Mahasiswa Kedokteran UB Dibunuh
ISI CHAT Ini Bikin Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB Cemburu Buta dan Fakta Baru Sosok Ziath Ibrahim
Cemburu buta usai baca chat Bagus Prasetya Lazuardi dengan anak tirinya diduga penyebab Ziath Ibrahim Bal Biyd tega bunuh mahasiswa kedoteran UB.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | SURABAYA - Cemburu buta usai membaca chat Bagus Prasetya Lazuardi dengan anak tirinya berinisial TS diduga penyebab Ziath Ibrahim Bal Biyd tega bunuh mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya).
Apalagi, sejak berpacaran dengan Bagus, diduga ada perubahan di diri TS. TS tak lagi cipika cipiki dengan pembunuh mahasiswa kedokteran UB tersebut.
Bahkan, menurut keterangan dari seorang teman pelaku yang juga menjadi saksi kasus pembunuhan tersebut, Ziath berencana menikahi anak tirinya.
Hanya saja, keinginan Ziath tersebut dilarang oleh temannya. Temannya itu mengungkapkan, keinginan Ziath itu disampaikan sekitar 3 bulan lalu.
Kini, terungkap sudah semua siasat licik Ziath kepada Bagus sebelum membunuh korbannya,
Anda juga akan mendapatkan informasi lain terkait fakta baru kehidupan dan pekerjaan sosok Ziath Ibrahim Bal Biyd.
Seperti diketahui, nyawa Bagus hilang di tangan Ziath sekaligus ayah tiri pacarnya berinisial TS ketika dicekik dan kepala dibungkus kresek.
Sementara dada Bagus ditindih tubuh pelaku hingga kesulitan bernafas. Hal itu terbongkar dari hasil otopsi yang dilakukan pihak RS Bhayangkara Gempol terhadap jasad korban.
Baca juga: Pacar dan Ibu TS Syok Keluarga Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB Diperiksa Polda Jatim dan Bungkam
Kini, setelah anggota Polda Jatim menangkap Ziath, semua jadi terang benderang, termasuk menjelang nyawa anak dokter kandungan terkenal di Tulungagung, dr Tutit Lazuardi itu dihabisi.
Trik licik Ziath sebelum membunuh terlebih dahulu mengajak Bagus untuk ngopi lalu jalan-jalan sebelum akhirnya menghabisinya di sebuah gudang kosong.

Ungkap isi chat
Rupanya, Ziath geram dengan korban karena pernah melakukan pelecehan seksual melalui percakapan pesan kepada anak tirinya, TS.
Oleh karena itu, Ziath mengaku, berniat menegur perlakuan korban terhadap anak tirinya itu.
Namun, cara-cara menegur yang dilakukan oleh dirinya terhadap korban terlalu berlebihan, hingga menyebabkan korban tewas.
"Saya berlebihan. Karena ada chat pelecehan seksual," ujar Ziath yang telah memakai pakaian tahanan berwarna oranye itu di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono tidak menampik adanya alasan yang melatarbelakangi perbuatan tersangka hingga menewaskan korban.
Baca juga: AKAN NIKAHI ANAK TIRI Pengakuan Ziath Ibrahim Bal Biyd dan Tega Bunuh Mahasiswa Kedokteran UB
Namun, berdasarkan catatan hasil penyidikan terhadap tersangka.
Tersangka, ungkap Lintar, diduga merasa dongkol karena mengetahui adanya beberapa percakapan berbasiskan aplikasi antara korban dan anak tirinya, yang dianggap terlalu seronok.
"Kalau melakukan pelecehan sih enggak. Ya karena dia dongkol membaca chat sesaat sebelum membunuh. 'Endi gon HP-mu nontok, ternyata kamu sama anakku pernah lakukan ini'. Ya kayak orang pacaran," ujar Lintar.
Di tambah lagi, lanjut Lintar, tersangka sempat mendapati adanya perubahan sikap pada TS sang anak tiri.
Perubahan sikap TS tersebut, dianggapnya mengganggu hubungan tersangka dengan anak tirinya.
"Sebelumnya dia pernah cerita kalau ada perubahan sikap," pungkas mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.

Mencintai anak tiri
Motif asmara menjadi penyebab Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) nekat membunuh mahasiswa kedokteran kampus terkemuka di Malang, Bagus Prasetya Lazuardi (25).
Korban yang merupakan warga Tulungagung itu, merupakan kekasih dari anak tiri tersangka, berinisial TS.
Berdasarkan keterangan hasil pemeriksaan oleh kepolisian terhadap tersangka. Tersangka memilik perasaan suka atau kasmaran terhadap TS, anak tirinya sendiri.
Baca juga: Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB Cemburu Usai Baca Chat Bagus Prasetya Lazuardi dengan Anak Tirinya
Temuan informasi tersebut, disampaikan oleh salah seorang saksi yang sudah diperiksa oleh penyidik Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Perasaan suka dan sayang itu telah muncul sejak kurun waktu 3-4 tahun lalu. Namun, tersangka baru mengungkapkan informasi tersebut ke pada temannya itu, sekitar empat bulan lalu.
"Iya (suka anak tirinya). Dia menyampaikan kepada salah seorang saksi, sekitar 3-4 bulan," ujar Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono, di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Bahkan, saking kuatnya perasaan tersebut. Tersangka sempat memiliki keinginan untuk menikahi TS, anak tirinya sendiri.
Namun, lanjut Lintar, keinginan tersangka itu sempat diurungkan setelah mendapat teguran dari temannya, atau dalam konteks penyidikan kasus ini, sebagai saksi.
"Ada keinginan menikahi putrinya sendiri. Tapi sama saksi dilarang," ungkap mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.
Meskipun tersangka memiliki perasaan suka terhadap anak tirinya itu.
Baca juga: SIASAT LICIK Ziath Sebelum Bunuh Mahasiswa Kedokteran UB, Cinta Pacar Korban Gara-gara Cipika-Cipiki
Ternyata, hal itu sama sekali tidak diketahui oleh sang anak tiri atau TS. Dan TS nyatanya tidak memiliki perasaan yang sama, seperti yang dirasakan tersangka.
"(Perilaku senonoh tersangka ke TS) Enggak ada. (Sebatas suka dan nge-fans) iya. (Anak tiri mencintai juga) enggak," pungkasnya.

Takziah ke rumah duka
Guna menutupi perbuatannya, Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) tersangka pembunuhan mahasiswa kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang, Bagus Prasetya Lazuardi (25), sempat bertakziah ke rumah korban, pada Rabu (13/4/2022).
Hal itu dilakukan pria kelahiran Malang itu, sehari pascajenazah korban ditemukan warga tergeletak membusuk di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, Selasa (12/4/2022).
Tersangka sengaja bertakziah bersama istrinya ke rumah korban dan bertemu kedua orangtua korban, bermaksud menghindari kecurigaan dari banyak pihak.
Mulai dari pihak keluarga korban, termasuk pihak aparat yang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Biar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan tersangka itu seolah-olah tidak melakukan, bukan dia," ujar Kanit III Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro, pada awak media di Mapolda Jatim, Senin (18/4/2022).
Dan, siasat tersangka itu, terbilang berhasil mengelabui pihak keluarga.
Kedua orangtua korban, sama sekali tidak menaruh rasa kecurigaan terhadap gelagat tersangka selama bertakziah.
Baca juga: UPDATE Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB: Kebiasaan TS & Ayah Tiri Berujung Tragis, Keluarga Syok
"Dari keluarga korban, tidak menaruh curiga kepada tersangka," jelasnya.
Kendati demikian, ungkap Biantoro, tersangka tetap merasa menyesal melakukan perbuatan nekat yang berujung hingga hilangnya korban
"Pengakuan, alibinya menyesal. Tapi dalam hati," pungkasnya.
Sementara itu, Kasubdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono membenarkan, tersangka sempat bertakziah ke kediaman korban, sehari pascajenazah korban ditemukan.
Namun, kurun waktu, tiga pascajenazah teridentifikasi, pihaknya berhasil menangkap tersangka yang saat itu bersembunyi di dalam rumahnya, yakni Jumat (15/4/2022).
"Benar. Tanggal 13 (April 2022). Karena kita tangkap kurun waktu 3x24 jam. Mayat ditemukan dan tiga hari kemudian, baru kami tangkap," ungkap mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.
Fakta baru sosok Ziath Ibrahim Bal Biyd

Ziath Ibrahim Bal Biyd (38) tersangka pembunuhan mahasiswa kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang, Bagus Prasetya Lazuardi (25), selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap atau serabutan.
Kanit III Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro mengungkapkan, tersangka selama ini dikenal berprofesi sebagai ojek online (Ojol).
Namun, ia tidak mengetahui pasti, berapa lama pria berambut nyaris plontos itu, menekuni profesi tersebut.
Baca juga: Sebelum Dibuang, Jasad Mahasiswa Kedokteran UB Sempat Disimpan Semalam, Begini Kronologi Lengkapnya
"Dia profesi ojol," ujar mantan Kabag Ops Polres Sidoarjo itu, saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (19/4/2022).
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono mengungkapkan, tersangka tidak terlalu lama menekuni profesi tersebut.
Bahkan, tersangka juga tidak bisa dikatakan rajin untuk mengaktivasi aplikasi layanan orderan kustomer, atau biasa disebut 'on bid'.
"Dia ojol, tapi enggak jelas. Tidak aktif dia. Serabutan," pungkas mantan Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim itu.
Sebelumnya, sosok Ziath, pembunuh mahasiswa kedokteran di Malang itu, dikenal oleh para tetangganya, sebagai pribadi yang tertutup.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang warga Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, yang tinggal di dekat rumah Ziath, bernama Agus.
"Dia itu (Ziath) biasa dikenal warga dengan nama panggilan Han. Orangnya tidak mau kumpul sama tetangga," ujar Agus saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, Minggu (17/4/2022).
Bahkan, lanjut Agus, Ziath terbilang sebagai warga yang jarang atau tidak pernah bertegur sapa dengan tetangga di sekitar permukimannya.
"Enggak pernah semrawung (akrab) sama tetangga. Orangnya tertutup," pungkasnya.
Jasad Bagus ditemukan
Sekadar diketahui, Bagus Prasetya Lazuardi merupakan seorang mahasiswa aktif yang berkuliah di jurusan kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang.
Saat ditemukan pertama kali oleh para saksi dan penyidik kepolisian, di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, pada Selasa (12/4/2022).
Mayat dokter muda ini, ditemukan dalam keadaan kondisi kulit tubuh berubah warna menjadi menghitam.
Kemudian, terdapat beberapa bercak darah yang telah kering membekas di tangan kirinya.
Saat diidentifikasi oleh Tim Inafis Polres Pasuruan, diduga kuat, korban tewas karena dibunuh. Hal itu ditengarai dari posisi letak mayat itu pertama kali ditemukan.
Yakni ditutupi semak-semak, yang diduga bertujuan untuk mengaburkan keberadaan mayat.
Sepintas hanya terlihat dan tangan dan kaki sebagian dari kejauhan. Namun, mayat masih mengenakan pakaian lengkap.
Yakni memakai jaket hitam, dan celana jeans hitam. Kemudian, arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sabuk, serta uang tunai Rp150 ribu.
Sedangkan barang berharga lainnya; mobil dan ponsel, tidak ditemukan di lokasi penemuan mayat.