Berita Trenggalek

Stok Masih Kosong, Peternak di Trenggalek Beli Sendiri Obat PMK Hingga ke Blitar

Stok obat untuk mengurangi gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) di Dinas Peternakan Trenggalek masih kosong.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: irwan sy
SURYA.CO.ID/Aflahul Abidin
Ilustrasi, penyuntikan vaksin PMK terhadap hewan ternak sapi di wilayah Kabupaten Trenggalek. 

Berita Trenggalek

SURYA.co.id | TRENGGALEK - Stok obat untuk mengurangi gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) di Dinas Peternakan Trenggalek masih kosong.

Dampaknya, para peternak yang sapinya terpapar PMK harus membeli obat itu sendiri dengan uang pribadi.

Kasi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner Dinas Peternakan Trenggalek, Ririn Hari Setiani, mengakui hal itu.

Ia mengatakan stok obat telah kosong dalam beberapa waktu terakhir.

Sebenarnya, pihaknya telah mengusahakan untuk kembali membuka pengadaan obat, melalui dana belanja tidak terduga (BTT) yang nilai totalnya Rp 450 juta.

Namun hal itu batal terlaksana karena sistem informasi pembangunan daerah atau SIPD telah ditutup.

Alhasil, anggaran tersebut tidak bisa dicairkan.

Dinas peternakan juga telah mencoba untuk membeli obat berupa vitamin dan antibiotik itu ke toko-toko di daerah sekitar, termasuk hingga ke Blitar.

Namun, hasilnya nihil.

Toko-toko obat peternakan, kata dia, banyak yang kehabisan stok obat untuk mengurangi gejala PMK, termasuk antibiotik.

"Kami sudah memesan dari pabriknya langsung. Dan kemungkinan akan tiba di Kabupaten Trenggalek pertengahan Juli," kata Ririn.

Ririn juga mengonfimasi bahwa para peternak kini banyak yang mencari secara mandiri obat untuk sapinya yang terpapar PMK.

"Beli mandiri semuanya," sambungnya.

Di Trenggalek, lebih dari 1.000 sapi sudah terinveksi PMK. Puluhan di antaranya meninggal atau dijagal paksa karena kondisinya yang cukup parah.

"Kebanyakan yang terpapar PMK saat ini adalah sapi perah," kata dia.

Kemungkinan, tingkat kekebalan sapi-sapi perah lebih rendah.

Hal itu yang menyebabkan PMk lebih mudah penyebarannya pada sapi jenis itu. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved