KKB Papua

TAK GENTAR KKB Papua Semakin Brutal, TNI Kirim 400 Prajurit Yonif Raider Khusus 136/Tuah Sakti

Meski aksi KKB Papua semakin brutal, TNI tak gentar dan tetap mengirimkan pasukan terbaiknya untuk mengamankan Papua.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Dispenad
400 Prajurit Yonif Raider Khusus 136 Tuah Sakti yang bernagkat ke Papua. 

SURYA.co.id - Meski aksi KKB Papua semakin brutal, TNI tak gentar dan tetap mengirimkan pasukan terbaiknya untuk mengamankan Papua.

Sebanyak 400 prajurit Satgas Yonif Raider Khusus 136/Tuah Sakti berangkat menuju bumi cenderawasih.

Melansir dari rilis Dispenad, Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin memimpin upacara pengantaran Satgas Yonif Raider Khusus 136/TS selaku Satgas satuan organik Papua Barat yang akan melaksanakan tugas perbantuan teritorial di Kodim dan Koramil melalui kegiatan Binter dan Komsos wilayah Kodam XVIII/Kasuari, provinsi Papua Barat TA. 2022.

Upacara dilaksanakan di Mako Yonif Raider Khusus 136/TS Jl. Trans Barelang KM 5 Tembesi, Segalung Batam, Kepri, Kamis (10/3/2022).

Dalam keterangan tertulis Penerangan Kodam I/BB, pada amanatnya, Pangdam menyampaikan bahwa kita berharap Satgas Yonif Raider Khusus 136/TS mampu mengemban tugas mulia ini menjaga kehormatan satuan, kehormatan Kodam I/BB dan kehormatan TNI AD, sekaligus menjaga keutuhan serta kedaulatan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Untuk itu, lanjut Pangdam I/BB menjelaskan, dikaitkan dengan perkembangan terakhir situasi keamanan di wilayah Papua Barat, masih sering terjadi aksi dari kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Hal Ini bukanlah tugas yang ringan, namun akan menjadi ringan apabila melaksanakannya dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab.

Tunjukkan jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, dengan tetap waspada, namun tegas dalam bertindak.

Kedepankan sikap profesionalisme, jangan mudah terpancing oleh provokasi yang pada akhirnya akan merugikan satuan,” jelas Pangdam

Pada kesempatan ini Pangdam I/BB mengatakan bahwa ini kunjungan perdana saya di Yonif Raider Khusus 136/TS.

"Untuk itu saya ingin bertatap muka serta berdialog secara langsung dengan prajurit dan anggota Persit KCK." ujar Pangdam.

Kegiatan berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda Kepri, Danrem 033/WP, PJU Kodam I/BB dan PJU Polda Kepri serta Ketua Persit KCK PD I/Bukit Barisan.

KKB Papua Semakin Merajalela

Sementara itu, para KKB Papua semakin merajalela setelah insiden penyerangan delapan pekerja PT Palapa Ring Timur Telematika (PTT) di Kabupaten Puncak.

KKB Papua di wilayah lain seperti Intan Jaya dan Yahukimo seolah seperti tersulut untuk ikut melakukan aksi teror.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan penghadangan disertai penyerangan terhadap warga di Terminal Kali Ei, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Sabtu (5/3/2022).

Akibatnya, seorang warga sipil berinisial AT tewas.

"Kejadian pengadangan dan penganiayaan yang dilakukan oleh KKB Papua tersebut terjadi pada hari Sabtu yang mengakibatkan korban AT meninggal dunia," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal, Selasa (8/3/2022) malam.

Seperti dilansir dari Tribun-Papua.com dalam artikel 'Seorang Pendulang Tewas Usai Diadang KKB di Pedalaman Yahukimo Papua'.

Korban diduga bekerja sebagai pendulang emas tradisional di Distrik Seradala.

Jauhnya lokasi kejadian membuat polisi tidak mengetahui aksi penyerangan tersebut.

Polisi baru mengetahui insiden itu setelah ada masyarakat yang melaporkan pada Senin (7/3/2022).

Masyarakat itu mengaku menemukan korban dalam keadaan tidak bernyawa.

"Korban penyerangan yang dilakukan oleh KKB tersebut ditemukan oleh masyarakat pada Senin sekitar pukul 14.40 WIT di Kali Ei sekitar 1 Km dari TKP," kata Kamal.

Usai dievakuasi ke RSUD Yahukimo, jenazah AT dimakamkan di pemakaman umum Kilo 6, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Selanjutnya, Seorang pekerja bangunan berinisial AK diserang oleh orang tak dikenal di Kampung Kumbalgupa, Distrik Sugapa, Intan Jaya.

Pelakunya diduga adalah anggota KKB Papua.

Insiden penyerangan itu terjadi pada Selasa (8/3/2022).

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan pihak kepolisian telah mengantongi identitas para pelaku penyerangan tersebut.

"Kedua pelaku yakni NU dan AN tergabung dalam kelompok PB di Kodap VIII," kata Kapolda Papua, Rabu (9/3/2022).

Fakhiri mengatakan korban AK akibat penyerangan tersebut mengalami luka sabetan benda tajam di bagian leher belakang sepanjang 16 sentimeter.

Saat ini, kata Fakhiri, korban AK telah dievakuasi ke RSUD Nabire untuk mendapatkan perawatan secara intensif.

Fakhiri menjelaskan, pihaknya mengetahui identitas para pelaku karena saat kejadian korban tidak sendirian. Rekan korban sempat melihat kedua pelaku.

"SB yang bersama korban melakukan pengecekan rumah bansos di Kampung Kumbalagupa dan sempat bertemu dengan kedua pelaku yang membacok korban dari belakang," ujar Fakhiri.

Evakuasi 8 Korban Pembantaian KKB Papua

Aksi evakuasi 8 jenazah korban pembantaian KKB Papua di di Tower B3, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada Rabu (2/3/2022) dini hari, berlangsung heroik. 

Kondisi medan sulit dengan ketinggian 13.000 kaki atau sekitar 4.200 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan suhu minus 11 derajat celcius menjadi tantangan personil yang bertugas. 

Total ada sembilan personel yang diturunkan untuk mengevakuasi delapan jenazah pekerja PT PTT, dengan Iptu Budi Basrah sebagai pimpinan tim.

Budi Basrah yang sudah sering mengevakuasi jenazah di wilayah pegunungan mengaku baru kali ini ia bertugas di ketinggian 4.200 MDPL. 

"Kalau untuk evakuasi ini pertama kali saya turun di ketinggian 4.200 MDPL," akunya.

Tiba di lokasi, ia bersama rekan-rekannya mengaku kesulitan mengangkat jenazah ke helikopter meski jaraknya tidak terlalu jauh.

Menurut dia, tipisnya kadar oksigen di tempat tersebut membuat energi mereka cepat terkuras.

"Kita evakuasi dari lokasi jenazah ke helikopter tidak ada 100 meter tapi rasanya berat sekali," kata Budi.

Saat melakukan evakuasi, sambung Budi, cuaca di lokasi sangat terik. Namun suhu saat itu mencapai minus 11 derajat celsius.

Dengan menggunakan jaket khusus, Budi dan rekan-rekannya tetap merasa kedinginan sehingga mereka tidak bisa leluasa bergerak.

"Masih dingin, kita mau merokok saja korek api tidak mau menyala, saya lihat minyak goreng punya para korban saja sudah membeku," tutur Budi.  

Panggilan kemanusiaan yang membuat dirinya beserta kedelapan rekannya bisa mengevakuasi seluruh jenazah.

Total hampir selama tiga jam mereka berada si Tower B3 karena helikopter yang mengangkut mereka harus membawa jenazah ke Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali untuk menjemput mereka.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved