Berita Lamongan

Tak Lagi Berpenghuni, RS Khusus Covid-19 di Lamongan Akan Diambil Alih RSUD dr Soegiri

RS di jalan Kusuma Bangsa Lamongan kini kosong tak berpenghuni, lantaran tidak ada lagi pasien Covid-19.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/hanif manshuri
RS Khusus Covid-19 bantuan pusat di jalan Kusuma Bangsa, Kabupaten Lamongan, Rabu (29/6/2022) 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang mendapat rumah sakit khusus untuk merawat penderita Covid-19.

Namun, setelah pandemi covid-19 reda, rumah sakit atau ruang observasi dan isolasi di jalan Kusuma Bangsa Lamongan kini kosong tak berpenghuni, lantaran tidak ada lagi pasien Covid-19.

Kini, Rumah Sakit (RS) yang sempat diresmikan Kementerian PUPR dan BNPB itu pun tampak sepi, melompong.

Nantinya, RS yang terletak di Jalan Kusuma Bangsa, Beringin, Tumenggungan, dan berjarak 132 meter dari RS dr. Soegiri Lamongan ini akan dimanfaatkan untuk rumah sakit infeksi maupun penyakit lainnya.

"Akan dimanfaatkan RSUD dr Soegiri," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan, Moh. Nalikan saat dikonfirmasi SURYA.co.id, Rabu (29/6/2022).

Menurut Nalikan, rumah sakit Covid itu menjadi wewenang RSUD dr Soegiri. Dan harus dimanfaatkan, karena jenis gedung RS tipe C tersebut bersifat permanen.

"Nanti rencananya RS Covid ini akan diserahkan ke pihak RSUD dr Soegiri. Karena saat ini yang melakukan perawatan juga dari pihak RS tersebut, " kata Nalikan.

Namun untuk kepastiannya pihaknya masih menunggu pemerintah pusat, karena saat ini PPKM juga masih jalan. Terbukti ada muncul penderita Covid-19.

"Jadi kita nunggu keputusan pemerintah pusat," ungkapnya.

Untuk kepentingan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan untuk pemanfaatan RS lebih lanjut.

Ia menyebut, pemanfaatan itu dilakukan agar bangunan RS yang berada di lahan seluas 6.070 meter persegi ini tetap memiliki nilai guna.

"Nanti kita koordinasikan dengan Dinkes, nanti RS itu akan tetap dimanfaatkan sebagai rumah sakit yang menangani penyakit khusus seperti TBC dan penyakit lain yang perlu diwaspadai. Apalagi, RS ini juga sudah dibangun dengan biaya operasional yang tinggi," ungkapnya.

Ditambahkan, berdasarkan data resmi dari Dinkes Lamongan per tanggal 28 Juni 2022, diketahui saat ini hanya ada 2 pasien yang aktif Covid-19.

Meski begitu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mentaati protokol kesehatan.

Penderita Covid tinggal sampai hari ini tercatat ada 2 pasien, yakni warga dari Desa Wonokromo Kecamatan Tikung dan dari Kelurahan Sukorejo, Lamongan.

"Mari kita tetap waspada dan bersama kita putus mata rantai penyebaran Covid-19 ini," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, RS Covid ini memiliki daya tampung 82 pasien, dengan ruang perawatan yang terpisah bagi tiap pasiennya, serta terdiri dari 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.

Rumah sakit ini juga dibuat per blok, meliputi bangunan screening, bangunan karantina 1, bangunan karantina 2, bangunan isolasi, bangunan satelit, serta powerhouse.

Untuk bangunan karantina 1 itu meliputi 25 tempat tidur observasi, ruang tindakan, ruang dokter dan mobile x-ray.

Lalu bangunan karantina 2, terdiri dari 50 tempat tidur observasi, ruang tindakan, dan ruang dokter.

Sementara untuk bangunan isolasinya, terdiri dari tujuh tempat tidur, ruang dokter dan perawat.

Sedangkan bangunan satelitnya terdiri dari ruang sterilisasi, gizi, laundry, alat medis kotor dan farmasi.

Pembangunan rumah sakit ini dilakukan berdasarkan permintaan Bupati Lamongan Fadeli yang disetujui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Kala itu, Lamongan belum memiliki rumah sakit standar untuk penanganan para pasien Covid-19.

Mengingat, Lamongan adalah salah satu kota/kabupaten di Jawa Timur dengan angka penularan Covid-19 tertinggi.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved