Berita Gresik

Warga Gresik 'Nikahi' Domba, Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jatim Desak Penegak Hukum Segera Bertindak

Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jatim, Agus Junaidi Hamzah, mengatakan pernikahan manusia dengan domba betina tersebut tidak ada alasan yang masuk akal.

Penulis: Sugiyono | Editor: irwan sy
surya/sugiyono
Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur Agus Junaidi Hamzah 

Berita Gresik

SURYA.co.id | GRESIK - Viralnya pernikahan warga Gresik dengan domba betina di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng menuai kritik dari tokoh masyarakat tokoh agama, Rabu (7/6/2022). 

Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jatim, Agus Junaidi Hamzah, mengatakan kegiatan pernikahan manusia dengan seekor domba betina tersebut tidak ada alasan yang masuk akal, bahkan masyarakat dibuat resah dengan rangkaian pernikahan secara islami. 

 "Kami mendesak  tokoh agama, tokoh masyarakat untuk turun menyelesaikan masalah yang meresahkan warga, karena ini masalah sensitif yang menggunakan simbol- simbol agama. Aparat hukum juga segera bergerak membendung keresahan masyarakat," kata Agus yang juga Ketua Lakpesdam PCNU Gresik

Lebih lanjut Agus menambahkan, dari kegiatan pernikahan yang tidak wajar tersebut, diharapkan jangan sampai masyarakat akan menghakimi sendiri tanpa petunjuk dari tokoh agama dan tokoh masyarakat yang lainya. 

Menurut Agus, lembaga yang menaungi tentang ketentraman masyarakat harus segera merespon secara cepat untuk memanggil dan klarifikasi. 

"Dan harus sangsi tegas. Supaya masyarakat menjadi tenang dan tentram," imbuh Agus. 

Pernikahan manusia dan domba itu sama sekali tidak mencerminkan Gresik sebagai kota santri dan kota wali dan melecehkan ajaran Islam untuk merusak citra Gresik.

"Ritual ya ritual, masalahnya mereka, pakai simpul agama ini yang sudah tidak bisa dibenarkan dan harus ada tindakan hukum, siapapun yang terlibat harus diproses sesuai aturan penistaan agama," imbuhnya. 

Agus yang juga Alumni Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menegaskan, kasus pernikahan manusia dengan seekor domba betina sudah meresahkan masyarakat, membuat gaduh dan menimbulkan perpecahan, sehingga bila tidak ada penyelesaian hukum serta jika dibiarkan akan menjadi keresahan sosial berkepanjangan. 

"Kami meminta semua tokoh agama dan pemerintah Gresik untuk serius menangangi kasus ini, agar mendorong adanya kepastian hukum terhadap pelaku pernikahan manusia dan kambing betina," katanya. 

Diketahui, di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng pada Minggu (5/6/2022) diadakan pernikahan antara lelaki  warga Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, menikah dengan seekor domba betina yang disimboliskan sebagai anak dari Sri Kinasih dengan diberi nama Sri Rahayu bin Bejo.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved