Gubernur Khofifah Resmikan Jembatan Pelangi, Wajah Baru Jembatan ‘Jurang Mayit’ di Malang Selatan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Jembatan Pelangi yang berlokasi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Malang

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Rudy Hartono
dok humas Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Jembatan Pelangi yang berlokasi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022). 

SURYA.co.id|MALANG - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Jembatan Pelangi yang berlokasi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Kamis (7/4/2022).

Peresmian jembatan ini sekaligus menjadi wajah baru jembatan ‘Jurang Mayit’ yang sudah seratus persen berubah dengan tampilan menarik, berwarna-warni,  dan lengkap dengan ornamen dan lampu hias kekinian.

Dengan jembatan baru ini Gubernur Khofifah berharap infrastruktur ini akan menjadi akses yang aman, nyaman serta menjadi lebih mudah, lebih kokoh untuk koneksi masyarakat menuju beragamnya wisata eksotis khususnya wisata pantai di kawasan Malang Selatan.

"Kita berharap dengan jembatan ini akan ada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Malang bagian selatan, supaya jadi terdorong tumbuh lebih cepat dan produktif dengan seleseinya jembatan ini," ungkap Gubernur Khofifah.

Sebagaimana diketahui, Jembatan Pelangi memiliki panjang 120 meter dengan lebar mencapai 7 meter. Jembatan ini dibangun dalam kurun waktu empat tahun lamanya.

Lebih lanjut, Jembatan ini fungsinya sangat vital karena dalam waktu dekat, jembatan ini akan menjadi konektor ke JLS dan sejumlah sentra layanan pendidikan di Malang Selatan.

Kementerian PUPR, dikatakan Khofifah, juga telah menetapkan bahwa jalan di Gondanglegi - Bantur  melalui desa Srigonco  ini paling potensial untuk dibangun koneksi dari Kota Malang ke Jalur Lintas Selatan (JLS). Sehingga kehadirannya, diproyeksikan akan mempermudah akses jalan menuju kawasan wisata di Malang Selatan.

"Insyaallah di tahun 2023 berdasarkan informasi BBJPN, akan terkoneksi ke JLS. Jalur dari Gondanglegi ke sini (Srigonco) akan dijadikan jalan nasional. Sehingga jika percepatan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan oleh Pemkab Malang tahun ini, akan mempercepat keputusan final di Kementerian PUPR untuk jadi jalan nasional," jelasnya

Lebih lanjut, Khofifah juga menyebutkan bahwa dirinya  menginginkan dengan kehadiran konektivitas infrastruktur yang memadai akan bisa mengembangkan dan memajukan suatu daerah.

Ditegaskan Khofifah, nama Jembatan Pelangi ini merupakan ide yang muncul untuk menghilangkan kesan mengerikan nama sebelumnya.

Nama Pelangi untuk Jembatan ini diambil dari tampilan jembatan yang saat ini telah dicat warna-warni layaknya Pelangi pada bagian kiri kanannnya. Serta jika di malam hari, akan ada lampu yang menyala dengan cantiknya.

"Dulu namanya serem sekali ‘jurang mayat’ karena sering terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian. Nah ini harus kita bangun optimisme dan positivisme. Jangan memberikan nama yang menjadikan kita bad mood kalau menyebutnya. Pelangi ini identik dengan keindahan, maka mood kita akan baik pula, dan semoga makin membuat orang nyaman dan aman menuju akses ke JLS,” kata Khofifah

Dibangun dalam waktu empat tahun, untuk pembangunan Jembatan ini menelan anggaran Fisik sebesar Rp 24,7 milliar dan untuk lahan pembebasan warga menggunakan sistem pinjam kepada lahan miliki perhutani di sisi selatan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved