KKB Papua

Tak Tahan Kebrutalan KKB Papua, Komisi I DPR Minta Segera Diberantas dan Dukung Langkah Panglima TNI

Seolah sudah tak tahan dengan kebrutalan KKB Papua, Komisi I DPR RI minta supaya mereka segera ditumpas.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
kolase dpr.go.id dan Tribun Papua
Tak Tahan Kebrutalan KKB Papua, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari (kiri) Minta Segera Diberantas dan Dukung Langkah Panglima TNI. 

SURYA.co.id - Seolah sudah tak tahan dengan kebrutalan KKB Papua, Komisi I DPR RI minta supaya mereka segera ditumpas.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari baru-baru ini.

Kharis mendukung penuh langkah-langkah yang diambil Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk mengatasi masalah KKB Papua.

 Ia menilai KKB Papua sudah masuk definisi kelompok teroris, karena telah menebar rasa takut dan melakukan penyerangan secara sistematis terhadap masyarakat sipil.

Kharis pun meminta agar TNI dan Polri bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat, termasuk para pekerja yang sedang membangun berbagai infrastruktur di tanah Papua.

“Jangan ada sejengkal tanah Indonesia di bawah kendali gerakan separatisme dan melakukan kekejian terhadap rakyat Indonesia,” tegas Kharis ketika dihubungi Parlementaria via telepon baru-baru ini, melansir dari dpr.go.id.

“Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, saya menyatakan mendukung penuh langkah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk mengatasi KKB Papua dengan tegas dan terukur bersama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri.

Agar bisa saling bahu-membahu menuntaskan permasalahan ini untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia,” sambung politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. 

Terhitung sejak Januari hingga Maret 2022, penyerangan terhadap masyarakat sipil dan militer di Papua mencapai 13 orang.

Yang terbaru, KKB Papua menyerang karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3) lalu. Setidaknya 8 orang tewas, dan 1 orang berhasil diselamatkan.

Diketahui, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali menebar teror di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Mereka menembak dua tukang ojek di Distrik Tingginambu, Selasa (12/4/2022) pagi.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menyebut, penembakan terjadi di Kampung Lumbuk, pukul 10.00 WIT.

Akibatnya, tukang ojek bernama Soleno Lolo asal Toraja, meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri tak memerintahkan anak buahnya untuk memburu KKB Papua, melainkan hanya melakukan penebalan dan perkuatan anggota di Kabupaten Puncak Jaya.

“Kami dari Polda Papua akan kembali melakukan penebalan perkuatan anggota khususnya di Kabupaten Puncak Jaya agar bisa dilakukan monitoring,"kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, Selasa (12/4/2022) malam.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Pasca Penembakan 2 Tukang Ojek, Polda Papua Bakal Lakukan Penebalan dan Perkuatan'.

Nantinya, kata dia, aparat kepolisian bakal menempati posisi yang dulunya terdapat anggota yakni di Burage dan Kulirik.

"Kita berharap dengan adanya penebalan ini, nantinya bisa dilakukan pengawasan kepada kelompok yang ingin membuat gaduh di Kabupaten Puncak Jaya,"ujarnya.

Menurut dia, di daerah Puncak Jaya dulunya adalah salah satu tempat gangguan KKB yang cukup besar, namun beberapa waktu lalu sudah bergeser ke Kabupaten Puncak.

“Kami sangat berharap agar tidak ada lagi kejadian seperti ini, saya sudah memberikan penekanan kepada Kapolres agar melakukan langkah-langkah cepat,"katanya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa kamal menuturkan peristiwa tersebut berlangsung di Kampung Lumbuk, Distrik Tingginambut, pukul 10.00 WIT.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'KKB Papua Tembak 2 Tukang Ojek di Puncak Jaya, Kombes Kamal: Korban Diadang di Tengah Jalan'.

Akibatnya, tukang ojek bernama Soleno Lolo asal Toraja, meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Goliat Tabuni (kanan) Pimpinan KKB Papua yang Tembak 2 Tukang Ojek di Puncak Jaya. Simak daftar kekejamannya.
Goliat Tabuni (kanan) Pimpinan KKB Papua yang Tembak 2 Tukang Ojek di Puncak Jaya. Simak daftar kekejamannya. (Kolase istimewa/Tribun Papua)

Hanya, Kamal takmenyebut siapa komandan KKB yang melakukan penembakan itu.

Kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang penembakan.

"Pelakunya masih didalami dan perlu dikumpulkan keterangan untuk mengetahui dari kelompok mana yang melakukan kekerasan di Puncak Jaya," kata Kamal.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.

Jubir OPM Mengklaim Itu Daerah Perang

Pantas saja KKB Papua bertindak semakin brutal hingga menembak dua tukang ojek di Kabupaten Puncak Jaya.

Hal ini lantaran mereka sudah mengklaim bahwa daerah tersebut dalah daerah perang.

Klaim ini diungkapkan oleh jubir OPM Sebby Sambom.

"Ya, Panglima Tinggi Gen Goliath Tabuni and Major General Lekagak Telenggen sebagai Komandan Operasi Umum bertanggung jawab atas penembakan itu," singkatnya, Selasa (12/2022) malam.

Seperti dilansir dari Tribun-Papua.com dalam artikel 'OPM Bertanggung Jawab Atas Penembakan 2 Tukang Ojek di Puncak Jaya'.

Sebby menuding kedua tukang ojek korban penembakan sebagai intelijen TNI-Polri.

Alasannya, TPNPB sebelumnya telah mengeluarkan ultimatum kepada warga non-Papua untuk segera meninggalkan daerah rawan konflik bersenjata di wilayah pegunungan Papua.

"Itu Daerah perang. Kami sudah larang bahwa orang immigrants Indonesia tinggalkan wilayah perang, tapi mereka masih saja ke wilayah perang, maka otomatis mereka adalah agen intelejen TNI-Polri," katanya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved