Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE SAKSI KASUS SUBANG, Danu Dapat Pesan Khusus setelah Klaim Tuduhan Pihak Yosef Terpatahkan

Ini lah kabar terbaru Muhammad Ramdanu aias Danu, saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang belum lama ini genap berusia 22 tahun

Editor: Musahadah
kolase youtube freddy sudaryanto sport/tribun jabar
Muhammad Ramdanu bersumpah tidak terlibat kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Taufan sindir statemen kuasa hukum Yoris dan Yosef yang telah menuding Danu sebagai sosok di balik sketsa wajah yang dirilis polisi. 

Meski sudah ditangani berbagai pihak kepolisian, perjalanan kasus Subang sejauh ini masih belum cukup membuahkan hasil.

Muhammad Ramdanu saat bersimpuh di kaki kedua orang tuanya sambil menangis
Muhammad Ramdanu saat bersimpuh di kaki kedua orang tuanya sambil menangis (Youtube)

Tudingan ke Danu Terpatahkan?

Pernyataan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo bahwa polisi masih mengejar buronan atau DPO (daftar pencarian orang) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, disambut gembira kubu Danu. 

Seperti diketahui, selama ini Danu kerap disudutkan dan dicurgai terlibat dalam kasus pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu

Bahkan Danu juga dicurigai oleh kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat sebagai sosok di balik sketsa wajah pelaku yang dirilis Polda Jabar akhir tahun 2021 silam. 

Dengan status pelaku yang masuk DPO, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo memastikan bahwa kecurigaan terhadap kliennya sudah terpatahkan. 

"Kami bersyukur bahwa klien kami yang akhir-akhir ini disudutkan dan dicurigai oleh pihak-pihak tertentu, akhirnya terpatahkan," kata Taufan seperti dikutip dari channel youtube Heri Susanto. Dengan status DPO itu mengindikasikan bahwa pelaku pembunuhan ini dari luar atau bukan termasuk daftar saksi yang selama ini diperiksa polisi. 

Hal ini, menurut Taufan adalah progres yang baik untuk mengusut tuntas kasus ini. 

Dari analisisnya, jika pelaku pembunuhan dari luar, biasanya tidak punya tendensi, dendam atau ikatan asmara. Dan, biasanya mereka adalah kelompok profesional yang memiliki keahlian melakukan eksekusi pembunuhan. 

Hal ini dimungkinkan karena sudah lima bulan kasus ini terjadi, polisi juga belum bisa mengungkapnya.

"Kesulitan ini lah yang mengindikasikan mereka profesional. Mengerti SOP-SOP penyidik. Ditambah minimnya bukti pendukung, CCTV buram. Jejak atau sidik jari juga sulit ditemukan karena pelaku merapikan perbuatannya dengan baik. Kalau orang awam sulit," katanya. 

Taufan berharap DPO ini bisa segera ditangkap sehingga bisa diketahui siapa-siapa saja di belakangnya. 

"Kalau pelaku dari luar, pelaku tidak ada tendensi apapun. Dia hanya menjalankan tugas.
Siapa yang memberi tugas, siapa yang membayar, siapa yang berkepentingan di sini," katanya. 

Taufan juga mencermati kondisi TKP saat kejadian, dimana kondisi rumah tidak ada yang rusak serta tidak ada satu pun barang yang hilang kecuali tiga ponsel Amalia.

Dia menduga, ada pihak yang memudahkan pelaku melakukan aksinya tersebut.  

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved