Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

KASUS SUBANG TERKINI, Yosef Baru Tahu Yoris Ganti Nomor HP di Hari Pembunuhan, Beda Cerita Anaknya

Yosef Hidayah mengungkap fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.

Editor: Musahadah
Kolase Tribun Jabar
Saksi kasus subang, Yosef dan Yoris Raja Amanullah. Terbaru, Yosef mengungkap pengakuan berbeda dengan Yoris soal telpon di hari pembunuhan. 

Diakui Hastry, di kasus subang ini, penyidik sudah melakukan tes kesehatan, tes kebohongan dan tes kesehatan jiwa terhadap sejumlah saksi. Dan memang ada dugaan ke arah psikopat. 

Dokter Hastry menolak disebut penyelidikan kasus subang ini lemah karena menurutnya penyidik menginginkan hasil yang benar-benar ilmiah. 

Dia sendiri juga berjuang dengan caranya dan memang banyak hal-hal yang mentok. 

"Saya stres lho karena kasus subang ini , karena masyarkaat dan keluarga korban berharap ke saya. Saya belum memberikan yang terbaik. Tapi tugas saya sudah selesai. (meski) Selesainya belum terungkap," ujarnya. 

Hastry mengaku sampai sekarang terus memberikan masukan kepada pimpinan terkait kasus subang.

Dia pun meminta masyarakat untuk tidak berhenti berharap.  

"Jangan berhenti berharap, berdoa. Semoga kemudahan-kemudahan bisa turun sehingga bisa mengungkap kasus ini," tandasnya. 

Alat Bukti Ditemukan

Ahli forensik Dokter Hastry menyebut pelaku kasus subang psikopat. Luka di wajah korban Tuti Suhartini salah satu indikasinya.
Ahli forensik Dokter Hastry menyebut pelaku kasus subang psikopat. Luka di wajah korban Tuti Suhartini salah satu indikasinya. (kolase youtube Hastry Forensik/dok)

Sementara itu, penyelidikan kasus subang sudah mengungkap jenis alat yang dipakai untuk menghabisi nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.  

Temuan alat bukti ini didapat setelah tim forensik mencocokkan dengan luka yang diderita kedua korban kasus subang. 

Hal ini diungkapkan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti dalam video terbaru yang diunggah di channel youtube-nya, Selasa (28/6/2022). 

Dr Hastry adalah ahli forensik yang telah melakukan otopsi ulang terhadap jenazah kedua korban kasus Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu

Dikatakan dr Hastry, ketika dalam kasus ada dua otopsi, biasanya yang dipakai paling banyak adalah otopsi pertama.

Otopsi kedua hanya akan melengkapi dan memenuhi permintaan jaksa penuntut umum dan tim pembela terdakwa. 

 "Apakah cukup visum pertama atau butuh visum kedua. Kalau kurang, kita juga bisa dipanggil untuk memberikan keterangan ahli," katanya. 

Di kasus subang ini, dia sudah menyebutkan kriteria alatnya seperti apa dilihat dari kondisi lukanya. "Kalau dicocokkan cocok ya pakai visum saya," katanya. 

Disinggung apakah dia sudah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi Tuti dan Amel, dr Hastry membenarkan. 

"Saya tahu, tapi gak mau ngomong," ujarnya. 

Dokter Hastry beralasan statusnya yang seorang polisi mengharuskan mematuhi undang-undang. 

"Sesuai undang-undang yang berlaku, saya hanya bicara ke penyidik. Hasilnya kita serahkan ke penyidik," tegasnya. 

Lihat video selengkapnya

Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved