Cacar Monyet
Apa Itu Cacar Monyet? 3.200 Orang Tertular dan 1 Meninggal, Penularan dari Hubungan Sesama Jenis
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus langka dari hewan, yakni monyet.
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus langka dari hewan, yakni monyet.
Salah satu penularan cacar monyet kepada manusia bisa melalui hubungan sesama jenis, khususnya pria.
Dalam enam pekan terakhir, World Healtd Organization (WHO) melaporkan sekitar 3.200 kasus cacar monyet dengan satu kematian.
Kementerin Kesehatan telah mengeluarkan imbauan terkait virus cacar monyet yang juga tengah menjadi perhatian dunia.
Virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara non endemik seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa wilayah di Eropa.
Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dr Dominicus Husada dr DTM&H MCTM(TP) SpA(K) mengungkapkan penyakit cacar monyet memiliki banyak kemiripan dengan saudaranya yaitu cacar pada manusia.
Tanda utamanya adalah terdapat bintik berisi nanah atau cairan di banyak tempat pada tubuh, terutama anggota gerak.
“Jika tidak muncul bintik, kecurigaan ke arah cacar monyet praktis rendah. Berbeda dengan cacar manusia yang selalu meninggalkan bekas atau menyebabkan kematian, cacar monyet relatif ringan. Jarang sekali yang memberat atau membuat kematian,” paparnya saat diwawancarai SURYA.co.id pada 31 Mei 2022.

Terkait penularan, Dominicus menjelaskan bahwa kontak erat antar manusia menjadi medium penularan virus.
Cairan yang mengandung virus masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka, mata, mulut, atau saluran pernapasan.
Di Barat, salah satu faktor pendorong penularan virus ini adalah hubungan seks sesama jenis.
“Berbagai penyakit yang baru dikenal manusia beberapa tahun belakangan ini hampir semuanya berasal dari hewan, tapi sekarang pindah ke manusia. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola hidup manusia, interaksi dengan hutan dan seisinya, serta global warming,” jelas dosen asal FK Unair itu.
Biasanya, virus cacar monyet menyerang orang dewasa, tetapi bisa juga menyerang anak-anak.
Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika sehingga dapat dibilang mereka mengalami wabah virus cacar monyet hampir setiap tahun baik di tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas.
“Saat ini, vaksin virus cacar monyet sudah tersedia di beberapa negara maju. Vaksin yang digunakan adalah vaksin untuk cacar manusia yang juga efektif untuk cacar monyet. Beberapa negara seperti USA mempunyai stok vaksin ini, tapi Indonesia tidak punya,” ujar Dominicus.
Lebih lanjut, ia berkata jika ada orang yang dicurigai menderita cacar monyet, maka sebaiknya jangan berdekatan karena dengan kontak erat itulah penularan dapat terjadi.
Jika tidak berdekatan dengan penderita, maka risiko tertular boleh dikatakan tidak ada.
Dikutip dari Kompas.com, dibandingkan cacar lainnya, gejala cacar monyet disebut lebih ringan, dikutip dari Washington Post.
Setelah masa inkubasi selama satu sampai dua minggu, penyakit ini biasanya menunjukkan gejala demam, nyeri otot, kelelahan dan gejala mirip flu lainnya.
Tidak seperti cacar lainnya, cacar monyet juga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
Dalam beberapa hari setelah demam, pasien mengalami ruam, seringkali dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Kondisi tersebut kemudian tumbuh menjadi pustula berisi cairan yang membentuk keropeng.
Apabila terbentuk pada mata, maka dapat menyebabkan kebutaan.
Menurut WHO, cacar monyet biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu.
Kematian lebih tinggi di antara anak-anak dan dewasa muda, sementara orang-orang yang sistem kekebalannya terganggu sangat berisiko terkena penyakit parah.
Berbeda dari Covid-19, cacar monyet tidak mudah menyebar di antara manusia.
Kontak dengan virus dari hewan, manusia atau benda yang terkontaminasi adalah jalur utama.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau selaput lendir di mata, hidung atau mulut.
Penularan dari satu orang ke orang lain diperkirakan terjadi melalui partikel pernapasan selama kontak tatap muka langsung dan berkepanjangan.
Namun, penularan dapat juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, bahan lesi, dan melalui kontak tidak langsung dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi.
Untuk mencegahnya, bisa dilakukan dengan disinfektan rumah tangga biasa.
Ada beberapa rantai penularan dari manusia ke manusia, termasuk dalam jaringan seksual yang terjadi di negara-negara yang sebelumnya tidak ada cacar monyet.
Meskipun bisa menginfeksi siapa pun, kebanyakan kasus terjadi pada pria.
Di daerah endemik Afrika, diperkirakan terkait dengan praktik berburu.
Sementara dalam wabah saat ini, sebagian besar individu adalah pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis, orang dengan banyak pasangan seksual, dan orang yang melakukan seks tanpa kondom.
Baca berita lainnya di Google News SURYA.co.id
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gejala dan Cara Penularan Cacar Monyet yang Menginfeksi Ribuan Orang"