Berita Lamongan

Kecepatan Penularan Lebih Cepat, Wabah PMK Jangkiti 153 Sapi di Lamongan; Ada Yang Disembelih Paksa

"Sementara yang mati terdata ada sebanyak 4 ekor sapi dan yang dipotong paksa ada 2 ekor," kata Wahyudi, Selasa (10/5/2022)

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meninjau peternakan sapi milik H Supar di Desa Soko Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, Minggu (8/5/2022). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Langkah untuk menangani penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Lamongan sudah dimulai, tetapi kecepatan penyebaran penyakit hewan itu ternyata lebih cepat. Dari sebelumnya sebanyak 102 ekor sapi yang terjangkit, kemudian menjadi 140 ekor dan malah kini bertambah lagi menjadi 153 sapi.

Data yang didapatkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, Selasa (10/5/2022), penularan pada 153 sapi itu tersebar di 36 peternakan di 13 desa di 5 kecamatan.

Kepala Disnakeswan Lamongan, Mochammad Wahyudi yang dikonfirmasi SURYA mengatakan, data terbaru menunjukkan, dari 266 ekor populasi sapi di Lamongan, ada 153 yang terjangkit PMK. Yang berarti ada penambahan 13 ekor sapi terhitung sejak Minggu (8/5/2022).

"Sementara yang mati terdata ada sebanyak 4 ekor sapi dan yang dipotong paksa ada 2 ekor," kata Wahyudi, Selasa (10/5/2022).

Ditambahkan, PMK penularannya cukup cepat karena virus ini terbawa angin atau airborne. Sedang umumnya dalam satu kandang di peternakan ada puluhan ekor sapi. Di mana tempat makan dan minumnya menjadi satu sehingga memudahkan transmisi PMK.

Sedangkan untuk mengisolasi masing-masing sapi yang terjangkit PMK, tentu membutuhkan biaya ekstra. Jadi yang bisa dilakukan untuk menekan biaya adalah dengan menjaga kebersihan kandang dengan penyemprotan disinfektan setiap dua hari sekali.

Sementara pemberian suntikan analgesik, antibiotik dan vitamin juga tetap dilakukan. Menurutnya, dari hasil laboratorium belum diketahui apa jenis virus yang mengakibatkan PMK karena masih diteliti.

"Yang terpenting penyakitnya hanya menular antar hewan dan tidak ke manusia. PMK ini juga bisa disembuhkan dan dagingnya aman dikonsumsi tetapi dalam proses penyembelihan, pemeriksaannya harus lebih ketat," tegas Wahyudi.

Disnakeswan Lamongan, menurut Wahyudi, juga telah membuka hotline khusus yang dibuka untuk membuka pengaduan dari peternak di Lamongan terkait wabah PMK ini. Wahyudi meminta peternak untuk melapor ke hotline kalau ada jika menemukan hewan ternak mereka memiliki ciri-ciri terkena PMK.

Ciri-cirinya adalah sapi mengalami luka seperti sariawan pada mulut, lidah, gusi dan air liur berlebihan, mengalami kepincangan lalu luka pada kuku kaki, sering berbaring dan demam tinggi. "Apabila ditemukan hewan ternak dengan ciri-ciri demikian itu, segera laporkan ke Hotline Disnakeswan Lamongan di nomor 081216768517," ungkap Wahyudi.

Seperti diketahui, wabah PMK hewan ternak melanda empat kabupaten di Jatim di mana salah satunya adalah Lamongan. Pelacakan dan pengujian telah dilakukan oleh tim Disnakeswan Lamongan. Selain Lamongan, PMK terdeteksi terjadi di sektor peternakan di Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto.

Selain itu juga telah dilakukan edukasi pada peternak agar ternak yang sakit tidak dijual, melakukan pengobatan simtomatik dan supportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.

"Pasar hewan juga ditutup sementara untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi. Mencegah masuknya ternak baru dan keluarnya ternak yang sakit. Saya harap masyarakat (peternak dan pedagang) tetap tenang dan tidak panic selling (jual murah). Insya Allah semua akan baik-baik saja," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved