Berita Surabaya

DPRD Surabaya Dorong Pengentasan 150.000 Pengangguran, AH Thony: Ini Masalah Urgent

DPRD Kota Surabaya bertekad mengentaskan pengangguran di kota ini secara bertahap.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
sugiharto/surya.co.id
Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - DPRD Kota Surabaya bertekad mengentaskan pengangguran di kota ini secara bertahap.

Harus diambil langkah taktis, tepat guna, dan berkelanjutan untuk mengentaskan pengangguran yang kini mencapai 152.000 orang.

Meskipun jumlah angka pengangguran dari data Badan Pusat Statistik (BPS) ini sekarang terus menurun.

Namun, Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony tetap mendorong agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan semua pihak untuk bersama-sama mengatasi masalah ini.

"Tidak bisa sendiri. Harus diupayakan bersama untuk mengentaskan pengangguran. Harus berkelanjutan, menyeluruh, dan tidak parsial," kata AH Thony, Kamis (26/5/2022).

Dalam hitungan BPS, angka pengangguran terbuka di Surabaya saat ini sebanyak 152.200 jiwa atau sekitar 9,79 persen dari penduduk angkatan kerja.

Penduduk angkaten kerja di kota ini mencapai 1,5 juta jiwa.

AH Thony memberikan perhatian khusus atas problem kota tersebut.

Kader Partai Gerindra ini akan terus concern, bagaimana mengatasi problem pengangguran tersebut, terutama bagaimana mengonversikan program Pemkot Surabaya dalam pengentasan pengangguran.

"Pengangguran adalah masalah kita semua. Masalah bersama dan harus dikeroyok untuk dicarikan solusi bersama. Pihak ketiga, pemilik usaha, swasta, dan semua ikut memecahkan problem pengangguran kota," tandas Wakil Ketua DPRD ini. 

Dalam setiap momen, politisi Gerindra alumnus FISIP UGM ini selalu berusaha memikirkan dan mencarikan solusi atas problem pengangguran kota, termasuk saat menggelar reses, dengan menemui warga Gunung Anyar dan Wonocolo.

Dalam pertemuan itu, AH Thony juga menyampaikan persoalan pengangguran.

Situasi ini menamhah antusias warga untuk mengikutinya.

Apalagi problem klasik itu juga dialami warga di dua kecamatan tersebut. 

Selama ini Pemkot Surabaya mengklaim telah menyiapkan sejumlah skema kebijakan untuk mengatasi pengangguran, mulai dengan program job fair daring yang terprogram di tahun 2022 hingga proyek padat karya. 

Job Fair diharapkan bisa memperbesar akses pencari kerja dengan dunia usaha dan dunia industri.

Tidak berhenti di situ, Pemkot juga secara masif melakukan pelatihan digital marketing untuk pelaku UMKM dan sertifikasi keahlian bagi warga Surabaya.

AH Thony mempunyai sikap khusus atas program Pemkot tersebut.

Menurut pria asli Bojonegoro ini, upaya yang dilakukan Pemkot memang baik.

Namun sebagian besar masyarakat mengaku belum merasakan dampaknya secara langsung. 

Sebab, upaya tersebut dinilai putus di tengah jalan, tidak berkelanjutan.

Akibatnya, masih banyak masyarakat yang kesulitan mencari kerja atau kesulitan mendapatkan peluang usaha, meski sudah mengikuti pelatihan dan sertifikasi keahlian.

Prioritaskan Warga Surabaya
Permasalahan pengangguran di Kota Surabaya, menurut AH Thony, adalah yang paling urgent untuk ditangani.

Dampak sosial bagi warga yang menganggur akan luas. Juga dampak terhadap keluarga.

Dia mengajak semua pihak untuk terus mendalami kendala-kendala sehingga upaya pengentasan pengangguran secara bertahap bisa terlaksana.

Momentum kebangkitan pascapandemi covid-19, banyak usaha dan ekonomi terus bergerak.

Ini tentu bisa menjadi momentum untuk memangkas angka pengangguran.

”Jumlah 150.000 pengangguran adalah jumlah yang tidak sedikit. Saya mengajak semua pihak terlibat dalam upaya pengentasan pengangguran. Hotel, perusahaan, dan pusat-pusat ekonomi harus menggandeng warga Surabaya. Prioritaskan mereka," tandas Thony. 

Dia memastikan bahwa pengentasan pengangguran akan mudah jika dilakukan bersama-sama.

Menurut Thony, dari banyak pengangguran tersebut ada yang berorientasi untuk mentas menjadi pengusaha, dalam arti secara berkelompok. 

Artinya ada yang menyiapkan bahan baku, ada yang memroses, dan yang memasarkan produk.

Ini akan menjadi lingkaran sosial untuk usaha berkelanjutan.

"Banyak warga Surabaya berjualan pentol atau jualan makanan lainnnya. Bahan bisa disediakan, ada yang memasarkan, dan pangsa pasarnya jelas," kata Thony.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved