Pembunuhan Ibu dan Anak
UPDATE KASUS SUBANG, Reaksi Danu saat Pendukungnya Disebut Akan Sangat Malu Jika Pembunuh Terungkap
Belum terungkapkan pelaku dan dalang pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat menimbulkan asumsi liar di masyarakat.
SURYA.CO.ID - Belum terungkapkan pelaku dan dalang pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat menimbulkan asumsi liar di masyarakat.
Bahkan, perpecahan di antara kubu Yosef dan Yoris Raja Amanullah dan kubu Muhammad Ramdanu alias Danu, semakin tajam.
Perang dua kubu semakin panas saat pendukung keduanya saling melancarkan tudingan dan bullyan di media sosial.
Seperti yang terjadi saat pendukung kubu Yosef dan Yoris memberikan komentar keras ke pendukung Danu yakni youtuber Heri Susanto.
Seperti diketahui, youtuber Heri Susanto selama ini mengawal terus proses hukum yang dijalani Danu.
• BEDA PENDAPAT di Kasus Subang: Kubu Yosef Singgung Musuh Berbahaya, Danu Sebut Pembunuhan Berencana
Heri Susanto mengenalkan Danu yang saat itu masih berkongsi dengan Yoris, kepada ATS Law Firm yang dipimpin Achmad Taufan Soedirjo.
Heri juga yang saat ini menampung dan memberi pekerjaan kepada Danu.
Dukungan Heri Susanto ke Danu ini mendapat nyinyiran dari seorang netizen, pemilik akun Arsalan Aja.
Dalam komentarnya, netizen ini menyebut Heri Susanto dan seorang youtuber lain, Freddy Sudaryanto akan menjadi orang yang paling malu ketika pelaku dan dalang kasus subang terungkap.
"Prediksi skor akurat. Kang heri orang yang akan sangat merasa malu apabaila kasus ini telah terungkap, Siapa dalang atau para pelakunya.
Yang kedua, Freddy Sudaryanto yang sempat melibatkan anak didiknya untuk mengucapkan selamat ulang tahun," tulis Arsalan.
Menanggapi komentar ini, Heri pun menghadirkan Danu di sampingnya.
Bukannya marah, Heri justru mengucap terimakasih kepada komentar karena santun menyebut dia dengan ucapan 'kang'.
"Alhamdulillah saya masih diberikan rasa malu yang sangat besar. Sampai kapan pun rasa malu saya tidak pernah putus, kalau sudah putus saya sudah tidak sehat lagi," kata Heri.
Heri justru mengucap syukur karena bisa mendampingi Danu yang kini sudah mendapat kuasa hukum dari ATS Law Firm.
Menurutnya, alasan dia mendampingi Danu karena merasa prihatin atas kasus yang menimpanya.
Diungkapkan, dari awal kasus ini muncul, sebenarnya dia sudah ikut berpartisipasi sesuai denagn kemampuannya ke keluarga korban, seperti mengadakan acara doa bersama.
"Bkan ke Danu saja, tapi kang yoris juga. Apalagi Kang Yoris sahabat saya," katanya.
Apa yang dilakukannya ini juga semata-mata atas permintaan dari keluarga almarhumah.
"Saya menggunakan hati saya, saya akan melakukan sesuai denagn apa yang saya bisa. Apabila orang itu memerlukan bantuan saya," katanya.
Terkait Danu, Heri menilai di awal-awal kasus ini Danu sosok yang sangat lugu, bahkan untuk berbicara saja harus dicampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
Kondisi ini membuatnya tergugah untuk mengubah Danu menjadi sosok yang leboh berguna dan semnagt mengejar cita-cita.
Apalagi, lanjut Heri,m dai dan Danu punya latar belakang keluarga yang sama, yakni bukan keluarga kaya.
"Saya hanya ingin danu semangat lagi untuk meraoh cita-cita dan masa depannya," katanya.
Terkait kasus Subang, Heri selalu memberi arahan ke Danu untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya agar polisi bisa segera mengungkap kasus ini.
Dan selama ini, dua percaya dengan Danu.
Di bagian lain, Danu yang berada di samping Heri hanya menunjukkan ekspresi datar saat ada netizen yang menyinggungnya.
Danu juga hanya mengamini pernyataan Heri tanpa berkomentar lebih jauh.
Pengacara Yoris Singgung Musuh Paling Berbahaya

Pengacara Yosef, Rohman Hidayat pernah menyinggung saksi hingga kliennya.
Hal ini berkenaan dengan tanggapan dirinya sebagai kuasa hukum yang dilematis mendampingi saksi atau jika klien berbohong.
Hal ini diungkapkan Rohman Hidayat saat berbincang dengan Kepala Desa Jalan Cagak, Indra Zaenal di kanal Youtubenya, dikutip Kamis, (10/2/2022).
Dalam kesempatan itu, Rohman Hidayat, kuasa hukum Yosef tersebut terang-terangan menyinggung jika kliennya berbohong dalam menyampaikan keterangan sebagai saksi.
Rohman mengatakan menghadapi kasus menurutnya musuhnya bukan berseberangan dengannya.
Menurutnya sejatinya musuhnya yang dianggap paling berbahaya itu tak lain kliennya yang berbohong atau tak jujur.
“Buat saya, musuh pengacara itu bukan lawannya yang di seberang atau siapa pun,”
“Tapi, musuh yang paling berbahaya itu adalah kliennya yang tidak jujur, kliennya yang berbohong, yang bicaranya sepotong-sepotong,” papar Rohman Hidayat.
Demikian, Rohman menjelaskan sebelum dirinya menerima suatu perkara ia memastikan terlebih dahulu bahwa kliennya itu benar dengan keterangannya.
Lanjut ia menjelaskan jika nantinya konteks keterangannya benar atau salah, ia pun akan memperjuangkannya secara baik.
Menurutnya jika ada yang disembunyikan oleh kliennya maka hal itu yang bisa membuatnya bahaya.
Oleh karena itu, ia mengatakan paling penting kliennya itu jujur.
Namun ia menambahkan adapun seandainya kliennya salah jika kliennya jujur memberikan keterangan menurutnya masih mudah untuk memberikan pembelaan.
Saat disinggung seandainya Yosef kliennya dalam penetapan tidak terlibat, Rohman mengaku tentunya ia akan bersyukur.
Namun, jika situasi sebaliknya jika kliennya ditetapkan sebagai tersangka, ia pun akan tetap mendampinginya.
Ia mengaku secara profesi dirinya akan tetap bertanggung jawab.
“Kalau pun misalnya klien saya yang pelakunya, masalah pembelaan itu bukan masalah menang dan kalah, tapi benar dan tidak benar,” ujarnya.
Seratus lebih saksi diperiksa

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, mengatakan, hingga saat ini penyidik sudah memeriksa seratus lebih saksi dalam kasus Subang.
"Saya sudah melakukan koordinasi dengan penyidik, memang kami belum publikasi lebih banyak, tetapi jumlah yang diperiksa itu seratusan lebih orang yang kami periksa," ujar Ibrahim Tompo saat ditemui di Jalan Mekarwangi, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022).
Menurut Ibrahim, penyidik bakal terus melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan alat bukti lainnya untuk mengungkap pelaku perampasan nyawa ibu dan anak di Subang ini.
"Jadi, kita memang tetap secara maraton melakukan pemeriksaan, terkait alat bukti dan kesaksian. Kita berharap nanti ini bisa memberikan petunjuk kepada penyidik," katanya.(*)