Berita Tuban

Mahasiswa Tuban Demo Setahun Kepemimpinan Lindra-Riyadi, Aksi Dikawal Ketat Polisi

Para memperingati satu tahun kepemimpinan Aditya Halindra Faridzky-Riyadi di Kabupaten Tuban dengan menggelar aksi unjuk rasa.

Penulis: M. Sudarsono | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/M Sudarsono
Aksi PMII Tuban dalam memperingati setahun kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupat Riyadi. 

SURYA.CO.ID, TUBAN - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban memperingati satu tahun kepemimpinan Aditya Halindra Faridzky-Riyadi.

Para aktivis mahasiswa tersebut menyoroti kebijakan yang diambil Bupati Lindra dan wakilnya, Riyadi sejak dilantik pada 20 juni 2021.

Di halaman kantor Pemkab Tuban, para mahasiswa yang berunjuk rasa membawa sejumlah catatan.

"Kami dari PC PMII Tuban menemukan banyaknya pasukan retail yang berkuasa, sehingga UMKM serta pasar tradisional mengalami keresahan dalam daya saing dagang. Ini tidak sesuai dengan misi bupati mengenai one village one product (satu desa satu produk, red)," kata Ketua Umum PC PMII Tuban, Khoirukum Mimmu'aini dalam orasinya di depan kantor Pemkab Tuban, Kamis (16/6/2022) 

Ia membeber sejumlah persoalan lain, banyaknya industrialisasi yang ada di Kabupaten Tuban tidak berbanding lurus dengan penyerapan lapangan pekerjaan.

Skor pendidikan keagamaan tidak menjadi prioritas untuk perolehan beasiswa dalam tataran pendidikan dasar (SD) dan pendidikan tingkat pertama (SMP), padahal pendidikan agama dan moral adalah hal yang mendasar untuk anak-anak didik dalam tataran pendidikan.

Penyerapan anggaran pendidikan kurang maksimal, sehingga mengalami silpa hampir 700 juta, yang semestinya bisa di manfaatkan untuk kebutuhan potensi SDM pendidikan.

Belum ada kejelasan mengenai legalitas yang berwenang dalam demosi 30 ASN, sehingga memunculkan asumsi liar di tengah masyarakat.

Penerapan mengenai undang-undang kemendagri direndahkan, sehingga KASN turun di Tuban.

Perbaikan jalan belum merata, masih banyak jalan PU Kabupaten Tuban yang perlu segera di eksekusi sesuai tagline bupati (Mbangun deso noto kutho).

Edukasi mengenai kesehatan belum maksimal, sehingga perilaku hidup sehat di masyarakat terutama dalam hal penempatan maupun pemanfaatan sampah begitu kecil.

Keprihatinan lansia dalam pelayanan kesehatan menjadi keresahan bagi masyarakat, karena belum ada petugas kesehatan khusus lansia di pelosok desa.

"Ada sembilan temuan dari kami yang harus diselesaikan bupati. Mana bupati, tidak berani keluar," teriak mahasiswa lantang.

Namun sayang, aksi mahasiswa untuk bertemu Bupati Lindra pupus. Pasalnya Bupati Lindra disebut sedang ada kegiatan di luar dan aksi mahasiswa hanya ditemui perwakilan Pemkab Tuban.

Aksi tersebut juga mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved