Berita Lumajang
Pedagang Merana di Tengah Keramaian Pasar Hewan Lumajang, PMK Bikin Pembeli Takut Datang
Menurut Darsuni, merosotnya pembeli terlihat dari karcis retribusi yang biasanya disertakan dalam transaksi jual beli sapi
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak terutama sapi di beberapa daerah, menjadi pukulan berat bagi para pedagang sapi. Kondisi itu bisa dilihat di Pasar Patok Lumajang yang merupakan pusat penjualan ternak, Jumat (13/5/2022), di mana hampir tidak ada pembeli yang datang.
Sejak ada larangan membeli sapi dari daerah yang berstatus darurat PMK, animo pembeli memang menurun. Jumat (13/5/2022) yang seharusnya menjadi hari pasaran di Lumajang, ternyata tidak sesuai harapan.
Justru pasar hewan menjadi ajang untuk berjemur sapi-sapi di sana. Meski kondisi pasar ramai namun transaksi jual-beli tidak terjadi. Pantauan di lokasi, aktivitas Pasar Patok mulai ramai sejak pukul 13.00 WIB.
Banyak pedagang kaget karena jajaran Forkopimda dan dokter hewan mendatangi pasar. Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan sapi-sapi secara teliti. Tampak juga petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke sudut-sudut pasar. Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penularan PMK.
Darsuni, Pengawas Pasar Patok Lumajang mengatakan, Pasar Patok merupakan tempat tujuan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang bisnis sapi. Setiap hari pasaran ini selalu ramai didatangi pembeli dari luar kota-kota besar.
Namun wabah PMK yang saat ini sudah menyebar luas membuat pembeli waswas membeli sapi. Menurutnya, meski pasar terlihat ramai namun sebenarnya sepi pembeli.
"Pasarnya sekarang cuma ramai pedagang. Pembeli dari luar kota sepertinya takut datang, mungkin mereka juga khawatir kalau beli sapi dari sini akan kena penyekatan di daerahnya," kata Darsuni.
Menurut Darsuni, merosotnya pembeli terlihat dari karcis retribusi yang biasanya disertakan dalam transaksi jual beli sapi. Sebelum PMK mewabah, satu hari pasaran biasanya sapi yang terjual bisa mencapai 200 ekor lebih. Hari ini, karcis retribusi yang keluar berkurang hampir 50 persen.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar mengatakan, penularan PMK sudah sangat darurat. Jumlah sapi yang terpapar sudah mencapai 420 ekor.
Karena itu, pihaknya memperketat lalu lintas perdagangan sapi. Artinya sapi dari luar kota dilarang masuk Lumajang, dan sapi dari Lumajang tidak bisa dijual ke luar daerah. "Sesuai ketentuan Kementrian Pertanian, sapi-sapi yang sakit harus dikarantina," kata Indah.
Indah menambahkan,untuk mengembalikan perdagangan sapi, pihaknya kini terus berjuang memutus rantai penularan PMK. Melalui Dinas Pertanian, pihaknya mendistribusikan antibiotik dan vitamin sapi ke desa-desa.
Termasuk, menerjunkan petugas Puskeswan agar selalu telaten mendampingi masyarakat untuk menyembuhkan sapi dari PMK. ****