Berita Surabaya
Kemdikbud Ristek Gelar Bimtek RPL, Unusa Siap Buka 9 Prodi
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) secara masif menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
Penulis: Zainal Arif | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Dalam usaha meningkatkan accessibility untuk belajar ke perguruan tinggi sekaligus menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) secara masif menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) ke masyarakat.
Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti Ristek, Sri Gunani Pratiwi menegaskan, program RPL jangan disalahartikan sebagai jalur cepat untuk memperoleh ijazah.
"Program ini merupakan program pengakuan dari pengalaman seseorang untuk diakui sebagai proses untuk memperoleh ijazah,” kata Sri Gunani Pratiwi saat memberi bimbingan teknis (Bimtek) di Auditorium Kampus B Unusa, Jl Jemursari 51-57 Surabaya, Senin (15/8/2022).
Perlu diketahui, RPL merupakan program pengakuan atas capaian kompetensi hasil belajar baik melalui pendidikan formal, non formal, informal atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman hidupnya.
Yang mana keuntungannya berupa pembebasan sejumlah mata kuliah atau perolehan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.
“Melalu RPL memang kuliah bisa lebih cepat dan biaya lebih murah, karena seseorang yang akan mengikuti kuliah tidak dari nol, tapi dari pengalamannya yang diakui ke dalam SKS,” katanya.
"Dengan telah dikeluarkannya Peraturan Dirjen untuk Penyelenggaraan RPL di tahun 2022, mendorong kami menawarkan lebih masif lagi kepada semua perguruan tinggi," tambahnya.
Menurut Sri Gunani, program RPL sudah disiapkan sejak lama, sejak tahun 2012 diikuti dengan landasan hukum Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Dirjen.
“Jadi ini sudah sejak lama digodok dan diujicobakan di beberapa perguruan tinggi, tahun ini akan dilakukan secara masif. Tujuannya selain membuka akses seluas-luasnya ke masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi juga dalam upaya meningkatkan APK perguruan tinggi," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unusa, Achmad Jazidie mengatakan, karena jauh sebelum penunjukan tahun lalu untuk penyelenggaraan RPL di tiga prodi, Unusa sudah pernah melakukan di tahun 1980-an.
"Sekitar 1980-an kami sudah pernah menyelenggarakan RPL untuk lulusan SPK ke pengakuan D3 Bidan dari Kemenkes waktu itu. Maka rasanya tidak ada kendala jika kami membuka RPL untuk Prodi yang lain," ungkapnya.
“Kami berencana menyiapkan tambahan enam Prodi baru untuk RPL selain tiga prodi yang sudah dijalankan tahun lalu yaitu, S1 Keperawatan, S1 Gizi dan S1 Pendidikan PAUD. Jadi tahun ini kami total menyiapkan membuka Sembilan Prodi untuk RPL dengan tiga yang sudah berjalan setahun sebelumnya,” katanya.
Lima Prodi baru yang akan disiapkan masing-masing Prodi PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, Manajemen, Akuntansi, Sistem Informasi, dan D4 Analis Kesehatan.
Jazidie menyambut baik pelaksanaan Program RPL ini, selain untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk kuliah dan meningkatkan APK Pendidikan tinggi, juga ada beberapa peraturan yang melalui keputusan di tingkat kementerian mensyaratkan harus lulusan S1.
“Di kebidanan dan keperawatan sekarang peraturan kementerian kesehatan sudah mewajibkan tenaga kerja di bidang itu lulusan S1, sementara di beberapa tempat masih banyak yang lulusan D3 atau bahkan D1 dan D2. Mereka akan dikemanakan jika tidak ada jalur RRL,” katanya.
Melalui jalur RPL ini, maka praktik multi exit, multi entry akan berjalan sekaligus pengakuan terhadap dunia kerja. Sehingga link and match bisa berjalan, antara dunia kerja dan dunia industri.