Berita Lumajang
Elpiji Non Subsidi Naik, Konsumen Beralih Beli Elpiji Melon
Sejak harganya naik, konsumen elpiji ukuran tabung 5 kg atau 12 kg di Kabupaten Lumajang mulai berkurang, sebaliknya konsumen elpiji subsidi 3 kg naik
Penulis: Tony Hermawan | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYA.CO.ID | LUMAJANG - Dampak kenaikan harga gas elpiji non subsidi sudah mulai terlihat. Sejak harganya naik, konsumen elpiji ukuran tabung 5 kilogram atau 12 kilogram di Kabupaten Lumajang mulai berkurang.
Banyak masyarakat mulai beralih membeli gas elpiji subsidi 3 kilogram.
Potret migrasi konsumen dibenarkan oleh Iva Veni, seorang distributor elpiji di kawasan Jalan PB Sudirman, Kelurahan Tompokersan, Lumajang.
Dalam seminggu terakhir, elpiji ukuran 3 kilogram selalu laku keras. Berapa pun stok yang ada di gudangnya selalu habis diborong agen-agen.
"Per hari bisa 4.000 tabung habis," kata Iva.
Larisnya elpiji 3 kilogram ditengarai karena tengah diborong kalangan usaha kelas menengah.
Mereka terpaksa menggunakan elpiji 3 kilogram agar tetap bisa mendapat untung.
Meskipun mereka sebenarnya tahu hal tersebut melanggar aturan. Sebab, elpiji 3 kilogram hanya diperuntukkan untuk masyarakat kalangan kelas bawah.
Erni salah seorang pengelola rumah makan di kawasan Kepuharjo, Lumajang mengamini hal tersebut.
Khususnya pengusaha kuliner kelas menengah terpaksa membeli elpiji subsidi lantaran demi mensiasati meroketnya harga bahan baku secara bersamaan.
Sebab, menurutnya, menaikkan harga makanan belum bisa dilakukan karena daya konsumtif masyarakat belum benar-benar pulih setelah dihantam pandemi.
"Kami sebenarnya tau kalau beli elpiji melon itu gak boleh. Tapi ya gimana lagi masak usaha harus rugi. Makannya kalau bisa pemerintah bisa kasih solusi stabilkan harga lagi biar ekonomi pengusaha-pengusaha bisa benar-benar pulih," pungkasnya.