Berita Gresik

Pengusaha Tahu di Kabupaten Gresik Pilih Tetap Berproduksi dan Rugi Ketimbang Liburkan Karyawan

Mereka masih bekerja meski harga kedelai impor menyentuh harga Rp 11 ribu per kilogram dan terus merangkak naik hingga Rp 12 ribu.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/willy abraham
Pengusaha tahu di UD Sumber Makmur masih produksi di Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Rabu (23/2/2022). 

"Berharap kedelai tersedia dan harganya murah. Kalau bisa di bawah Rp 10 ribu," imbuhnya.

Imbas kenaikan kedelai impor membuat pengusaha tempe di wilayah Kebomas hanya bisa pasrah.

Aisyah (37) pengusaha tempe mengaku kenaikan harga kali ini paling parah.

Baca juga: Warga Berkerumun dan Berdesakan Serbu Minyak Goreng Murah di Pasar Pon Kota Blitar

Dia hanya bisa berharap agar pemerintah memiliki cara untuk menstabilkan harga kedelai.

"Saya beli kedelai dari agennya sudah mahal. Mohon pemerintah agar harga ini stabil, tidak tiba-tiba naik. Kami yang pengusaha kecil rumahan ini biar tidak bingung jualannya," kata Aisyah.

Dahulu, pengusaha tempe di Desa Klangonan khususnya di RT 09 cukup banyak.

Warga yang tidak memproduksi tempe di tahun 90an masih bisa dihitung jari.

Tahun ini kebalikannya, jumlah warga yang masih memproduksi tempe malah bisa dihitung jari.

Hanya lima sampai enam warga yang masih bertahan memproduksi tempe di RT setempat.

BACA BERITA GRESIK LAINNYA

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved