Berita Jember
Warga Kaliwates Dilaporkan ke Polres Jember, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Kepada Beberapa Bocah
Sejumlah anak sebuah kelurahan di Kecamatan Kaliwates, Jember, diduga menjadi korban pelecehan seksual. Bahkan ada anak yang trauma sampai menangis
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, JEMBER - Kasus pelecehan seksual terhadap anak diduga kembali terjadi di Kabupaten Jember. Kali ini, peristiwa tersebut menimpa sejumlah anak sebuah kelurahan di Kecamatan Kaliwates, Jember.
Orang tua penyintas sudah melaporkan peristiwa itu ke Polres Jember.
Ketua RW setempat yang mendampingi pelaporan itu, M Muslih menuturkan, bagaimana peristiwa itu bisa terungkap.
Bermula saat ada keresahan di RW-nya, bahkan dia dituding akan melindungi terduga pelaku.
"Awalnya ada keresahan, bahkan tudingan ke saya, kalau saya tidak bisa menyelesaikan kasus ini. Bahkan warga mau mendemo saya. Saya yang awalnya tidak tahu, akhirnya mencari tahu apa yang terjadi. Setelah berunding, akhirnya warga saya redam dan kami memilih melapor ke polisi," ujar Muslih, Kamis (11/8/2022).
Dari penelusuran Muslih, sejauh ini ada lima orang anak yang mengaku dilecehkan oleh seorang warga di lingkungan Muslih. Terduga pelaku itu berinisial MY (60).
Penyintas (korban, red) merupakan anak-anak yang juga tinggal di lingkungan yang sama.
Kelima anak itu sama-sama mendapatkan pelecehan seksual dalam bentuk yang sama. Rinciannya 4 anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Akibat peristiwa itu, seorang anak laki-laki mengaku trauma. Bahkan dia takut dan menangis ketika bertemu dengan terduga pelaku.
Setelah mengumpulkan data awal dan beberapa penyintas yang mau melapor, Muslih mengajak para orang tua penyintas untuk melapor ke Polres Jember.
Menurut Muslih, peristiwa pertama terjadi tiga tahun lalu. Dan terus terjadi hingga akhir Bulan Juli 2022.
"Caranya sama, anak-anak ini dipaksa, dirayu diiming-imingi uang, diajak ke rumahnya ketika istri (terduga pelaku) tidak ada di rumah, kadang saat sang istri pengajian. Kemudian mata anak-anak ini ditutup dan lalu dilecehkan," ungkap Muslih.
Warga menginginkan terduga pelaku tidak tinggal di lingkungan tersebut, selain juga proses hukum harus ditegakkan.
Muslih menambahkan, selama ini anak-anak takut karena terduga pelaku merupakan warga yang disegani di lingkungan tersebut.
Kini, kasus tersebut sudah ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jember. Beberapa penyintas juga didampingi oleh konselor PPA Jember.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Jember.
Berdasarkan data dari Polres Jember maupun UPTD PPA Pemkab Jember, kasus kekerasan anak di Jember tahun 2022 didominasi kasus kekerasan seksual kepada anak.