudah Kapolri berikutnya saya, terpisah. Saya dengan Pak Pramono Anung," ujarnya.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved