Siapa Ormas yang Bekingi Gus Samsudin dan Pesulap Merah? Kades Sebut Asalnya Lampung dan Tulungagung
Perseteruan Gus Samsudin dengan Pesulap Merah ternyata mendapat dukungan atau dibekingi sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas keagamaan.
SURYA.CO.ID - Perseteruan Gus Samsudin dengan Pesulap Merah ternyata mendapat dukungan atau dibekingi sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas keagamaan.
Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah itu berujung demonstrasi hingga penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Minggu (31/7/2022).
Adanya ormas keagamaan yang membekingi perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap merah itu diungkapkan Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto.
“Bahkan ormasnya juga ormas yang sama. Dan terbukti setelah kemarin malam kami bersama pihak GP Anshor Blitar mengusut asal usul ormas itu terrnyata yang satu pihak berasal dari Lampung dan yang di belakang Pesulap Merah berasal dari Tulungagung,” jelasnya.
Seperti diketahui, perseteruan itu dipicu keinginan Marcel Radhival, nama asli Pesulap Merah, membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.
Baca juga: IMBAS Perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin Data Base Desa Diacak-acak, Dibekingi Ormas?
Awalnya Pesulap Merah membongkar trik Gus Samsudin saat pembersihan rumah dari gangguan ghaib.
Di podcast Deddy Corbuzier, pesulap merah mengungkapkan awalnya dia membongkar trik Gus Samsuddin.
Diceritakan, saat itu dia melihat video Gus Samsudin tengah berada di sebuah rumahuamh seolah-olah terkena santet dan guna-guna.
Setelah melihat sekeliling, Gus Samsuddin lalu menemukan tisu di bawah kasur.
Kemudian pembantunya menyodorkan piring yang lebih dulu diberi cairan.
Gus Samsuddin seolah-olah meludahi piring itu setelah itu menaruh tisu dan langsung terbakar.
Setelah itu, Samsuddin mengatakan kalau rumah itu sudah bersih dari gangguan santet.
Melihat itu hanya sebuah trik sulap, pesulap merah pun membuat video reaction di channel youtube-nya.
Dia beralasan agar masyarakat Indonesia tahu bahwa itu hanya sekadar trik.
Bahkan, menurut pesulap merah, trik itu sudah lama sekali ada.
Video reaction pesulap merah langsung ditanggapi Samsuddin dengan menantang dia untuk datang ke Blitar.
"Jangan berani ngomong di youtube. Kalau berani datang ke padepokan. Demi Allah tidak akan saya usir.
Datang ke sini, mau perang monggo. Mau datang baik-baik monggo," cerita pesulap merah menirukan omongan Samsuddin.
Pesulap merah pun akhirnya datang ke Blitar untuk meminta penjelasan Samsuddin.
"Saya ingin tahu, kalau asli saya tutup channel. Kalau trik, coba jelaskan kenapa pengobatan pakai trik," ujar pesulap merah.
Namun, kedatangan pesulap merah justru dihadang pengacara Samsuddin di depan padepokan.
Awalnya, pengacara melarang pesulap merah masuk padepokan, namun ketika Marshel mau pulang justru dilarang.
Pesulap merah bahkan diancam sang pengacara dan dituduh menyalahi hukum.
Saat situasi mulai panas, Kepala DEsa akhirnya mendatangi lokasi dan menanyakan KTP pesulap, namun sang pesulap enggan memberikan.
Tindakan meminta KTP itu, ujarnya, dianggap sebagai upaya menghalangi Pesulap Merah yang hendak membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.
“Padahal wajar kalau ada peristiwa yang dapat berpotensi memicu keresahan seperti itu kami berjaga-jaga. Kalau sampai ada konflik fisik, kami kan tidak tahu siapa saja orang-orang yang datang ke desa kami itu,” ujar Kades Bhagas Wigasto.
Gus Samsudin Menolak Ditutup Permanen, Padepokan Dijaga Ketat Polisi

Setelah perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, ratusan warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur menggeruduk padepokan pada Minggu (31/7/2022).
Warga menuntut Padepokan Nur Dzat Sejati yang merupakan tempat Gus Samsudin selama ini menjalankan praktik pengobatan spiritual ditutup.
Menurut Bhagas Wigasto, kegaduhan yang timbul dari perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin telah menyeret warga dan nama Desa Rejowinangun.
“Jadi kenapa warga sampai menghendaki penutupan padepokan Gus Samsudin karena kegaduhan ini ternyata telah menyeret nama desa kami. Desa Rejowinangun di-bully warganet di media sosial karena padepokan itu berada di desa kami,” ujar Bhagas saat dikonfirmasi, Senin (1/8/2022).
Bhagas menduga warganet yang melakukan perundungan terhadap segala hal yang berkaitan dengan Desa Rejowinangun adalah para pengagum dan pengikut akun media sosial Pesulap Merah.
Selain kegaduhan di media sosial, lanjutnya, warga Desa Rejowinangun yang menuntut penutupan padepokan juga menganggap praktik perdukunan berbalut agama yang dijalankan Gus Samsudin telah banyak merugikan orang.
Warga sependapat dengan tudingan Pesulap Merah bahwa Gus Samsudin tidak benar-benar memiliki kemampuan pengobatan secara spiritual.
“Kata warga, beberapa pasien mengeluhkan masalah praktik yang dijalankan Gus Udin (Samsudin),” ujar Bhagas.
Menurut Bhagas, warga dan Gus Samsudin akhirnya mengikuti mediasi di kantor Polsek Kademangan (Lodaya Barat).
Pada mediasi tersebut, kata dia, disepakati padepokan Gus Samsudin ditutup untuk sementara.
"Gus Samsudin tidak bersedia jika penutupan padepokan permanen," ujarnya.
Di bagian lain, meskipun sudah ditutup sementara atas tuntutan warga, Padepokan Nur Dzat Sejati dijaga puluhan polisi sejak Senin (1/8/2022) pagi.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor (Polres) Blitar, Iptu Udiyono mengatakan, penjagaan oleh personel kepolisian itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan anarkis.
Penjagaan dilakukan selama 24 jam.
“Polres Blitar sudah mengirimkan satu peleton anggota untuk berjaga di padepokan. Penjagaan ini akan dilakukan sampai terjadinya mediasi lebih lanjut yang sedang diupayakan Bapak Kapolres Blitar,” kata Udioyono kepada Kompas.com, Senin.
Udiyono enggan menjelaskan lebih jauh terkait upaya mediasi dan meminta wartawan menanyakan langsung ke Kapolres Blitar AKBP, Adhitya Panji Anom.
“Nanti kita infokan kalau sudah pasti dilakukan mediasi antar pihak,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polres Blitar Kerahkan Satu Peleton Personel untuk Jaga Padepokan Gus Samsudin"
Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id