Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Fakta Bripda Febriyan Duwi Korban Ritual Maut di Jember: Baru Menikah, Sempat Kirim Pesan Pamit

Berikut Fakta Bripda Febrian Duwi yang jadi korban ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur. Baru setahun menikah dan sempat kirim pesan pam

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Kolase foto Tribunnews
Fakta Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang jadi korban ritual maut di Jember. 

SURYA.co.id, - Berikut Fakta Bripda Febriyan Duwi yang jadi korban ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur. Baru setahun menikah dan sempat kirim pesan pamit.

Peristiwa memilukan terjadi pada Minggu (13/2/2022) dini hari

Sebanyak 24 orang (11 diantaranya meninggal), setelah terseret ombak di Pantai Payangan, Sumberejo, Ambulu, Jember

Satu dari 11 orang meninggal akibat terseret ombak tersebut ialah seorang Bintara Polri atas nama Bripda Febriyan Duwi.

Seperti apa sosok Bripda Febriyan Duwi dan apa saja fakta-fakta kejadian memilukan tersebut? Berikut SURYA..co.id merangkumnya.

1. Sosok Bripda Febriyan Duwi

Bripda Febriyan Duwi merupakan anggota Polsek Pujer, Bondowoso.

Pangkatnya adalah seorang bintara.

2. Baru Menikah

Bripda Febriyan Duwi diketahui baru setahun menikah.

Sosok Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember.
Sosok Bripda Febriyan Duwi, Bintara Polri yang Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember. (kolase Surya.co.id dan instagram)

Meski begitu, keduanya jarang tinggal satu rumah karena pekerjaan.

Febri dinas di Bondowoso, sedangkan Diana kerja di Probolinggo.

3. Sempat Pamit

Sang istri, Diana, tak tahu persis aktivitas suaminya.

Sebab, selama ini dia dan suami jarang tinggal satu rumah.

Diketahui, Bripda Febriyan tewas dalam ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember, Minggu dini hari (13/2/2022).

Berkaca-kaca mata Diana saat duduk di depan meja petugas TIM Disaster Victim Investigation (DVI).

Mata Diana terus meneteskan air mata.

Ibu mertuanya, mencoba menenangkan.

Diana sempat mencetus omongan, sebelum Febriyan sempat pamit ke dirinya untuk pergi ke Pantai Payangan.

Febri mengirim ucapan pamit ke Diana dalam obrolan telepon. 

"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual," cetus Diana. 

4. Kronologi Kejadian

Kejadian bermula saat rombongan berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.

Mereka kemudian tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2/2022) pukul 23.30 WIB.

Sesampainya di pantai, mereka melakukan ritual dengan cara bermeditasi dan membaca doa-doa pukul 00.00 WIB.

Setelahnya, peserta mulai beranjak ke laut.

Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.

Rombongan bermaksud untuk mandi di air laut sebagai bentuk menyucikan diri.

Saat melakukan ritual itu, ombak besar tiba-tiba menghantam mereka pada Minggu (12/2/2022) sekitar pukul 01.00 WIB.

Mereka berasal dari kelompok pengkajian Tunggal Jati Nusantara, Jember.

Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.

Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok itu, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi.

Menurut Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok itu yang turun di tepi pantai.

"Ya di situ, di tepi pantai itu," ujar Ma'ruf kepada Surya, sambil menunjuk titik yang dipakai ritual.

Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.

"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuhnya.

Keempat orang itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada kawasan pasir yang lebih atas.

"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30 - 01.00 Wib, dini hari tadi," lanjutnya.

5. Tujuan Ritual

Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menjelaskan tujuan rombongan melakukan ritual.

Ia menyebut, rangkaian acara termasuk mandi di laut bermaksud untuk melancarkan segala urusan.

Mulai dari masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga untuk memudahkan mendapat pekerjaan.

“Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan,” ujarnya.

Hery menjelaskan, para peserta awalnya menjalankan ritual di pinggir pantai.

“Di sana mereka membaca doa-doa,” ucapnya.

Setelahnya, peserta mulai beranjak ke laut. Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.

“Ada kegiatan ritual menyucikan diri mandi di air laut,” ungkap Hery.

Saat melakukan ritual itu, ombak besar tiba-tiba menghantam mereka.

“Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba datang menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan,” tuturnya.

6. Daftar Korban

Daftar Korban Peristiwa Ritual Berujung Maut di Jember

Polda Jatim melakukan pemeriksaan luar 10 jenazah korban ritual berujung maut di Rumah Sakit Soebandi, Jember.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian semua korban akibat kecelakaan di bibir Pantai Payangan.

Adapun nama-nama korban tewas yakni:
1.  Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember.

2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.

3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember.

4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember.

5. Bripda Febriyan Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso

6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember 

7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.

10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.

Perlu diketahui, korban tewas dalam peristiwa ini ada 11 orang.

Akan tetapi, 1 korban atas nama Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji, sudah selesai dilakukan pemeriksaan antem mortem.

Hasil analisis, korban mengalami luka di bagian pelipis mata dan cidera di bagian kaki.

Dugaan kuat korban terbentur tebing setelah tergulung ombak ganas pantai selatan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved