KKB Papua

Biodata Benny Wenda Pentolan KKB Papua yang Menuding Indonesia Diam-diam Telah Membom Papua Barat

Berikut Biodata Benny Wenda, Pentolan KKB Papua yang Menuding Indonesia Diam-diam Telah Membom Papua Barat.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Twitter @Benny Wenda
Benny Wenda, pentolan KKB Papua yang Menuding Indonesia Diam-diam Telah Membom Papua Barat. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Salah satu pentolan KKB Papua, Benny Wenda, dikabarkan bertemu dengan Parlemen Inggris.

Tujuan pertemuan tersebut tak lain untuk membicarakan terkait kasus HAM di Papua.

Bahkan, Ketua ULMWP itu menuding Indonesia telah diam-diam membom Papua Barat.

Profil dan biodata Benny Wenda juga bisa dilihat di artikel ini.

Benny Wenda bersama Parliamentarians for West Papua (IPWP) mengadakan pertemuan di Parlemen Inggris pada tanggal 14 Juni 2022.

Menurut informasi yang disampaikan Benny Wenda melalui website ULMWP, IPWP menegaskan kembali seruan terpadu mereka untuk kunjungan ke West Papua oleh PBB Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet.

Seperti dilansir dari Tribun Pekanbaru dalam artikel 'Benny Wenda Bertemu Parlemen Inggris, Serukan Kunjungan PBB ke Papua Barat'.

Pertemuan dipandu oleh Ketua IPWP Alex Sobel MP dan melihat pidato yang mendukung kunjungan PBB oleh Sobel, Pernando Barrena (MEP dari Negara Basque), Jen Robinson (Pengacara HAM dan salah satu pendiri International Lawyers for West Papua), Carles Puigdemont (MEP dan mantan Presiden Pemerintah Catalonia) dan Presiden Sementara ULMWP Benny Wenda.

Selain menyerukan kunjungan PBB, Sobel juga memberikan update tentang kemajuan IPWP, menyusul sejumlah pertemuan yang sukses dalam beberapa bulan terakhir.

Mr Barrena berbicara tentang kemajuan IPWP telah dibuat di Parlemen Spanyol.

Robinson membahas ilegalitas pendudukan Indonesia di bawah hukum internasional dan menguraikan dasar hukum untuk referendum kemerdekaan.

Presiden Puigdemont, menelepon dari jarak jauh dari Brussel, berbicara tentang kriminalisasi protes di Papua Barat dan kebutuhan untuk membebaskan Victor Yeimo.

Presiden Sementara Wenda membahas keadaan hak asasi manusia yang mengerikan di Papua Barat, dan pengungkapan baru-baru ini bahwa Indonesia diam-diam membom Papua Barat dengan amunisi Eropa.

Para pembicara juga mendesak UE untuk menghentikan kesepakatan perdagangannya dengan Indonesia sampai mereka menyambut baik penyelidikan PBB.

Lantas, seperti apa profil dan biodata Benny Wenda?

Tokoh separatis Papua, Benny Wenda, yang kini berada di Oxford, Inggris.
Tokoh separatis Papua, Benny Wenda, yang kini berada di Oxford, Inggris. (Reuters/Tom Miles via BBC Indonesia)

Benny Wenda adalah petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang lahir di Lembah Baliem tepat pada HUT Republik Indonesia 1974.

Wenda kemudian menjadi antipati dengan pemerintah Indonesia setelah dirinya mengklaim jika ada serangan udara yang membuat keluarganya menjadi korban.

Dirinya juga mengklaim akibat serangan udara itu kakinya putus satu.

Maka setelah rezim Soeharto tumbang, Wenda lantas angkat senjata meminta papua merdeka walaupun keluarganya sendiri memilih bergabung dengan NKRI

Ia melakukan lobi-lobi kepada pemerintahan Indonesia.

Pada pemerintahan Megawati, usaha lobi Wenda sebenarnya berhasil yakni menjadikan papua sebagai daerah otonomi khusus.

Namun apa lacur, Wenda masih kurang puas dan menuntut lagi kemerdekaan papua.

Aparat keamanan Indonesia tak bisa lagi mentolerir lagi Wenda ditangkap karena ia mengacaukan keamanan pada tahun 2001.

6 Juni 2002, Wenda kemudian ditahan di Jayapura.

Dirinya kemudian berhasil kabur dari penjara pada 27 Oktober 2002.

Dibantu simpatisan OPM, Wenda diselundupkan ke Papua Nugini yang lantas ia ngacir ke Inggris bersama LSM Eropa setelah mendapat suaka politik.

Sampai saat ini Wenda hidup aman, nyaman di bawah perlindungan dan pengawasan negeri Ratu Elizabeth II.

Di Inggris ia hanya bisa menyuarakan kemerdekaan Papua lewat media massa dan media sosial.

Sedangkan anak buahnya harus keluar masuk rimba, tidur di hutan, kekurangan makanan dan  harus menyabung nyawa berperang dengan aparat keamanan Indonesia.

Saat ini Benny Wenda tinggal di Oxford, Inggris.

Benny bahkan mendapat penghargaan dari Dewan Kota Oxford.

Pemerintah Indonesia tentu mengecam pemberian penghargaan kepada Benny.

Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Dewan Kota Oxford tak memahami rekam jejak Benny yang terlibat dalam permasalahan separatisme di Papua.

Padahal, pemerintah menyatakan, saat ini Papua telah mengalami kemajuan di bidang pembangunan.

Dalam wawancara kepada Majalah Tempo, Benny Wenda mengaku telah mengeluarkan surat edaran yang berisi instruksi agar rakyat Papua tak mengikuti upacara kemerdekaan.

Akan tetapi, Benny menyatakan bahwa aksi demonstrasi yang kemudian disertai kerusuhan di Papua dan Papua Barat dianggap sebagai spontanitas masyarakat di sana.

"Saya memang mengeluarkan surat edaran beberapa pekan sebelum selebrasi kemerdekaan Indonesia. Isinya menyerukan kepada rakyat Papua supaya tidak ikut upacara," ucap Benny.

"Tapi aksi di Surabaya yang merembet ke Papua itu spontanitas saja. Rakyat Papua yang bergerak," ujar dia.

Kepada Majalah Tempo, Benny juga mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo soal Papua yang masih menggunakan pendekatan militer.

Dia memuji presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang melakukan pendekatan kemanusiaan.

Cara yang dilakukan Gus Dur antara lain mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua dan membolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora selama bersanding dengan bendera Merah Putih.

"Hanya Gus Dur yang berani membela Papua. Dia juga menyebutkan Bintang Kejora sebagai lambang budaya kami," ujar Benny Wenda.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved