Berita Bangkalan
Demi Tanah Kelahiran, Para Saudagar Bersatu Buat Bank Madura sampai Desak Berdirinya Provinsi Madura
pendirian Bank Madura juga akan menjadi bagian dari program prioritas bersama terkait pembentukan Madura sebagai provinsi.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Inilah kalau orang-orang sukses asal Madura mau bersatu, maka semua cita-cita bisa ditekadkan bersama. Sekumpulan pengusaha sukses di dalam dan luar Madura ternyata memiliki kepedulian tinggi pada perkembangan ekonomi di tanah kelahiran.
Dan kepedulian itu diwujudkan masyarakat Madura melalui beragam hal. Mulai mempertanyakan nasib lahan telantar selama 40 tahun seluas 700 hektare, hingga berupaya memperjuangkan Pulau Madura sebagai provinsi baru.
Seperti yang dikumandangkan para orang kaya Madura yang mengatasnamakan diri Saudagar Madura. Para pengusaha dari empat kabupaten di Madura yang sukses di tanah kelahiran maupun di perantauan itu bahkan berikrar untuk mendirikan Bank Madura, juga mendorong lahirnya Madura sebagai provinsi baru Indonesia.
“Awalnya kami akan menyampaikan rencana program berupa event berskala internasional, yakni Karapan Sapi Go To World. Kami akan melatih para turis mancanegara untuk menjadi seorang joki karapan sapi,” ungkap Ketua DPP Saudagar Madura, Akhmad Ma’ruf kepada SURYA, Rabu (2/3/2022).
Pengusaha Madura yangjuga pemilik usaha Wiraraja Group di Batam itu menyatakan, pendirian Bank Madura juga akan menjadi bagian dari program prioritas bersama dengan perjuangan terkait pembentukan Madura sebagai provinsi.
Ma’ruf menegaskan, para pengusaha di Madura maupun yang sukses di luar Madura sangat mendukung berdirinya Bank Madura sebagai upaya meningkatkan percepatan ekonomi masyarakat Madura.
“Provinsi Madura? Kami tidak akan pernah surut memperjuangkannya. Dalam waktu dekat, kami akan menggelar audiensi ke Komisi II DPR RI”. Dengan harapan, Komisi II yang membidangi pemerintahan itu bisa mendesak pemerintah pusat agar pemekaran Madura sebagai provinsi menjadi prioritas,” tegasnya.
Tekad menjadikan Madura sebagai provinsi Madura tidak lepas kesenjangan berbagai sektor antara Madura dan Pulau Jawa. Padahal kondisi Bangkalan sebagai kabupaten terdekat dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur sangat jauh jika dibandingkan dengan Surabaya.
“Jalan nasional dengan jalur dua arah saja masih belum terealisasi hingga saat ini. Apalagi mau membangun tol di Madura. Para pengusaha Madura harus kompak untuk mendesak pemerintah pusat lebih peduli terhadap masyarakat dan peningkatan ekonomi di Madura,” paparnya.
Karena itu, lanjut Ma’ruf, para pengusaha di Madura dan di luar Madura harus meniru para pelaku usaha sukses di daerah lain yang bersatu untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di tanah kelahiran.
“Meski berbeda latar belakang politik, namun mereka berada dalam bingkai satu tanah kelahiran. Darah ke-Madura-an kita harus mendidih untuk bangkit. Kemajuan Madura harus dipelopori para pelaku bisnis,” pungkasnya.
Sementara Sekretaris Umum DPP Saudagar Madura, Abie Muliyar menambahkan, perkumpulan Saudagar Madura terbentuk atas kepedulian terhadap nasib masyarakat Pulau Garam yang sejatinya masih bisa dikembangkan secara ekonomi seperti halnya masyarakat di daerah lain.
“Madura punya sumber daya masyarakat dan sumber daya alam yang mumpuni. Karena itu kami pengurus di tingkat kabupaten akan terus bergerak, bersamaan dengan kegiatan deklarasi dengan menghadirkan para pemangku kebijakan di pemerintah pusat,” papar pemilik Resto Ole-Olang Bangkalan itu. ****