Berita Surabaya
Miftahul Firdaus Su’udi Resmi Terpilih Jadi Ketua Umum DPD IMM Jawa Timur
Musyda yang berlangsung teduh dan damai ini selesai dengan suka cita dan dipastikan tanpa ada gesekan yang berarti.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Mohammad Miftahul Firdaus Su’udi resmi terpilih sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur pada perhelatan Musyawarah Daerah (Musyda) ke XXI di Gresik, Jawa Timur pada 20-23 Januari 2022
Mohammad Miftahul Firdaus Su’udi yang berasal dari cabang Surabaya terpilih sebagai ketua umum dengan mengantongi 245 suara dari cabang dan komisariat di Jawa Timur, sedangkan Zaki Ma'ruf rivalnya mendapatkan suara 195.
Adapun suara tidak sah sebanyak 13 suara. Musyda yang berlangsung teduh dan damai ini selesai dengan suka cita dan dipastikan tanpa ada gesekan yang berarti.
Daus, sapaan akrabnya mengungkapkan memiliki gagasan yang dibagi menjadi dua poin, yaitu “Kolaborasi Kader” dan “Menggembirakan Semesta”.
Gagasan pertama, kolaborasi kader merupakan hal yang penting dan utama dalam mewujudkan tujuan organisasi.
"Kolaborasi menjadi modal utama kader dalam membangun IMM Jawa timur yang unggul," ungkapnya.
Baca juga: Olah Minyak Jelantah, Mahasiswa UB Bisa Dirikan Perusahaan Zero Limbah
Gagasan kedua,yaitu menggembirakan semesta dapat diartikan bahwa dalam segala sesuatu gerakan apa pun tidak terlepas dari jati diri yang gembira.
Sedangkan semesta adalah apa yang ada, tumbuh, hidup atau mati di sekitar (kader) manusia harus diabdikan pada kemanusiaan.
"Untuk mewujudkan kedua gagasan tersebut, saya melihat IMM perlu menegakkan empat pilar yang akan membawa kemajuan bagi IMM Jawa Timur. Empat pilar tersebut meliputi kaderisasi, wirausaha, profesi dan akademisi" ujar Daus.
Baca juga: Safari di Jawa Timur, Muhaimin Iskandar Dapat Dorongan Maju Pilpres 2024
Terakhir Daus memberikan pesan kepada seluruh kader IMM Jawa Timur bahwa hidup bukan tentang mempermasalahkan sebuah perbedaan, melainkan saling melengkapi kekurangan.
"Jika kita sulit menyatukan perbedaan, maka satukanlah persamaan yang ada dan lupakan perbedaan yang ada. Musyda sudah selesai, saatnya merajut kembali persatuan" pungkas Daus.