Berita Lumajang
Harga Cabai Rawit di Lumajang Semakin Meroket, Kini Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Banyak pedagang di Lumajang berharap Dinas Perdagangan turun tangan mengatasi harga cabai yang telah meroket.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Panen raya cabai bersamaan dengan kondisi cuaca ekstrem membuat banyak petani gagal meraup keuntungan maksimal. Sebab air hujan telah membuat kualitas cabai menjadi buruk. Walhasil, stok cabai di pasar-pasar sering kosong.
Kondisi itu membuat harga cabai di pasar-pasar wilayah Lumajang semakin terasa pedas. Salah satunya di Pasar Baru Lumajang, harga cabai rawit telah menembus Rp 100 ribu per kilogram, padahal seminggu lalu berkisar Rp 75 ribu per kilogram.
Cabai rawit hijau dan cabai teropong merah juga mengalami kenaian harga. Dua jenis cabai itu sekarang menjadi Rp 60 ribu per kilogram, seminggu lalu masih berkisar Rp 40 ribu per kilogram.
Sidi salah seorang pedagang mengatakan, kenaikan cabai terjadi sejak seminggu terakhir. Hal ini membuatnya kewalahan menjual cabai. Bumbu dapur ini sekarang kurang diminati pembeli karena harganya terlalu tinggi.
"Laku, cuma gak selaris sebelum harga naik," keluh dia, Rabu (8/6/2022).
Hal sama juga diutarakan Huda salah seorang pedagang lain. Meroketnya harga cabai, membuat pembeli tak seramai seperti biasanya. Paling-paling konsumen yang konsisten membeli dari kalangan pedagang warung makan.
"Itu pun juga berkurang. Kalau biasanya beli 3 kiloan, sekarang cuma 1 kilo," ujarnya.
Banyak pedagang berharap Dinas Perdagangan turun tangan mengatasi harga cabai yang telah meroket. Terutama mencari solusi masalah yang dihadapi petani agar cabai bisa kembali stabil.