Surya Militer

HADIAH SPESIAL Jenderal Andika Perkasa untuk Prajurit yang Kena Tembak di Papua, Bisa Dekat Keluarga

Inilah hadiah spesial Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk dua prjaurit TNI yang kena tembak di Papua.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa saat menemui Prajurit yang Kena Tembak di Papua. Berikan hadiah spesial. 

SURYA.co.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberikan hadiah spesial untuk dua prajurit TNI yang kena tembak di Papua.

Mereka adalah Praka Zubaidi dan Serda Sudirno.

Hadiah yang diberikan adalah pemindahan tugas sesuai keinginan mereka.

Praka Zubaidi dan Serda Sudirno pun setelah sembuh bisa bertugas lebih dekat dengan keluarga.

Hal ini tampak dalam tayangan di channel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa baru-baru ini.

Dikutip Surya Militer dari tayangan tersebut, Jenderal Andika Perkasa membesuk kembali Praka Zubaidi dan Serda Sudirno yang menjadi korban luka tembak di Distrik Ilaga, Papua, setelah kedua prajurit tersebut menjalani perawatan intensif selama 14 hari.

"Prajurit Kepala Zubaidi dan Sersan Dua Sudirno tetap semangat demi kesembuhan agar dapat kembali lagi bertugas untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa Indonesia," kata Andika ketika mengunjungi kedua prajurit yang sedang menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Tak Salah Pilih Danpaspampres dari Perwira TNI AU, Ini Kata Pengamat Militer

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memeriksa kondisi kedua korban luka tembak setelah menjalani perawatan intensif dan pascaoperasi akibat luka tembak.

Andika juga meminta lokasi pemindahan sesuai dengan keinginan Zubaidi dan Sudirno, sebagaimana yang telah dia janjikan kepada kedua prajurit tersebut pada kunjungan sebelumnya.

"Sudah memutuskan mau pindah ke mana? Ke Sragen? Bisa. Yang penting hati-hati saja," kata Andika setelah mendengar permintaan dari Zubaidi terkait dengan lokasi penugasan yang dia inginkan.

Sementara itu, Sersan Dua Sudirno ingin pindah ke Tangerang agar lebih dekat dengan keluarganya.

Praka Zubaidi mengalami luka tembak di bagian wajah, tepatnya di hidung sebelah kanan dan menembus bibir atas sebelah kiri.

Setelah melalui operasi, Zubaidi mengaku sudah bisa melihat dan membaca teks melalui ponselnya.

"Perkembangan, dari segi hidung sudah bisa buat bernapas. Tinggal menunggu operasi pengambilan serpihan yang masih ada di mata saja. Secara umum sudah lebih baik," ucap Zubaidi.

Di sisi lain, Sersan Dua Sudirno mengalami luka tembak di bagian siku sebelah kanan dan sudah mulai pulih setelah menjalani operasi.

Saat ini Sudirno harus menjalani fisioterapi rutin agar lekas pulih dan dapat mengabdi kembali kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.

Berikut video selengkapnya:

Jenderal Andika Perkasa Blak-blakan

Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa memberikan keterangan terbarunya terkait penumpasan KKB Papua.

Jenderal Andika Perkasa membeberkan alasan mengapa penumpasan KKB Papua akan berlangsung jangka panjang.

Menurutnya, pola kerja TNI-Polri sama seperti Satgas Madago Raya di Poso.

"Posisi kita sama seperti di Sulawesi Tengah lewat pola satuan operasi, yang berjalan normal adalah operasi penegakan hukum, bekerjasama dengan Polri serta instansi lain," kata Andika usai meninjau pos skotis Satgas Madago Raya di Poso, melansir dari ANTARA.

Ia menjelaskan yang menjadi salah satu pengaruh operasi penumpasan KKB Papua akan berlangsung jangka panjang adalah penguasaan medan yang dominan oleh para kelompok KKB Papua.

Keterlibatan TNI sendiri dalam operasi itu, dikhususkan pada keamanan dan bersifat cukup terbatas sehingga pihaknya betul-betul bertindak dengan memperhatikan rambu-rambu operasi supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Kami menjaga pola operasi sesuai dengan rambu-rambu yang ada, untuk menjaga jangan sampai ada masalah baru ataupun masalah yang lebih besar lagi," ujar Andika.

Ia mengemukakan, terdapat dua kemiripan yang cukup menonjol antara operasi khusus penumpasan mujahidin Indonesia timur (MIT) di Poso dengan operasi khusus di Papua, yakni medan yang terbilang sulit.

"Variabelnya cukup banyak, dan tantangannya itu berbeda-beda, di Papua dan Poso hanya medan operasinya saja yang sulit," demikian Andika.

Diketahui, aksi kelompok kriminal bersenjata Papua (KKB Papua) kian brutal menyasar penduduk sipil. 

Terbaru, KKB Papua menembak mati sopir truk bernama Nober Palintin (31) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Rabu (11/5/222).

Pelaku diduga merupakan kelompok Buaya (B) di bawah komando KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

Pada 12 April 2022, KKB Papua juga menembak Anwar Sauki, warga sipil asal Sulawesi Selatan yang tinggal di Kabupaten Puncak.

Saat itu, kondisi Anwar Sauki hingga koma di rumah sakit. 

Dan, sebelumnya, Samsul Satto, seorang tukang ojek ditembak saat sedang minum kopi di depan rumah, Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (25/4/2022) siang.

Saat Samsul Sattu dan empat rekannya tengah duduk-duduk di depan rumah, tiba-tiba dua orang tak dikenal lewat di depan rumah langsung melepas tembakan ke arah dada korban. 

Korban tersungkur dan meninggal dunia di depan rumah sebelum dilarikan ke Puskesmas Ilaga.

Menyikapi aksi KKB Papua yang kian brutal, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan tegas mengatakan, TNI dapat menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Penegasan tersebut dikatakan Jenderal Andika saat ditemui di Markas Korem/142 Tatag Mamuju, Kamis (12/5/2022) siang.

"Saat ini tak ada pasukan tambahan yang diterjunkan, karena kami yakin yang ada di lapangan sudah bisa menangani persoalan tersebut," kata Jenderal Andika Perkasa.

Menurutnya, pasukan teritorial saat ini cukup dalam menangani teror yang dilakukan KKB tersebut, sehingga tak perlu ada tambahan pasukan.

Justru upaya ditempuh saat ini, langkah jangka panjang dalam meredam kelompok bersenjata itu. Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi hambatan dalam penangananya.

"Kami terus berupaya menangani kasus tersebut, dengan cara-cara kami yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," ungkap dia.

"Walaupun dari kelompok bersenjata tidak menunjukkkan nilai kemanusiaan, tapi kita tidak boleh terpancing," lanjutnya.

 Dikatakan langkah yang saat ini ditempuh ialah terus menangani kasus itu secara hukum dan prosedural.

Tentunya tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan atau hak asasi manusia yang dijunjung tinggi. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved