Surya Militer
Penurunan Baliho Disinggung Lagi Saat Bedah Buku Jenderal Dudung, Danjen Kopassus Beri Tanggapan
Aksi penurunan baliho yang dilakukan Jenderal Dudung Abdurachman saat menjabat Pangdam Jaya baru-baru ini disinggung lagi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Aksi penurunan baliho yang dilakukan Jenderal Dudung Abdurachman saat menjabat Pangdam Jaya baru-baru ini disinggung lagi.
Hal ini diungkapkan oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan dalam acara bedah buku Loper Koran Jadi Jenderal di Mabesad.
Buku tersebut memang mengisahkan tentang perjalanan hidup Jenderal Dudung Abdurachman.
Mayjen TNI Iwan Setiawan menyebut aksi Jenderal Dudung saat penurunan baliho tergolong berani.
Dilansir Surya Militer dari rilis Dispenad, Berakhirnya Rapat Pimpinan Nasional Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang digelar di Mabesad, Kamis (21/7/2022) ditandai dengan bedah buku "Loper Koran Jadi Jenderal" karya Imelda Bachtiar.
Buku itu menceritakan perjalanan karier dan sosok Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman.
Dalam keterangan tertulisnya di Mabesad Jakarta, Jumat (22/7/2022) Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna mengatakan bedah buku "Loper Koran Jadi Jenderal" diikuti oleh seluruh peserta Rapimnas SMSI yang terdiri dari para pimpinan SMSI dari berbagai provinsi dan menghadirkan Imelda Bachtiar sang penulis buku, dengan pembahas Dr. (HC) Herwin Suparjo, S.Sos, S.H., Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan, Medrial Alamsyah dan Budiman Sudjatmiko. Bertindak sebagai moderator Mayjen TNI Purn. Wuryanto, S.Sos.,M.Si.
Dikatakan Kadispenad, dalam bedah buku "Loper Koran Jadi Jenderal", Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan yang menjadi penanggap mengatakan keberanian yang telah dilakukan oleh Jenderal Dudung saat menurunkan Baliho FPI perlu ditiru oleh para kawula muda Indonesia karena keberaniannya dilandasi untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Mayjen TNI Iwan Setiawan juga menjelaskan terkait rekam jejak Jenderal Dudung bisa sampai sukses menjadi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat Republik Indonesia.
Diceritakannya, bahwa Jenderal Dudung adalah yatim sejak umur 12 Tahun.
Dia juga anak ke 6 dari 8 bersaudara.
“Kami sama-sama anak PNS yang hidupnya serba dalam keterbatasan.
Yang membuat saya lebih terharu adalah soal kerja kerasnya dalam mengejar cita-cita,” ujar Danjen Kopassus.
Selain itu, menurut Danjen Kopassus bahwa Jenderal Dudung selalu meluangkan waktu 2 jam dalam setiap harinya untuk menjual koran.
Duit hasil penjualan, dikumpulkan untuk bantu-bantu adiknya.
Sosok seperti Jenderal Dudung tersebut juga diharapkan oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan dapat menginspirasi para generasi muda Indonesia.
Seperti diketahui, ujar Tatang, dalam buku tersebut diceritakan sosok Dudung Abdurachman yang kini menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) memang fenomenal tatkala baru empat bulan menjalankan tugas sebagai Pangdam Jaya pada Agustus 2020, sudah mengeluarkan ultimatum publik yang dahsyat dengan mengatakan
“Siapa saja mereka yang coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan di wilayah Jakarta, akan saya hajar!” tentu saja hal tersebut membuat masyarakat awam Jakarta kaget dan tersentak.
Ketika baru bertugas, keheranan Jenderal Dudung akan ribuan baliho FPI yang tersebar seantero ibu kota membuatnya mengambil keputusan untuk menertibkan baliho.
Dan itu juga menandai langkah awal untuk menertibkan organisasi yang dipimpinnya. Sikap Jenderal Dudung menjadi penggerak euphoria bahagia.
Ada aparat, salah satu jajaran pemimpin nasional, berani mengambil sikap yang berbeda dan tentu menimbulkan rasa optimisme yang luar biasa.
Selain para pimpinan SMSI dari berbagai provinsi, hadir pula antara lain Ketua Umum SMSI Firdaus, Dewan Penasehat SMSI Ervik Ary Susanto, Sekretaris Dewan Pakar SMSI Hersubeno Arief, Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia Bernadus Wilson Lumi, Sekretaris Jenderal SMSI Mohammad Nasir, Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan SMSI Pusat Dr Retno Intani ZA, MSc, dan beberapa CEO perusahaan media antara lain CEO Bangun Media Grup Lesman Bangun.
Raih Gelar Doktor Universitas Trisakti

Sebelumnya, Prestasi baru ditorehkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Jenderal Dudung baru saja menyandang gelar doktor setelah lulus ujian disertasi di Universitas Trisakti, Jakarta, pada Sabtu (11/6/2022).
Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA, ketua sidang terbuka promosi doktoral Universitas Trisakti memutuskan Jenderal Dudung lulus dengan predikat cumlaude.
"Maka dengan ini diputuskan Dudung Abdurachman dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Selanjutnya kepadanya diberikan gelar doktor," kata Kadarsah di Univeristas Trisakti.
Adapun penguji sidang terbuka Dudung di antaranya Ketua Sidang, Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, DEA; Sekretaris Sidang, Dr Yolanda Masnita Siagian, MM, CIRR; Promor, Prof Dr Willy Arafah MM DBA; Co-promotor, Dr kunadi MM; serta sejumlah anggota penguji lainnya.
Sedangkan anggota penguji Prof Dr Farida Jasfar, ME, Phd; Prof Dr Zainal Effendi Berlian MM, Phd; penguji luar yakni Dr Ninik Rahayu SH, MS.
Dalam disertasinya Dudung mengambil tema "Pengaruh Strategic Leadership Style dan Green Human Resource Management Terhadap Management Performance Kodam Jaya yang Dimediasi oleh Teamwork Management".
Ia berharap, hasil kajiannya itu dapat dimanfaatkan baik oleh jajaran TNI maupun masyarakat luas.
Dalam orasi ilmiahnya, Dudung mengatakan Strategic Leadership Style berpengaruh posisi terhadap management performance atau performa manajemen.
Strategic Leadership Style diwujudkan dalam keberanian menghadapi dalam mengambil suatu keputusan.
Ia kemudian mencontohkan pengalamannya saat menjadi Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI saat mengambil keputusan menurunkan spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Salah satunya adalah Penurunan baliho. Waktu itu saya harus putuskan deman situasi dan kondisi, tentunya dilatarbelakangi dengan informasi dari Kapolda, Gubernur, Satpol PP."
"Mekanisme berjalan sedemikian rupa, prosedur dilaksanakan sesuai dengan ketentuan," bebernya.
Dudung menegaskan, keputusan itu bukan semata keinginannya sendiri.
Namun keputusan itu diambil karena memang ada latar belakang yang menurutnya harus dilakukan.
"Ciri pemimpin harus berani mengambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti bagus, kalau salah berarti lebih bagus dari pada tidak ambil keputusan sama sekali," tuturnya.
Dalam sidang terbuka dan pengukuhan gelar doktoran terhadap Dudung, hadir juga mantan Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional dan mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet Gotong Royong Agum Gumelar.
Hadir pula sejumlah petinggi jajaran TNI Angkatan Darat.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id