Surya Militer

Mengenal Tank PT-76M Milik Pasukan Baret Ungu Marinir yang Jadi Sorotan Jenderal Andika Perkasa

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini menyoroti salah satu alutsista milik marinir TNI AL yakni tank PT-76M.

Wikipedia
Tank PT-76M Milik Pasukan Baret Ungu Marinir yang Jadi Sorotan Jenderal Andika Perkasa. 

SURYA.co.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini menyoroti salah satu alutsista milik marinir TNI AL yakni tank PT-76M.

Menurut Jenderal Andika Perkasa, tank andalan pasukan baret ungu tersebut sudah tua dan perlu diganti.

Tank PT-76M memang sudah berumur cukup lama, sudah lebih dari 61 tahun dipakai oleh marinir TNI AL.

Lantas, seperti apa spesifikasi tank tersebut? Berikut ulasannya.

Melansir dari Wikipedia, PT-76 adalah tank ringan amfibi Uni Soviet yang diperkenalkan pada awal 1950-an dan segera menjadi tank intai standar Angkatan Darat Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa lain.

PT-76 banyak diekspor ke negara-negara sahabat Soviet, seperti India, Irak, Suriah, Korea Utara, dan Vietnam Utara.

Secara keseluruhan, sekitar 25 negara menggunakan PT-76.

Nama lengkap dari PT-76 ialah Plavayushchiy Tank–76 (Tank Apung-76).

Nomor 76 merujuk pada kaliber senjata utama tank amfibi ini, yaitu meriam D-56T kaliber 76,2 mm.

Tank ini difungsikan dalam misi pengintaian dan bantuan tempur.

Rangka dasarnya berfungsi sebagai basis pengembangan kendaraan tempur lainnya, seperti kendaraan angkut pasukan BTR-50, kendaraan antipesawat gerak sendiri ZSU-23-4 Shilka, kendaraan artileri gerak sendiri khusus linud ASU-85, dan kendaraan peluncur sistem misil antipesawat 2K12 Kub.

Setelah Perang Dunia II, konsep tank ringan dihidupkan kembali di Uni Soviet.

PT-76 digunakan dalam unit pengintaian dan karena itu kemampuan amfibi menjadi esensial.

Persyaratan yang diminta adalah tank mampu melintasi rintangan air dengan persiapan sedikit.

Banyak prototipe tank-tank sejenis dibangun pada akhir 1940-an. Yang paling sukses adalah "obyekt 740" (objek 740) didesain oleh insinyut N. Shashmurin yang bekerja pada institusi VNII-100 di Leningrad (sebuah lembaga riset pada Pabrik traktor Chelyabinsk ChTZ) pada 1949-1950, di bawah pengawasan Zh.

Kotin dari Industri Kirov.

Kendaraan tersebut sukses karena desain yang sederhana, kemampuan yang baik dalam navigasi dan lintas negara. Pada saat itu, desain jet airnya termasuk inovatif.

Pada tahun 2020, perusahaan Indonesia PT Lumindo Artha Sejati telah meningkatkan tank amfibi ringan buatan Soviet yang digunakan oleh Korps Marinir Indonesia sejak 1960-an.

PT-76 tersebut kini digerakkan dengan mesin Detroit Diesel buatan AS dan dipersenjatai dengan John Cockerill (sebelumnya CMI Defense) meriam kaliber Mk III 90mm Mk, serta sistem kontrol penembakan baru.

Disorot Panglima TNI

Baru-baru ini, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bereaksi saat melihat sebuah tank marinir TNI AL yang sudah berumur 61 tahun.

Jenderal Andika Perkasa menyebut alutsista marinir tersebut sudah terlalu tua.

Hal ini diungkap Jenderal Andika Perkasa saat berkunjung ke Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan pada beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungannya, Jenderal Andika Perkasa ditemani Mayjen TNI Suhartono berkeliling melihat alutsista milik pasukan Baret Ungu. 

Perhatian Jenderal Andika Perkasa berhenti sejenak di sebuah tank.

Ternyata, alutsista yang ada di hadapannya adalah tank dengan usia yang telah menginjak 61 Tahun, yakni PT-76M

"Ini apa ini?" tanya Jenderal Andika, dalam video di channel YouTube Jenderal Andika Perkasa.

"Siap, ini jenis ranpur PT-76M," jawab Suhartono.

Jenderal Andika Perkasa menyebut tank tersebut sudah terlalu tua dan membandingkannya dengan tank leopard.

"Tapi kan begini, misalnya Leopard itu kan sudah otomatis, ini kan belum.

Kalau itu (Leopard) nembak sambil jalan bisa mas, itu teknologi baru, ini sudah kelamaan," ujarnya.

Panglima TNI juga meminta agar Korps Marinir bisa mengajukan modernisasi alutsista ke Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Dia mencontohkan saat dulu masih menjabat KSAD. Saat itu Jenderal Andika mengajukan pengadaan helikopter V-22 Osprey. 

"Menurut saya sudahlah. Kayak kami Angkatan Darat pengajuan, kalau akhirnya jadi kan keputusan itu di Kemhan, yang kami ajukan Osprey tidak main-main.

Kalau mengusulkan itu yang baru sekalian," ungkapnya. 

Panglima TNI menekankan lagi adanya moderenisasi alutsista.

"Sehingga tidak ada lagi istilah kita nembak enggak kena.

Mau sambil jalan atau tanknya sambil loncat begitu kita sudah bidik akan kena," pungkas Jenderal Andika Perkasa.

>>>Berikut video selengkapnya

Jenderal Andika Perkasa Penasaran YF Orbiter 2B Paskhas TNI AU

Di video lainnya, Jenderal Andika Perkasa sempat penasaran dengan kehebatan salah satu alutsista milik Paskhas TNI AU, yakni YF Orbiter 2B.

Jenderal Andika Perkasa bahkan ingin melihat langsung penggunaan drone canggih tersebut.

Dilansir dari YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, Panglima TNI berkesempatan mendatangi Markas Wing I Paskhas yang berada di Komplek Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.

Kehadiran Jenderal Andika Perkasa disambut oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dan Komandan Korps Pasukan Khas Marsekal Muda TNI Eris Widodo.

Jenderal Andika Perkasa juga menjelaskan bahwa dirinya bangga atas pencapaian Korps Paskhas TNI AU karena telah mengerahkan seluruh kemampuan dengan semua yang telah dimiliki.

Kemudian kedepan Andika berharap seluruh personel Korps Paskhas TNI AU dapat mematangkan dari seluruh aspek seperti membangun komunikasi sosial baik internal dan eksternal.

Jenderal Andika Perkasa juga menginginkan Paskhas ini tidak hanya terlibat di operasi khusus saja.

"Saya ingin Korps Paskhas Angkatan Udara ini lebih banyak dilibatkan apa saja. Jangan hanya pelibatan operasi khusus saja.

Karena apa kematangan kita semua ini, tidak hanya dibangun oleh hadiah operasi. Kadang kala cara kita bergaul juga akan berpengaruh terhadap tugas-tugas kita," tegas Panglima TNI.

Tidak hanya itu, Jenderal TNI Andika Perkasa juga berkesempatan untuk melihat alutsista, kendaraan serta sarana dan prasarana yang dimiliki Korps Paskhas TNI AU.

Salah satunya adalah YF Orbiter 2B dengan jarak jangkau 34 Km.

”Dalam waktu dekat saya ingin melihat operasional Orbiter ini sekaligus dengan CS4,” tegas Panglima TNI.

Lantas, seperti apa kehebatan YF Orbiter 2B tersebut?

Menurut penelusuran SURYA.co.id, drone YF Orbiter 2B merupakan buatan perusahaan Aeronautics Group.

Melansir dari laman resmi perusahaan Aeronautics Group, YF Orbiter 2B memiliki nama resmi The Orbiter 2 MUAS.

Orbiter 2 MUAS merupakan drone yang ringkas dan ringan, serta dirancang untuk digunakan pada tingkat taktis.

Platform yang terbukti dalam pertempuran dan andal dengan kinerja luar biasa, Orbiter 2 MUAS mampu digunakan di berbagai misi militer termasuk pengumpulan intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian (ISTAR).

Orbiter 2 MUAS dapat mendukung misi peperangan intensitas penuh, dan mendukung operasi pada peperangan intensitas rendah, kontra-pemberontakan, dan peperangan perkotaan.

Orbiter 2 MUAS juga bisa mendukung misi sipil seperti HLS, perlindungan perbatasan, dan pengawasan maritim.

Sistem ini dioperasikan dan dikendalikan oleh perangkat lunak Multi Operation Aerial Vehicle (MOAV) milik Aeronautics, antarmuka canggih yang dikembangkan.

Perangkat lunak MOAV dirancang untuk melayani berbagai platform UAV, dan sesuai dengan antarmuka NATO seperti STANAG 4609.

Sistem yang dilengkapi datalink digital telah memperpanjang daya tahan hingga 4 jam; kapasitas angkut 1,5 kg dan radius operasional 100 km.

Sistem ini sepenuhnya kompatibel dengan standar industri, termasuk STANAG 4586 (NATO) untuk kontrol UAS, dan H.246 untuk streaming video.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved