Mahasiswa Kedokteran UB Dibunuh
FAKTA TERBARU Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB, Isi Chat Bikin Meradang Hingga Modus Oleh-Oleh
Berikut Fakta terbaru pembunuhan mahasiswa kedokteran UB, isi chat bikin pelaku meradang hingga modus pancing korban.
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, - Berikut Fakta terbaru pembunuhan mahasiswa kedokteran UB, isi chat bikin pelaku meradang hingga modus pancing korban.
Seperti diketahui, seorang mahasiswa kedokteran UB, Bagus Prasetya Lazuardi harus meregang nyawa di tangan Ziath Ibrahim Bal Biyd (37) yang tak lain adalah ayah tiri pacarnya, TS.
Bagus dicekik dan kepala dibungkus kresek. Dada Bagus ditindih tubuh pelaku hingga kesulitan bernafas
Hal itu terbongkar dari hasil otopsi yang dilakukan pihak RS Bhayangkara Gempol terhadap jasad korban.
Baru-baru ini, terkuat alasan Ziath meradang pada Bagus.

Ziath mengungkapkan ada isi chat atau pesan yang membuatnya meradang.
Terungkap juga bagaimana modus yang digunakan oleh Ziath untuk memancing korban agar mau menemuinya.
Berikut fakta terbaru kasus pembunuhan mahasiswa kedokteran UB.
Isi Chat Bikin Meradang
Rupanya, Ziath geram dengan korban karena pernah melakukan pelecehan seksual melalui percakapan pesan kepada anak tirinya, TS.
Oleh karena itu, Ziath mengaku, berniat menegur perlakuan korban terhadap anak tirinya itu.
Namun, cara-cara menegur yang dilakukan oleh dirinya terhadap korban terlalu berlebihan, hingga menyebabkan korban tewas.
"Saya berlebihan. Karena ada chat pelecehan seksual," ujar Ziath yang telah memakai pakaian tahanan berwarna oranye itu di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).

Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono tidak menampik adanya alasan yang melatarbelakangi perbuatan tersangka hingga menewaskan korban.
Namun, berdasarkan catatan hasil penyidikan terhadap tersangka.
Tersangka, ungkap Lintar, diduga merasa dongkol karena mengetahui adanya beberapa percakapan berbasiskan aplikasi antara korban dan anak tirinya, yang dianggap terlalu seronok.
"Kalau melakukan pelecehan sih enggak. Ya karena dia dongkol membaca chat sesaat sebelum membunuh. 'Endi gon HP-mu nontok, ternyata kamu sama anakku pernah lakukan ini'. Ya kayak orang pacaran," ujar Lintar.
Di tambah lagi, lanjut Lintar, tersangka sempat mendapati adanya perubahan sikap pada TS sang anak tiri.
Perubahan sikap TS tersebut, dianggapnya mengganggu hubungan tersangka dengan anak tirinya.
"Sebelumnya dia pernah cerita kalau ada perubahan sikap," pungkas mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.
Modus Beri Oleh-Oleh
Terungkap modus pembunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya), Ziath Ibrahim Bal Biyd (37) yakni memberi oleh-oleh korban, Bagus Prasetya Lazuardi agar mau datang menemuinya.
Ziath tahu, calon menantunya itu mau pulang ke Tulungagung. Karena itu, sebagai pancingan, dia ingin memberi oleh-oleh kepada keluarga Bagus.
Ziath mengetahui rencana Bagus hendak pulang ke Tulungagung karena sebelumnya korban memberitahukannya.
Setelah mengirimkan pesan singkat ke korban, Ziath keluar dari rumah mengendarai motor Yamaha Mio warna biru miliknya.
Dia menuju ke rumah temannya berinisial YP. Tujuannya untuk menitipkan sepeda motornya sebelum menemui korban.
Kemudian, Ziath bersama Bagus naik mobil Kijang Innova dengan niat awal mencari tempat tongkrongan seperti warung kopi (Warkop).
Kemudian, kedua memacu mobil menuju ke sebuah Perumahan Bumi Mondoroko Raya, Singosari, Kabupaten Malang.
Setibanya di sana, tersangka terlibat cekcok dengan korban. Ia menuding korban melakukan pelecehan seksual terhadap anak tirinya inisial TS melalui aplikasi percakapan.
Di situlah, tersangka mulai kalap menghabisi korban dengan membekap kepalanya menggunakan kantung kresek, kemudian menindih bagian dadanya, saat masih duduk di kursi jok penumpang samping kiri kursi sopir.
"Eksekusi di Malang. Di pinggir jalan. Sendirian. Pertama diajak keluar untuk nongkrong, lalu mencari tempat, lalu dieksekusi," ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardono, Selasa (18/4/2022).
Berdasarkan catatan hasil penyidikan kepolisian, Bagus Prasetya dieksekusi sekitar pukul 22.00 WIB, pada Kamis (7/4/2022).
Sebelum dieksekusi, tersangka sempat menghubungi korban untuk mengajak bertemu.