Berita Probolinggo

Warga Tengger Tolak Adventure Trail di Bromo, Khawatir Menebar Debu, Bising dan Ganggu Kesakralan

"Di Lautan Pasir ada tempat sakral, seperti Padmasari dan Pura Luhur Poten Bromo," kata Suyanto kepada SURYA, Rabu (20/7/2022).

ilutrasi tribunnews
Kawasan laut pasir di taman nasional Bromo. 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Warga Tengger selama ini selalu terbuka kepada pendatang yang berwisata ke kawasan Bromo. Tetapi khusus untuk acara Adventure Trail & Mountain Bike Independent Day 3 Bromo Volcano Series yang bakal digelar Minggu (28/8/2022), warga mempersoalkan.

Kegiatan itu menuai polemik. Sejumlah warga Tengger yang bermukim di wilayah Sukapura, Kabupaten Probolinggo, menolak acara tersebut karena khawatir menimbulkan bermacam dampak buruk.

Warga Desa Ngadisari, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Suyanto (41) mengaku khawatir ada peserta yang nekat menerobos area sakral di Bromo saat acara berlangsung. Mengingat salah satu jalur trail berada di lautan pasir.

"Di Lautan Pasir ada tempat sakral, seperti Padmasari dan Pura Luhur Poten Bromo," kata Suyanto kepada SURYA, Rabu (20/7/2022).

Ia menambahkan, acara trail ini juga bisa mengganggu kenyamanan wisatawan. Debu tebal bakal beterbangan tatkala roda motor trail menggilas pasir. Belum lagi suara bising dari knalpot dari peserta yang diperkirakan mencapai 3.000 orang.

"Acara trail digelar di hari libur atau Minggu. Di waktu itu banyak wisatawan yang berkunjung ke Bromo. Tentunya, wisatawan bisa tidak nyaman. Ada konsernya lagi, pasti berisik. Karena itu kami menolak acara trail digelar," tegasnya.

Penolakan juga datang dari warga Desa Wonotoro, yang juga, pelaku jasa wisata, Sugeng Sudarmaji (37). Menurut Sugeng, gelaran motor trail ini berpotensi merusak ekosistem alam. Para peserta bisa saja masuk ke area konservasi dan merusak flora di dalamnya.

"Apa panitia menjamin bisa menghandle seluruh peserta yang hadir di acara dan tidak masuk ke area konservasi? Mereka akan kelimpungan, karena yang hadir ribuan peserta. Kami keberatan dan menolak acara ini digelar," tegasnya.

Warga Ngadisari lain, Sodiq (42) menyatakan tidak ingin acara tersebut malah merusak ekosistem alam di Bromo. Selain itu, ia waswas nantinya ada peserta yang nyelonong masuk ke area sakral.

"Di kawasan lautan pasir ada area sakral. Tidak ada sosialisasi atau pembicaraan juga antara warga Tengger dengan panitia mengenai acara. Kami menolak acara trail ini digelar di kawasan Bromo," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved