NASIB Gubernur Lukas Enembe Kini Dapat Ancaman KKB Papua, Sebelumnya Sebut Orang Papua Tidak Happy
Nasib Gubernur Lukas Enembe kini mendapat ancaman KKB Papua, setelah sebelumnya viral pernyatannya menyebut orang Papua tidak happy.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Lanjut dia, berkewajiban sebagai pemimpin mensejahterakan (memenuhi kebutuhan) masyarakat atau menghentikan penembakan antara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka dengan TNI/Polri.
“Anda sudah melakukan apa? paling tidak Gubernur menyerukan menghentikan penembakan karena sudah buat rakyat menderita,”katanya.
Namun kata Warinussy, Gubernur Lukas belum optimal.
“Masa kita jauh-jauh ini yang berteriak, baru gubernur dengan keadaan terjadi di depan pelupuk mata, tidak bisa mengambil langkah-langkah penting?” tanyanya.
Warinussy memuji sejumlah keputusan Lukas untuk Papua. “Tapi apa yang sudah ia lakukan agar masyarakat sejahtera?”ujarnya.
Di bagian lain, Pimpinan Aliansi Papua Peduli Damai (Papeda) Yulianus Dwaa mengapresiasi keprihatinan Gubernur Papua itu, namun juga mempertanyakan kewenangannya.
“Kita mengapresiasi keprihatinan beliau. Namun yang jadi pertanyaan adalah, kewenangan untuk mengurus itu siapa?. ya kan Beliau,”kata Yulianus Dwaa kepada Tribun-Papua.com, Kamis (10/2/2022) malam.
Menurut dia, seharusnya rakyat tahu sejauh mana Gubernur Lukas Enembe membuat "Orang Papua Happy" alias mengurusi warga Papua yang diungkapkan sebaliknya.
“Semua kewenangan itu kan sudah diberikan, ada di Gubernur, melalui kewenangan Otsus dan sebagainya,” ujarnya.
Ia mengatakan, kebahagiaan itu identik dengan Papua damai, Papua sejahtera, rakyatnya mandiri.
"(Itu) yang bisa buat rakyat bahagia, kalau tidak seperti itu, ya Papua tidak damai, Papua tidak nyaman, masih ada penembakan disana-sini,”katanya.
Sesungguhnya, kata dia, dengan kondisi tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe mesti menjadi mediator menyelesaikan berbagai soal.
“Kita tidak bisa menolak, karena ideologi ini sesuatu yang tidak bisa dihilangkan, tetapi kemanusiaan itu adalah nilai yang tidak bisa ditawar-tawar,"ujarnya.
"Silahkan mau berbicara NKRI harga mati, Papua Merdeka, tapi nilai kemanusiaan harus sama-sama kita lindungi,”katanya.
Yulianus menyebut, siapapun orang, hidup di Papua menjadi tanggungjawab bersama.
“Apalagi beliau sebagai kepala daerah bertugas melindungi semua warganya di Tanah Papua,”ujarnya.
Baginya, Gubernur Lukas Enembe harus bisa menjelaskan kepada Orang Papua sejauh mana pencapaian delapan tahun ‘membahagiakan’ masyarakat Papua.
Ia mengurai, menciptakan kebahagiaan, tidak cukup dengan membangun stadion olahraga, namun hak-hak masyarakat belum dibayar.
“Apa itu dapat membuat masyarakat bahagia? Kebahagiaan untuk Orang Papua itu, sudah sampai dititik mana?” tanya dia.
Ada hal-hal prioritas untuk menciptakan masyarakat bahagia, misalnya memiliki pendapatan pasti.
“Intinya kita mengapresiasi keprihatinan beliau, tapi beliau juga harus sadar, tidak bisa terus menyampaikan keprihatinan,”ujarnya.
Yulianus menambahkan, Gubernur Lukas Enembe sepatutnya pula mengumumkan kepada rakyat Papua apa saja yang telah dikerjakan.
“Dengan berbagai indikator, harus disampaikan ke publik. Harus dijelaskan secara gamblang, secara luas, sejauh mana orang Papua dibuat Happy (senang atau gembira),"tambah dia.