Tips Sehat

Tips Hadapi Pandemi Omicron, Jangan Panik, Begini Pencegahan dan Pengobatannya, Simak Gejalanya

Corona varian Omicron saat ini sedang mengganas. Penyebarannya lebih cepat dari varian corona yang telah dikenal sebelumnya, seperti Delta dan Omega.

Editor: Suyanto
tribun jatim/sofyan arif candra
ILUSTRASI - Vaksinasi Booster di Puskesmas Mojopurno, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun 

SURYA.co.id I Corona varian Omicron saat ini sedang mengganas. Penyebarannya lebih cepat dari varian-varian corona yang telah dikenal sebelumnya, seperti Delta dan Omega.

Artikel berjudul "Coronavirus" yang dipublikasikan laman halodoc.com bisa dijadikan panduan untuk mengenalinya. Artikel telah ditinjau dr. Rizal Fadli

Mengenal Varian Omicron
Varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November 2021, dari Afrika Selatan. Varian dengan kode B.1.1.529 ini diklasifikasikan sebagai VOC, karena memiliki karakter yang perlu diwaspadai seperti varian Delta, Gamma, Beta, dan Alpha.

Varian Omicron diketahui memiliki sekitar 30 kombinasi mutasi dari sejumlah varian virus corona sebelumnya, seperti C.12, Beta dan Delta. Ini membuat varian Omicron berpotensi lebih cepat menular dibanding varian Delta dan memungkinkan terjadinya reinfeksi atau infeksi berulang.

Ilustrasi Batuk
Ilustrasi Batuk (buoyhealth.com)

Beberapa gejala umum dari infeksi varian Omicron adalah:

Pilek.
Sakit kepala.
Kelelahan ringan hingga parah.
Bersin-bersin.
Sakit tenggorokan.
Selain berbagai varian virus tadi, ada juga kondisi lain yang perlu diwaspadai, yaitu flurona.

Flurona adalah koinfeksi atau infeksi ganda yang terjadi ketika seseorang terinfeksi virus corona dan virus flu secara bersamaan. Gejala yang ditimbulkan mirip seperti gejala infeksi COVID-19 pada umumnya.

Ilustrasi sakit tenggorokan
Ilustrasi sakit tenggorokan (Freepik by freepik)

Pada kasus yang ringan dan sedang, gejala yang dapat muncul adalah:

Demam.
Batuk.
Kelelahan.
Diare.
Pilek.
Mual dan muntah.
Sakit kepala.
Sakit tenggorokan.
Hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa.
Beberapa orang juga dapat mengalami gejala berat akibat flurona. Misalnya sesak napas, nyeri dada, sulit bicara, penurunan kesadaran, serta wajah, bibir, dan kuku tampak kebiruan atau pucat.

Faktor Risiko Infeksi Coronavirus
Siapa saja dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin.

Lalu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus corona juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.

Penyebab Infeksi Coronavirus
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, melalui:

Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin).
Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona.
Tinja atau feses (jarang terjadi),

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala timbul antara 2–14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Sementara itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.

Sebenarnya, virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia atau menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.

Gejala Infeksi Coronavirus
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri awal corona:

Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

Demam yang mungkin cukup tinggi bila pengidap mengidap pneumonia.
Batuk dengan lendir.
Sesak napas.
Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

Beberapa pengidap COVID-19 juga mengalami gejala yang sebenarnya bersifat ringan. Jadi, selalu waspada jika mengalami gejala yang tidak biasa pada tubuh.

Diagnosis Infeksi Coronavirus
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara medis. Dokter akan menanyakan gejala atau keluhan yang dialami. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Sementara itu, untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Komplikasi Infeksi Coronavirus
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.

Pengobatan Infeksi Coronavirus
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya, pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
Perbanyak istirahat.
Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

Isolasi;
Serial foto toraks sesuai indikasi;
Terapi simptomatik;
Terapi cairan;
Ventilator mekanik (bila gagal napas);
Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Pencegahan Infeksi Coronavirus

Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus corona adalah melalui vaksinasi.

Seorang pelajar SD mencuci tangan sebelum masuk ke ruang kelas saat dimulainya PTM terbatas di Kota Kediri, Senin (13/9/2021).
CUCI TANGAN - Seorang pelajar SD mencuci tangan sebelum masuk ke ruang kelas saat dimulainya PTM terbatas di Kota Kediri, Senin (13/9/2021). (surya/didik mashudi)

Selain itu, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan guna mengurangi risiko terjangkit virus tersebut:

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas.
Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala-gejala infeksi virus corona atau COVID-19 tak kunjung membaik dalam hitungan hari atau semakin memburuk, segeralah tanyakan pada dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan infeksi virus tersebut.  (halo.com)

>>>>>>>Link artikel Coronavirus  di halo.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved