Adu Tembak di Rumah Kadiv Propam
Ayah Brigadir J Ungkap WA dan Medsos Keluarga Diretas Usai Ungkap Kejanggalan Kematian Anaknya
Kematian Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J usai adu tembak dengan ajudan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo menyisakan kepedihan
Samuel berharap pihak kepolisian membuka bukti-bukti, apabila anaknya disebut melakukan kejahatan terhadap isteri Kadiv Propam.
Dia menilai anaknya itu sangat terampil, mudah menangkap pelajaran dan penurut.
Dalam konteks penembakan yang dilakukan anaknya sebanyak lima kali, tapi tembakannya meleset, Samuel mengaku kurang mempercayai informasi itu.
"Anak saya itu lebih tinggi dari lawannya (Barada E) Tidak mungkin tembakannya meleset, padahal jarak tembak dekat. Karena dia terbaik, makanya diminta mengawal petinggi Polri. Dua orang lawan seperti Prada E, bisa dihadapinya," kata Samuel.
Untuk itu, dia memohon kepada Kapolri, untuk memberikan keadilan dengan membuka rekaman CCTV dan mengembalikan handphone anaknya yang hilang dan membentuk TPF.
Perintah Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri menjalankan proses hukum dalam kasus baku tembak antaranggota Polri di kediaman Kadiv Prompam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi di sela-sela mengunjungi Pasar Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022).
“Ya, proses hukum harus dilakukan,” tegas Jokowi.
4 kejanggalan
Versi polisi, Brigpol Josua tewas ditembak karena diduga akan melakukan pelecehan seksual dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Yang jelas begini ya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).
Di sisi lain, keluarga Brigpol Josua justru mengungkap sejumlah kejanggalan di balik kematian sang anak.
Berikut kejanggalan-kejanggalannya:
1. Kondisi penembak dipertanyakan