Berita Lumajang
Hujan di Puncak Gunung Semeru, Warga yang Beraktivitas di Sungai Aliran Lahar Diminta Waspada
Masyarakat diminta untuk waspada bahaya sekunder dari jutaan kubik sedimentasi lahar yang masih menumpuk di sungai aliran lahar.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Karakteristik Gunung Semeru memang benar-benar fluktuatif.
Meskipun saat ini tengah musim kemarau, bisa jadi di atas gunung terjadi hujan.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk waspada bahaya sekunder dari jutaan kubik sedimentasi lahar yang masih menumpuk di sungai aliran lahar.
Imbauan tersebut ditekankan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang lantaran hampir setiap hari langit di atas puncak Gunung Semeru sering terlihat gelap.
Sementara dari laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung tertinggi di pulau Jawa itu setiap hari masih kerap memuntahkan letusan disertai asap berwarna putih kelabu.
Ketinggiannya asap sampai sekitar 200 meter hingga 700 meter dari puncak.
Patria Dwi Hastiadi Kepala BPBD Lumajang mengatakan, kondisi Semeru sampai saat ini memang belum stabil.
Meskipun musim kemarau bukan berarti masyarakat bisa bebas beraktivitas di sungai aliran lahar.
Sering terjadinya langit gelap di atas Gunung Semeru adalah pertanda bahwa hujan masih kerap mengguyur di kawasan puncak.
"Puncak masih sering mendung. Itu artinya di atas masih sering hujan, jadi ancaman banjir lahar masih bisa terjadi kapan saja," kata Patria.
Patria menuturkan, agar masyarakat bisa selalu waspada menyikapi kondisi Gunung Semeru.
Terutama bagi penambang yang setiap hari melakukan aktivitas di sungai.
Dia berharap masyarakat lebih pro aktif terkait perubahan cuaca di sekitar Gunung Semeru.
"Di Curah Kobokan sudah kami siagakan personil selama 24 jam. Tapi untuk masyarakat ya jangan sembrono. Segera menjauh dari sungai jika langit di puncak sudah mulai terlihat gelap," pungkasnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA