Genap Berusia 50 Tahun, Petrokimia Gresik Siapkan Enam Strategi Ekspansi Bisnis

Petrokimia Gresik menyiapkan enam ekspansi bisnis sebagai upaya untuk menjaga sustainability perusahaan dan kemajuan pertanian.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: rahadian bagus priambodo
PT Petrokimia Gresik.
PT Petrokimia Gresik. Petrokimia Gresik menyiapkan enam ekspansi bisnis sebagai upaya untuk menjaga sustainability perusahaan dan kemajuan pertanian. 

SURYA.co.id|GRESIK - Petrokimia Gresik telah menyiapkan enam ekspansi bisnis sebagai upaya untuk menjaga sustainability perusahaan, kemajuan pertanian, serta memperkuat industri kimia nasional.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengungkapkan, capaian Petrokimia Gresik saat ini tidak dapat dilihat dari kinerja hari ini saja, tapi harus dilihat dari perjalanannya menaklukkan berbagai tantangan dari masa ke masa.

"Petrokimia Gresik yang pada awal berdirinya hanya memiliki pabrik Amoniak-Urea dan ZA, kini telah bertransformasi menjadi perusahaan Solusi Agroindustri yang memproduksi varian pupuk terlengkap di Indonesia, bahkan Asia Tenggara," kata Dwi disela perayaan HUT Petrokimia Gresik yang ke 50, Kamis (14/7/2022).

Meski demikian, pihaknya mengajak mereka tidak boleh berpuas diri. Karena tantangan dan perubahan adalah hal yang mutlak.

"Karena itu, Petrokimia Gresik membutuhkan inovasi dan transformasi yang luar biasa untuk memenangkan masa depan,” ujar Dwi Satriyo.

Dalam hal ini, Petrokimia Gresik telah menyiapkan sejumlah strategi untuk melakukan ekspansi bisnis tidak sebatas menjadi perusahaan solusi agroindustri saja, tetapi juga centra petrochemical industry di masa mendatang.

Hal ini sesuai dengan tema yang diusung dalam HUT tahun ini, yakni “Beyond Infinity”, yang dapat diartikan sebagai semangat untuk terus melampaui batas-batas yang ada.

Salah satu tantangan yang kini tengah dihadapi Petrokimia Gresik adalah dampak perang di kawasan Eropa yang mempengaruhi harga dan pasokan bahan baku pupuk di pasar global.

"Khususnya phosphate dan kalium yang merupakan bahan baku NPK dan tidak tersedia di tanah air," jelas Dwi.

Seperti diketahui, Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk majemuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton per tahun, sehingga membutuhkan pasokan kedua bahan baku tersebut dalam jumlah yang besar.

Sehingga, strategi pertama yang dicanangkan untuk menjaga pasokan NPK di Indonesia adalah dengan menjajaki pembangunan pabrik NPK di Yordania.

"Langkah strategis ini dilakukan bersama holding Pupuk Indonesia, untuk mendekatkan pabrik NPK Petrokimia Gresik dengan sumber bahan baku, sehingga diharapkan dapat mengefisienkan biaya produksinya," beber Dwi.

Selanjutnya, strategi kedua dan ketiga adalah peningkatan produktivitas NPK nasional dengan melakukan konversi pabrik, dari pabrik pupuk Fosfat menjadi pabrik NPK Phonska V, serta mempersiapkan pendirian pabrik baru NPK Phonska VI.

“Ketiga langkah strategis tersebut tidak hanya akan mengamankan produktivitas NPK nasional, tapi juga memperkuat posisi Petrokimia Gresik sebagai produsen NPK terbesar di Indonesia, bahkan Asia. Sehingga kesempatan untuk ekspansi pasar internasional semakin terbuka lebar, tentunya setelah memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri,” papar Dwi Satriyo.

Keempat, struktur bisnis perusahaan yang erat kaitannya dengan bahan baku gas juga menjadi perhatian Petrokimia Gresik, dimana perusahaan akan melakukan penjajakan untuk mendapatkan suplai gas baru dari Utara Pulau Jawa.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved