Surya Militer
BUNTUT Gugurnya Lettu Allan Safitra: Jenderal Andika Perkasa Ungkap Nasib Pesawat T-50i Golden Eagle
Insiden gugurnya Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi ternyata berbuntut pada nasib jet tempur T-50i Golden Eagle milik TNI AU.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Insiden gugurnya Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi ternyata berbuntut pada nasib jet tempur T-50i Golden Eagle milik TNI AU.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan TNI AU sedang mengistirahatkan sementara atau grounded permanen seluruh pesawat T-50i yang dimiliki
Hal ini dilakukan sampai penyelidikan jatuhnya pesawat latih TNI AU itu tuntas.
Seperti yang diketahui, pesawat latih TNI AU itu jatuh di Blora pada Senin (18/7/2022) malam dan menewaskan pilot Lettu Pnb Allan Safitra.
Menurut Andika, pesawat latih TNI AU T-50i Golden Eagle sudah ada sejak 2013.
Sejauh ini, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kecelakaan pesawat, mulai dari human error, air crash, manajemen, atau cuaca.
“Ini yang sedang kami teliti, tetapi kalau dilihat dari manuvernya, latihan pada malam hari bukan gerakan yang dikhawatirkan,” ucapnya, melansir dari Kompas TV dalam artikel 'Jenderal Andika Perkasa Sebut TNI AU Istirahatkan Sementara Seluruh Pesawat Latih T-50i Golden Eagle'.
Diketahui, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi gugur saat jet tempur yang dikendarai jatuh di Desa Nginggil, Kradenan, Blora Jawa Tengah, Senin (18/7/2022) malam.
Sebelum jatuh, Lettu Pnb Allan Safitra sempat dilaporkan hilang kontak saat melakukan latihan Night Tactical Intercept.
Dan sebelum hilang kontak, Lettu Pnb Allan Safitra Indera W sempat melakukan kontak dengan flight director, pada pukul 19.25 WIB.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan dalam sesi latihan terbang malam tersebut, ada dua pesawat yang melakukan latihan dan terbang bersamaan.
Dua pesawat itu termasuk pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang dipiloti oleh Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi.
Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 itu terbang dengan posisi di belakang pesawat pertama.
Kedua pesawat itu berangkat Lanud Iswahyudi Magetan, Jawa Timur pada pukul 18.24 WIB.
Sekira 30 menit kemudian, atau pukul 19.07 WIB, kata Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, Lettu Allan sebagai pilot T-50i Golden Eagle TT-5009 mengabarkan ia tidak bisa melihat pesawat yang ada di depannya.
"Pada pukul 19.07 WIB Lettu Alan membrodcast yang diucapkan adalah blind, " kata Indan, ditemui di Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Selasa (19/7/2022), dikutip dari TribunJatim.
Menurut Indan, ketika seorang pilot mengatakan blind, maka yang bersangkutan tidak bisa melihat pesawat leadernya atau pesawat yang ada di depannya.
Dalam posisi tersebut biasanya pesawat pertama akan menurunkan ketinggian sedangkan pesawat kedua akan menambah ketinggian.
"Karena posisinya sudah akan mendarat saat lost contact tersebut biasanya berada di posisi 4 ribu - 6 ribu (kaki)," lanjutnya.
Kontak pada pukul 19.07 WIB rupanya menjadi kontak terakhir Lettu Pnb Allan dengan Lanud Iswahyudi.
Setelah kontak terakhir itu, Lettu Pnb Allan tidak bisa dikontak lagi oleh petugas Lanud Iswahyudi.
"Itu kontak terakhir kemudian semenjak lost contact dicoba kontak petugas lalu lintas udara tidak tersambung," beber Indan.
Dikutip dari Kompas.com, setelah itu, pada pukul 19.30 WIB, Lanud Iswahjudi mendapat informasi dari Polsek Blora terkait adanya pesawat jatuh.
"Tim kemudian melakukan identifikasi dan berangkat pukul 21.00 WIB ke lokasi," ucap Indan.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 0721/ Blora, Letnan Kolonel Infanteri Andy Soelistyo Kurniawan Putro mengungkap kondisi pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang jatuh di wilayahnya.
Menurut, Andy diduga meledak sehingga menyebabkan jenazah pilot terpisah-pisah.
"Saya melihat secara langsung di lapangan, memang kondisi jenazah, mungkin karena kondisi pesawat meledak sehingga tidak bisa mengindentifikasi secara lengkap."
"Tapi, beberapa bagian sudah bisa kami amankan, untuk kami jadikan satu di kantong jenazah," ucap Andy, saat ditemui wartawan di Balai Desa Nginggil, pada Selasa (19/7/2022) dini hari.
Siapa sebenarnya Lettu Pnb Allan Safitra?
Berikut fakta-faktanya:
1. Putra kolonel
Lettu Pnb Allan Safitra ternyata seorang putra perwira TNI, Kolonel Mujianto.
Hal ini terungkap saat upacara pengantaran jenazah Lettu Pnb Allan Syafitra Indera Wahyudi di Skadron 15 Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Selasa (19/7/2022).
Kedua orang tua dan istri Lettu Allan nampak hadir dalam upacara yang dipimpin oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Untung Suropati.
Bapak Lettu Allan yaitu Kolonel Mujianto dan sang istri tak mampu menahan tangis ketika menerima ucapan duka cita dari para prajurit TNI AU.
Dari Skadron 15, Jenazah Lettu Pnb Allan selanjutnya dibawa menggunakan ambulan menuju pesawat yang selanjutnya akan diterbangkan ke Jakarta dan akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Suhadi 27 Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam upacara pengantaran jenazah tersebut juga nampak Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopsud) II, Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra, dan Kadispenau, Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah.
2. Alumnus AAU 2015
Lettu Pmn Allan Safitra lulus dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2015.
Setelah itu dia melanjutkan ke Sekolah Penerbang TNI AU dan lulus tahun 2017.
Hal ini diungkapkan Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Kapten Sus Yudha Pramono melalui pesan singkat, Selasa (19/7/2022).
3. Baru menikah dan punya balita
Sebelumnya, suasana duka terasa di rumah dinas Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, S.T (Han) di Komplek Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Magetan, Selasa (19/7/2022).
Tenda juga telah didirikan di rumah duka Pilot Pesawat Golden Eagle TT-5009 yang jatuh di Blora Jawa Tengah pada Senin (18/7/2022) malam tersebut.
Sejumlah prajurit TNI AU juga nampak menata kursi serta menjajarkan karangan bunga yang datang ke rumah duka yang berada di pinggir Jalan Raya Magetan - Madiun.
Lettu Pnb Allan meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi pada 2021 serta seorang balita
“Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggalkan seorang istri dan anak yang masih balita,” ujar Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Kapten Sus Yudha Pramono melalui pesan singkat, Selasa (19/7/2022).
4. Punya 822 Jam Terbang dan tanda jasa
TNI AU memastikan kondisi pesawat T-50i Golden Eagle yang dipiloti Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi masih layak terbang.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Indan Gilang B. saat menggelar konferensi pers di Lanud Iswahjudi, Selasa (19/7/2022).
“Pesawat ini datang ke Indonesia pada kurun waktu tahun 2013-2014. Laporan pemeliharaan dalam kondisi normal. Terbang terakhir kemarin siang,” ujan Indan, Selasa.
Indan juga memastikan bahwa Lettu Allan, penerbang Skadron 15 Udara Wing 3 Lanud Iswahjudi itu memiliki jam terbang yang layak untuk terbang malam dengan membawa pesawat sendiri.
Lettu Allan memiliki 822 jam terbang dengan 623 jam di antaranya menggunakan T-50i Golden Eagle.
"Kualifikasi Lettu Allan adalah wing man. Dia juga memiliki tanda jasa wira dharma dan wira nusa," ucapnya.
Usai kecelakaan di Blora, Jawa Tengah, Indan mengatakan, pihak TNI AU akan mengevaluasi dengan tidak mengoperasikan sementara pesawat yang memiliki dua fungsi sebagai lift dan light attack itu.
"Sementara (pesawat) T-50i tidak kita operasionalkan untuk evaluasi terkait pesawat. Namun karena kebutuhan operasional untuk pertahanan udara, dalam waktu dekat setelah memastikan tidak ada masalah kita terbangkan kembali," jelasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id