KOMPOLNAS TAK KOMPAK, Mahfud MD Sebut Banyak Kejanggalan Tewasnya Brigadir J, Benny Mamoto Berbeda
Ketua Kompolnas Mahfud MD menyebut ada kejanggalan dari insiden tewasnya Brigadir J, namun Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto justru sebaliknya.
4. Luka lebam
Kemudian menyangkut masalah luka lain, menurut Benny, dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya.
"Karena ini semata melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh," ujar Benny.
Karena peluru mengenai benda lain sebelum bersarang di tubuh Brigadir J, kata Benny, maka proyektilnya pecah. Menurut dia, belum tentu luka yang diterima Brigadir J selebar setelah terkenan peluru utuh.
5. Baru dirilis senin
Disinggung kenapa kasus ini baru dirilis polisi pada Senin (11/7/2022) padahal kejadiannya Jumat (8/7/2022), Benny beralasan kejadiannya sudah sore.
"Karena itu hari raya Idul Adha, kejadian sore sehingga fokus untuk olah TKP dan mengumpulkan bukti. Semua orang sedang liburan dan idul adha," katanya.
Sedangkan soal rilis terlambat, menurut Benny karena masalah ini sensitif sehingga harus dipastikan lebih dahulu bagaimana kejadiannya.
Ditrilis, karena masalah ini sensitif sehingga harus dipastikan dulu bagaimana kejadian sebelumnya sehingga baru dirilis.
Kejanggalan Versi Purnawirawan Jenderal Bintang 2

Terkait dari penjelasan polisi itu semua, purnawirawan jenderal bintang 2, Tubagus Hasanuddin pun memberikan analisanya.
Kesimpulannya, Tubagus menyebut ada 6 kejanggalan dari keterangan yang disampaikan oleh polisi.
Tubagus yang juga politisi PDIP itu menguraikan kejanggalan pertama soal jenazah Brigadir J yang dikirimkan secara diam-diam ke rumah keluarganya di Jambi.
"Kenapa baru ada press release dua hari kemudian, setelah jenazah dibawa secara diam-diam ke kampung halaman kemudian diprotes keluarga," kata Tubagus kepada TribunJabar.id (grup SURYA.co.id), Selasa (12/7/2022) petang.
Baca juga: Polisi Belum Temukan Bukti Brigadir J Lecehkan Istri Ferdy Sambo di Kamar, 5 Saksi Sudah Diperiksa