Berita Gresik
Polisi Terus Dalami Peredaran Elpiji Oplosan di Kabupaten Gresik
Satreskrim Polres Gresik terus mendalami kasus beredarnya elpiji oplosan di Gresik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, GRESIK - Satreskrim Polres Gresik terus mendalami kasus beredarnya elpiji oplosan di Gresik. Elpiji oplosan buatan tersangka Krishna Adji Bimantoro (21) di Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik itu sudah beredar sejak awal tahun 2022.
"Saat ini masih melakukan kami lakukan pendalaman, dikhawatirkan tidak hanya satu, kami selalu lakukan upaya preventif agar kegiatan ini tidak terulang kembali," kata Kasatreskrim Polres Gresik, Iptu Wahyu Rizki Saputro, Rabu (1/6/2022).
Sebanyak 4 tabung elpiji 3 kilogram dioplos ke satu tabung elpiji 12 kilogram warna merah muda. Tersangka menggunakan alat untuk mengoplos.
"Untungnya Rp 86 ribu satu tabung 12 kilogram. Dalam sehari 20 tabung terjual. Keuntungan mencapai Rp 1,7 juta per hari," ucap Wahyu.
Tersangka menjual elpiji 12 kilogram dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Tersangka juga mengantar elpiji oplosan itu ke warung-warung menggunakan mobil Daihatsu Zebra.
Tersangka memulai aksinya sejak awal tahun 2022, tepatnya bulan Januari. Bulan Mei, Satreskrim Polres Gresik membongkar bisnis elpiji oplosan ini.
Wahyu mengatakan, usai mendapatkan informasi adanya kegiatan mencurigakan di rumah kontrakan. Tim opsnal melakukan pendalaman dengan menyamar sebagai membeli. Saat diamankan, tersangka sedang mengoplos 80 tabung elpiji subsidi 3 kilogram ke dalam 20 tabung elpiji 12 kilogram.
"Oplosnya menggunakan alat. Puluhan tabung elpiji oplosan, alatnya dan mobil kami amankan sebagai barang bukti," terangnya.
Polisi mengamankan barang bukti 20 tabung elpiji 12 kg warna pink, 80 tabung elpiji 3 kg warna hijau, delapan regulator, 100 segel elpiji, empat sendok pengait, empat botol merk WD40, satu unit mobil Daihatsu Zebra tahun 1987 L 1884 XW beserta STNK, empat keran air, delapan keranjang dan delapan selang.
Tersangka melanggar Pasal 55 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi.