Berita Kota Surabaya

Sampah di Surabaya Naik 200 Ton Saat Lebaran, Didominasi Sisa Makanan Hingga Plastik Sekali Pakai

Wawan Some mengungkapkan, bahwa gejala kenaikan sampah di Surabaya saat Lebaran bukan hanya terjadi tahun ini saja

surya/bobby constantine koloway
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meresmikan Citraland Fresh Market Bebas Kantong Plastik, Minggu (9/1/2022). 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Jumlah sampah di Surabaya meningkat sepekan sebelum sampai saat Lebaran lalu. Peningkatannya bahkan sempat mencapai 200 ton per hari yang didominasi sampah plastik sekali pakai.

"Kalau di hari biasa, sampah yang masuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo di angka 1.600 ton per hari. Saat jelang Lebaran lalu ada kenaikan sekitar 200 ton," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Selasa (10/5/2022).

Agus mengakui, kenaikan volume sampah itu sampai membuat petugas bahkan sempat kewalahan. "Tukang geledek (pengangkut sampah) yang biasa ambil 2 hari sekali, saat Ramadhan bisa ambil setiap hari," kata Agus.

Dari total sampah yang masuk tersebut, sebagian lantas diolah menjadi kompos. "Sebenarnya, kami sudah lakukan antisipasi termasuk lewat sosialisasi untuk pengurangan produksi sampah, terutama lewat diet kantong plastik," kata Agus.

Pemerhati lingkungan dari Komunitas Nol Sampah, Wawan Some mengungkapkan, bahwa gejala kenaikan sampah di Surabaya saat Lebaran bukan hanya terjadi tahun ini saja. Tahun sebelumya, ada gejala yang sama.

"Beberapa penelitian memang menyebutkan ada peningkatan. Dan memang umumnya, Lebaran ada kenaikan 10 persen," kata Wawan kepada SURYA saat dikonfirmasi terpisah.

Menurutnya, peningkatan sampah tersebut disebabkan tingkat konsumsi masyarakat yang juga naik. "Dari peningkatan ini, sampah yang paling banyak memang sisa makanan dan plastik sekali pakai untuk alat makan," jelas Wawan.

Pada saat Ramadhan dan Lebaran, lebih banyak makanan yang diproduksi. Terutama untuk tujuan hantaran. Makanan yang tidak habis menyebabkan sisa makanan.

Hal ini diperparah pergeseran pola hidup masyarakat yang lebih banyak menggunakan alat makan berbahan plastik sekali pakai. "Data penelitian ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), sampah plastik mencapai 14 persen dari total sampah pada 2017. Namun pada 2020 naik menjadi 22 persen," katanya.

Dari total sampah plastik tersebut, sekitar 23 persen adalah tas kresek dan 18 persen sampah alat makan. "Sedangkan kalau fakta di Surabaya, 52 persen sampah adalah sampah sisa makanan," katanya.

Tingginya sampah makanan dan sampah plastik ini berbahaya. Salah satu dampaknya, meningkatkan penyebab pemanasan global. "Sekalipun mudah terurai, tumpukan sampah sisa makanan mengakibatkan munculnya gas metan. Sebab proses fermentasi terjadi sangat cepat," jelas Wawan.

"Gas metan ini berbahaya terhadap pemanasan global. Kontribusi sampah terhadap gas rumah kaca cukup tinggi bisa sampai 18 persen," ungkapnya.

Oleh karenanya, pihaknya berharap ada kolaborasi bersama antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus memiliki kesadaran tinggi untuk mengurangi sampah. Sedangkan pemerintah memberikan intervensi lewat regulasi yang mengikat.

"Soal ini, belum ada yang serius khususnya soal pengurangan sampah makanan. Kalau terkait pengurangan sampah plastik, sudah ada 76 kabupaten/kota dan dua provinsi yang memiliki regulasi ini. Tinggal eksekusinya," tegas Wawan.

Menurutnya, masa Ramadhan dan Lebaran bukan satu-satunya momen meningkatnya volume sampah. Selain itu, ada bulan yang mana banyak hajatan hingga libur sekolah. "Pada Bulan Besar (Dzulhijah) dan liburan sekolah biasanya ada pernikahan dan khitanan. Kalau melihat tahun sebelumnya, ada potensi kenaikan (sampah)," ia memperkirakan.

Apalagi masyarakat kini beralih menggunakan alat makan sekali pakai karena dinilai praktis. "Ini yang harus diwaspadai dan diantisipasi," tutupnya. ****

Data Sampah di Surabaya
Hari Biasa : 1.600 ton per hari
Ramadhan - Lebaran : 1.800 ton per hari
Sampah Plastik: 22 Persen (data 2020)
Sisa Makanan: 52 Persen

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved