Berita Surabaya

Pemerintah Ajukan 4 Warisan Budaya Takbenda ke Unesco, Seniman Minta Reog Ponorogo Jadi Prioritas

Tim pengusul Reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO menegaskan, bahwa seluruh persyaratan telah lengkap.

surya.co.id/bobby kolloway
Tim pengusul Reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO bersama Seniman menggelar aksi unjuk budaya di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Senin (25/4/2022). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah rencananya akan mengajukan empat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible cultural heritage (ICH) Unesco tahun ini. Diharapkan, reog menjadi prioritas.

Pengajuan ini rencananya akan dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Selain reog, ada tenun Indonesia, jamu, dan tempe yang masuk dalam usulan ini.

Tim pengusul Reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO menegaskan, bahwa seluruh persyaratan telah lengkap.

Baca juga: Deklarasi Seniman Trenggalek Dukung Reog Ponorogo Dibanjiri Ratusan Penonton

Apalagi, seni Reog Ponorogo telah lebih dahulu ditetapkan sebagai WBTb Indonesia dibanding lainnya.

"Reog Ponorogo ditetapkan sebagai WBTb Indonesia sejak 2013. Sedangkan tempe Jateng baru ditetapkan pada 2017, begitu halnya jamu yang baru pada 2019," kata Anggota Tim Pengusul Reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO Hamy Wahjunianto, Selasa (26/4/2022).

Selain sejarah penetapan sebagai WBTb Indonesia ini, Hamy menyebut sejumlah hal teknis lain yang membuat Reog sebagai prioritas.

Masing-masing tersebut sesuai dengan yang disyaratkan Unesco.

Seperti halnya usulan yang harusnya dilakukan oleh komunitas (bukan oleh korporasi), Perpres, hingga penilaian tim asesor.

"Reog Ponorogo laik dipriortaskan untuk diusulkan sebagai nominator tunggal ICH UNESCO daripada jamu," tegas Hamy.

Baca juga: Ratusan Seniman Pentaskan Reog Ponorogo, Tuntut Pemerintah Segera Daftarkan ke UNESCO

Bukan hanya soal hal teknis, Hamy juga menyebut pengakuan dari dunia akan sekaligus menjaga eksistensi Reog. Yang mana, Reog Ponorogo saat ini bisa terancam punah.

Penyebabnya bermacam. Mulai dari generasi muda yang lebih tertarik belajar seni tari modern, terbatasnya ruang ekspresi selama pandemi Covid-19, pegiat Reog Ponorogo yang beralih ke pekerjaan lain, hingga kesulitan bahan baku untuk perlengkapan.

"Salah satu desakan kami mengusulkan Seni Pertunjukan Reog Ponorogo pada Siklus 2023 karena kondisinya terancam punah. Penyebabnya, beberapa hal," tegasnya.

Pemerintah provinsi harus ikut ambil bagian untuk ikut mendesak pemerintah pusat memprioritaskan hal ini.

Untuk itu, pihaknya bersama beberapa kelompok Seniman lainnya ikut menggelar aksi di Gedung DPRD Jatim, Senin (25/4/2022).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved