Berita Surabaya

Penjualan Hewan Kurban di Surabaya Lesu Akibat PMK, Begini Upaya Pemkot Jamin Keamanan Ternak

Maraknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, ikut berimbas pada penjualan hewan kurban di Surabaya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Suasana salah satu tempat penjualan hewan kurban di Surabaya. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Maraknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, ikut berimbas pada penjualan hewan kurban di Surabaya.

Sejumlah pedagang hewan ternak menyebut, penjualan mengalami penurunan jelang Idul Adha 1443 Hijriah.

Di antaranya adalah pedagang di Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Seorang pedagang di kawasan Nginden Jangkungan, Sokip mengaku penjualannya berkurang sekitar 30 persen.

"Biasanya, bisa sampai 180-200 ekor. Sedangkan sekarang, baru sekitar 130 ekor (hingga H-2) lebaran," kata Sokip ketika ditemui di Surabaya, Jumat (8/7/2022).

Menyisakan dua hari menjelang Hari H lebaran, Sokip pun pesimis jumlah penjualannya bisa seperti tahun sebelumnya. "Semakin dekat Hari H, semakin sedikit yang beli," kata Sokip.

Selain jumlah penjualan yang relatif menurun, harga juga mengalami penyesuaian. Menurutnya, ada kenaikan sekitar 10 persen dibanding hari biasa. Pihaknya mengaku menjual ternak di kisaran Rp20-50 juta per ekor.

"Ada kenaikan meskipun tidak banyak. Mungkin sekitar 10 persen," ujarnya.

Sokip memperkirakan, penurunan omzet ini dikarenakan wabah PMK yang banyak menjangkiti hewan ternak di Jawa Timur.

"Virus PMK ditambah dengan kondisi ekonomi yang menurun seperti saat ini, membuat pembeli menurun," tutur Sokip.

Untuk menjamin hewan Kurban yang dijual aman, lanjut Sokip, pihaknya telah melengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal dan Surabaya.

"Persyaratan sudah lengkap," kata pria yang mengaku mendapat hewan ternak sapi dari Kediri ini.

Hal ini juga yang ia sampaikan kepada calon pembeli agar tak ragu membeli hewan.

"Ada beberapa pembeli yang bertanya soal ini (dokumen SKKH)," ungkapnya.

Petugas kesehatan dari kecamatan dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya telah mengunjungi tempatnya. Petugas memastikan bahwa hewan yang dijual aman dan sehat.

"Sapi kami mendapat vitamin. Alhamdulillah, dinyatakan hewan semua," kata pria yang mengaku sudah menjual sapi selama 10 tahun ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved