Berita Tuban
Akhir Ironis Para Miliarder di Sekitar Kilang Minyak Tuban, Kini Jual Sapi untuk Bertahan Hidup
Ia sempat bekerja pada pembersihan lahan (land clearing) dua kali kontrak, pertama 9 bulan lalu dilanjutkan 8 bulan ke depan
Penulis: M. Sudarsono | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TUBAN - Saat pembebasan lahan Pertamina Grass Root Refinery (GRR) Tuban setahun lalu, sebagian besar warga pemilik lahan di Desa Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, menjadi jutawan dadakan dari uang kompensasi yang besar.
Tetapi itu setahun lalu, karena sekarang tak ada lahan yang boleh ditanami karena sudah dibeli pihak Pertamina GRR. Sekarang warga yang tak punya pekerjaan harus bertahan hidup, bahkan sampai menjual sapi.
Salah satunya seperti dikisahkan Warsono (44), warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, Kecamatan Jenu. Warsono menjual satu dari lima ekor sapi peliharannya hanya agar bisa bertahan hidup.
Pasalnya, ia sudah tidak lagi bekerja sebagai petani yang setiap hari bisa diharapkan untuk mendapatkan rupiah. "Sudah satu sapi saya jual," kata Warsono ditemui di lahan kosong, Selasa (25/1/2022).
Sebelum ada pembebasan lahan Pertamina GRR setahun lalu, ia selalu bertani ikut orang lain yang memiliki lahan. Namun setelah lahan dijual ke perusahaan minyak plat merah, lahan itu sudah tidak boleh dikelola.
Ia sempat bekerja pada pembersihan lahan (land clearing) dua kali kontrak, pertama 9 bulan lalu dilanjutkan 8 bulan ke depan, setelah kontrak berakhir kini menganggur.
"Kalau tidak bertani nganggur sekarang, rencana besok mau masuk di pekerjaan land clearing lagi sama Pertamina," pungkasnya.
Kisah warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, memang belum selesai. Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina GRR ) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.
Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022). Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.
Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.
Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya. "Sudah menjual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela aksi demo.
Sekadar diketahui, kilang GRR Tuban merupakan salah satu dari proyek pengembangan kilang yang dikelola Pertamina, melalui Pertamina Project GRR Tuban maupun PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), yang berada di Desa Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu. ***