Berita Tulungagung
Antisipasi Penutupan Jembatan Jeli-Ngadi Tulungagung, Warga Bangun 2 Jembatan Penolong dari Bambu
Rencananya proyek pembangunan Jembatan Ngadi Kabupaten Tulungagung akan berlangsung selama 6-8 bulan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Warga Desa Jeli, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung dan Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri bahu-membahu membangun jembatan penolong.
Jembatan ini dibangun untuk mengantisipasi jembatan utama yang akan dibongkar.
Jembatan Ngadi atau Jembatan Jeli di perbatasan kedua kabupaten rencananya akan dibangun jembatan permanen.
Jembatan ini sudah ambruk sejak Februari 2017, dan saat ini haru dipasang jembatan bailey.
Jika jembatan ini dibongkar, maka warga harus memutar jauh lebih dari 7 kilometer.
"Tujuan kami membantu masyarakat supaya tidak harus memutar, jadi dibuatkan jalur yang cepat dan nyaman," ujar Karminto (46), salah satu warga Desa Jeli.
Untuk membangun jembatan penolong ini, warga menghabiskan dana lebih dari Rp 30 juta.
Dana swadaya ini antara lain untuk sewa scaffolding penyangga jembatan, membeli kayu, bambu, pengerasan jalan dan konsumsi selama pengerjaan.
Selain itu warga juga menyewa lahan yang dipakai untuk jalan tembus.
Selain itu juga membayar kompensasi, karena jalan ini harus menjebol bangunan gudang milik Pangin, warga Desa Jeli.
"Lahannya kami sewa juga, gudangnya uang dilewati juga begitu. Jadi modalnya memang besar," sambung Karminto.
Mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan, Karminto dan kawan-kawan berharap warga pengguna jembatan mau menyisihkan donasinya.
Nantinya akan akan penjaga selama 24 jam, dan kotak amal yang disiapkan.
Diharapkan selama jembatan ini dioperasikan, modal yang dikeluarkan bisa tertutup donasi.
"Selama jembatan utama dibongkar, jembatan alternatif ini akan beroperasi 24 jam. Kalau bisa jangan sampai tidak ngasih (donasi), karena modalnya juga besar," ucap Karminto berkelakar.
Jembatan yang tengah dibangun ini ada di timur jembatan utama.
Jembatan penolong ini dikhususkan untuk pemotor dari arah Kediri ke Tulungagung.
Sedangkan pemotor yang dari arah Tulungagung ke Kediri juga dibangunkan jembatan penolong, letaknya di sebelah barat jembatan utama.
"Jadi biar tidak sistem buka tutup. Satu Jembatan khusus untuk satu arah saja, biar lalu lintas bisa lancar," tegas Karminto.
Kendaran yang bisa lewat maksimal adalah roda tiga ukuran kecil.
Jembatan penolong sebelah barat sudah siap digunakan, sedangkan di sisi timur akan siap dua hari lagi.
Setelah siap baru akan dilaporkan ke Polsek dan Koramil, untuk dicek kelayakannya.
Rencananya proyek pembangunan Jembatan Ngadi akan berlangsung selama 6-8 bulan.
Selama itu pula jembatan penolong buatan Karminto dan kawan-kawan akan beroperasi.
Karminto yakin, selama beroperasi donasi dari warga yang lewat bisa menutup modal pembangunan.
"Kami yakin 6 bulan saja sudah bisa menutup modalnya. Selebihnya bisa dimanfaatkan untuk operasional," ungkapnya.
Khusus untuk mobil, harus lewat di jalur utama Tulungagung-Kediri di Jalan Raya Ngantru.
Atau jika tidak bisa memanfaatkan jalur alternatif jalur Ngadi-Ngetrep belok ke kiri ke Tulungrejo, lalu tembus Jeli.
Namun jalur ini tidak terlalu lebar dan menanjak.
"Kalau tidak terbiasa, rawan kecelakaan karena menanjak dan berbelok tajam. Bisa terperosok ke kiri-kanan jalan," pungkas Karminto.
Jembatan Ngadi yang ada di jalur Tulungagung-Kediri sebelah barat ambruk pada Februari 2017.
Jembatan ini terkatung-katung karena tidak kunjung dibangun.
Namun Juni 2022 jembatan ini rencananya mulai dibangun Pemkab Kediri.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA