Berita Madiun

Diolah Dari Limbah Kayu Jati dan Dijual di Emperan, Miniatur Truk Djumari Jadi Ikon Kabupaten Madiun

Sekarang memotong, menghaluskan, merakit lalu mengecat miniatur truk sudah menjadi pekerjaan sehari-hari Djumari

surya/sofyan arif candra sakti
Djumari (68), warga Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun memanfaatkan limbah kayu jati untuk diolah menjadi kerajinan miniatur truk. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Untuk orang kreatif, apa pun bisa diwujudkan asalkan segera memulainya. Begitu pula dengan yang diawali Djumari (68), hobinya mengolah limbah kayu dan kaleng menjadi miniatur truk, ternyata kemudian membuka ladang rezeki untuk perekonomiannya.

Dari ketekunan tangan warga Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun itu, limbah kayu dan kaleng bekas mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ia telah menghasilkan ratusan unit dan jenis miniatur kendaraaan, terutama truk sejak memulainya pada 1985 silam.

Sekarang memotong, menghaluskan, merakit lalu mengecat miniatur truk sudah menjadi pekerjaan sehari-hari Djumari. Dan tidak memakai media sosial (medsos) seperti kebanyakan manusia zaman sekarang, Djumari cukup 'ngantor' di depan toko kelontong untuk menjajakan miniatur truk karyanya.

Meski berbentuk truk sederhana, namun miniatur ini digandrungi di Madiun. Terbukti dalam sebulan, rata-rata omzet pekerjaan sampingan Djumari ini bisa mencapai Rp 3 juta. Kalau sedang ramai, ia bisa menjual 5 hingga 10 unit miniatur truk hanya dalam sehari.

"Harganya untuk truk kecil Rp 100.000, kalau ada lampu dan tutup di bak belakang jadi Rp 150.000. Lalu miniatur truk yang paling besar ukuran 80 x 28 x 25 cm harganya Rp 350.000," kata Djumari saat ditemui SURYA, Senin (16/5/2022).

Jangan salah, meski miniatur namun truk-truk itu cukup kuat dinaiki. Uminiatur truk yang paling besar bisa dinaiki oleh anak-anak berumur 6 tahun.

Pesanan miniatur truk karya Djumari kebanyakan datang dari Kabupaten Madiun di sekitarnya, baik itu pedagang grosir maupun eceran. Namun tidak jarang jika ada yang sedang bepergian ke luar kota, sempat membawa oleh-oleh miniatur truk ala Djumari.

Seperti saat momen Idul Fitri 2022 lalu, banyak miniatur truk Djumari yang terjual karena ada pemudik yang membawanya untuk oleh-oleh ke pulau seberang. Diakui atau tidak, populernya miniatur buatan Djumari telah menjadi salah satu ikon kerajinan di Kabupaten Madiun.

 "Alhamdulillah kemarin pas Idul Fitri laris. Selama 7 hari bisa terjual 50 unit. Ada yang beli satu lalu ada anak-anak lain yang melihat, jadi ingin beli juga," terang Djumari.

Djumari menceritakan, awalnya ia menjadi perajin miniatur truk pada tahun 1985 karena memang senang melihat truk. Karena itu ia berinisiatif membuat mainan truk dari bahan-bahan bekas. "Saya membuatnya sendiri, ternyata ada tetangga minta dibuatkan terus dibeli. Setelah itu saya bikin terus," tuturnya.

Saat awal-awal merintis usahanya, Djumari tidak hanya membuat miniatur truk tetapi juga kendaraan lain seperti bus, dan jenis-jenis mobil lainnya. Namun karena tahun-tahun ini yang sedang ngetrend adalah truk oleng, maka ia fokus untuk membuat miniatur truk oleng.

"Bahan-bahannya kombinasi antara limbah kayu jati yang saya dapat perusahan kayu jati, lalu seng dari kaleng roti bekas, kawat, paku, dan lainnya," jelasnya.

Proses pembuatannya cukup panjang. Setelah memilah limbah, Djumari akan memotongnya sesuai ukuran, lalu dihaluskan dengan cara dipasrah, dirakit, dan terakhir finishing dengan mengecat dengan warna sesuai selera.

"Kesulitannya cuma kalau hujan pembuatannya jadi agak lama, karena proses pengeringan cat masih manual, dijemur," jelas Djumari.

Dan dalam kreativitasnya yang tiada henti itu, Djumari pun menemukan kemandiriannya. "Kalau pemasaran Alhamdulillah lancar, pesanan datang terus dari Madiun, Ponorogo dan sekitarnya," tambahnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved