Bwrita Surabaya

Satu Sepatu Dipakai Gantian Sekolah Kakak dan Adik Kondisinya Pun Sudah Bolong

APBD Surabaya sudah menganggarkan bantuan sekolah untuk siswa keluarga MBR. Mulai dari SPP gratis, seragam hingga sepatu sekolah, diberikan cuma-cuma.

Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
Istimewa
Bagas dan Bagus bersama Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya setelah memilih sepatu untuk sekolah agar satu sepatu tidak dipakai bergantian. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA - Kehidupan di Kota Besar seperti Surabaya, tak semua warga bisa mencukupi kehidupan hidupnya. Sampai-sampai, ada satu keluarga satu sepatu dibuat gantian sekolah oleh kakak dan adik.

Potret kehidupan keluarga tak mampu ini jelas tergambar.

Cerita ini bukan sinetron yang biasa kita tonton di layar televisi. Tapi benar-benar ada di kehidupan nyata saat ini.

Yaitu di Kelurahan Tembok Dukuh, Kecamatan Bubutan, Surabaya.

Kakak beradik yang gantian sepatu untuk sekolah itu dialami Bagas dan Bagus.

Pemakaian sepatu secara bergantian untuk sekolah sejak pelaksanaan PTM (pembelajaran tatap muka) diberlakukan di Surabaya awal Januari lalu.

Bagas dan Bagus bersama Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya setelah memilih sepatu untuk sekolah agar satu sepatu tidak dipakai bergantian.
Bagas dan Bagus bersama Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya setelah memilih sepatu untuk sekolah agar satu sepatu tidak dipakai bergantian. (Istimewa)

Bagas baru masuk kelas 1 SMP swasta dan Bagus duduk di bangku kelas 3 salah satu SMP Negeri.

Bagas masuk sekolah seminggu sekali. Sedangkan Bagus harus mengikuti pelajaran di sekolahnya dua hari sekali.

Ketika mereka harus mengikuti kelas offline secara bersamaan, Bagas terpaksa ke sekolah memakai sepatunya. Lebih memprihatinkan lagi, kondisinya sudah bolong.

"Bagaimana lagi punyanya cuma itu," kata ibu Bagas dan Bagus saat ditemui di rumah sederhananya di perkampungan padat penduduk, dekat Apartemen Gunawangsa Tidar.

Keluarga ini tercatat sebagai MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) di Pemkot Surabaya.

Ayah Bagas dan Bagus bekerja sebagai sopir mobil septictank. Penghasilannya di bawah UMK.

Menurut Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya, mengungkapkan, semestinya kakak beradik ini tidak perlu dililit persoalan sepatu sekolah.

APBD Surabaya sudah menganggarkan bantuan sekolah untuk siswa keluarga MBR. Mulai dari SPP gratis, seragam hingga sepatu sekolah, yang juga diberikan cuma-cuma.

"Saya sebagai anggota banggar (badan anggaran) DPRD Surabaya paham betul besaran dana untuk MBR. Saya ikut membahas dan menyetujui bersama tim anggaran Pemkot Surabaya, sebelum pengesahan APBD 2022 pada Rapat Paripurna 10 November 2021. APBD Surabaya berjumlah Rp 10,4 triliun," ujarvImam Syafi'i.

Namun, hingga kemarin, Bagas belum menerima jatah sepatu sekolah dari pemkot. Ketika ditanya ke pihak sekolah, selalu dijawab belum ada.

"Alhamdulillah, hari Minggu siang saya bisa membantu menyelesaikan persoalan kedua siswa yang rajin belajar itu. Saya ajak Bagas dan Bagus ke SOGO Tunjungan Plaza. Mereka baru kali pertama menginjakkan kaki masuk mall paling terkenal sekaligus menjadi ikon Surabaya itu," jelas mantan wartawan ternama di Surabaya.

Dijelaskan Imam, kedua kakak beradik itu langsung diajak ke Sport Station.

"Saya persilakan mereka memilih sepatu sekolah yang disuka dan diinginkan keduanya. Awalnya mereka minta saya yang pilih sepatu," terangnya.

Bagas mengatakan, apapun pilihan saya akan diterima. Yang penting bisa dipakai sekolah. Juga sesuai dengan ukuran kaki mereka. Tapi saya menolak dengan alasan tidak pintar memilih sepatu.

Muka mereka tampak berseri-seri setelah menemukan dan mencoba sepatu pilihannya.

"Pak Imam, kami pilih yang ukurannya agak besar dikit ya? Biar sepatunya bisa terus dipakai kalau kaki kami tambah besar, " ujar Bagas dan Bagus minta izin.

Bagas dan Bagus bersama Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya setelah memilih sepatu untuk sekolah agar satu sepatu tidak dipakai bergantian.
Bagas dan Bagus bersama Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya setelah memilih sepatu untuk sekolah agar satu sepatu tidak dipakai bergantian. (Istimewa)

Semoga hadiah kecil ini bisa menambah energi Bagas dan Bagus mewujudkan ciita cita mereka. Bagas ingin menjadi pebisnis.

Sedangkan Bagus yang kalem dan pendiam bercita-cita menjadi ilmuwan. "Semoga cita-citanya terkabul. Aamiin Allahumma Aamiin," ujar Imam mengamini. (dikutip dari laman facebook imam syafi'i)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved