Sambang Kampung Ondomohen

Peduli Lingkungan, Warga Kampung Oase Ondomohen Bikin Sofa dan Meja Dari Botol Kemasan Plastik

Musmulyono. Pria kelahiran Banyumas, memanfaatkan limbah botol plastik menjadi furniture berupa meja dan sofa

Penulis: Zainal Arif | Editor: Rudy Hartono
surya/zainal arif
Musmulyono (baju putih) mengajak warga Kampung Oase Ondomohen RT 08 RW 07 Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng Kota Surabaya membuat kursi dan meja dari ecobrick, Senin (17/1/2022) 

SURYA.co.id|SURABAYA – Kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan warga Kampung Oase Ondomohen RT 08 RW 07 Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng Kota Surabaya.

Selain memanfaatkan limbah botol plastik untuk pot tanaman, warga kampung ini juga berhasil memanfaatkan aneka limbah plastik rumah tangga menjadi furniture berupa meja dan sofa yang diberi nama Sofa Bokos (botol kosong).

Kreativitas ini datang dari seorang Kader Lingkungan bernama Musmulyono. Pria kelahiran Banyumas, 5 September 1973 ini ingin mengurangi limbah plastik karena tak ingin lingkungan rumahnya tercemar.

"Karena warga disini (Kampung Oase Ondomohen) sudah mulai memilah sampah rumah tangga. Ternyata banyak botol plastik dan sampah plastik. Akhirnya pada tahun 2018 saya kepikiran untuk membuat sofa dan meja dari ecobrick ini," ujar Pak Mus sapaan akrabnya kepada SURYA.co.id, Senin (17/1/2022).

Sementara dalam proses pembuatannya, Pak Mus mulai dengan mengumpulkan botol plastik dan sampah plastik yang kemudian dicuci sampai bersih.

Selanjutnya sampah plastik dimasukan ke dalam botol berukuran 1500 ml sampai berat mencapai 500 gram.Setelah semua botol terisi dengan sampah plastik, baru disatukan menggunakan perekat dan tali rafia.

Misalnya saja membuat kursi dengan tinggi 40 cm dan berdiameter 40 cm. Pak Mus membutuhkan 19 botol ecobrick. Sementara untuk membuat meja, Pak Mus membutuhkan sekitar 28 botol ecobrick.

"Jadi botol-botol yang sudah jadi ecobrick ini tinggal disusun sesuai bentuk aja. Lalu saya juga manfaatkan kardus bekas untuk pelapis samping," jelasnya.

"Kalau untuk bagian atas dan bawah saya tambahkan triplek dan spons agar lebih kokoh. Setelah itu untuk cover-nya saya menggunakan kain sofa oscar yang kemudian saya jahit sendiri," imbuhnya.

Ia mengaku, inovasi buatannya ini bisa menahan beban hingga berat 130 kg."Pernah dicoba beban 130 kg dengan berdiri di atas sofa bokos ini. Ternyata masih kuat dan tidak rusak," ungkapnya.

"Kalau ketahanan tidak perlu ragu, kursi yang saya buat 3 tahun lalu, masih terlihat bagus dan tidak rusak meskipun sering digunakan," tambahnya.

Sementara untuk harga per-satu kursi ini dibandrol Pak Mus dengan harga Rp 150 ribu, sedangkan untuk harga mejanya Rp 200 ribu."Dalam sehari saya bisa membuat 5 kursi ataupun 5 meja," ungkapnya.

Pria berusia 49 tahun biasanya menerima pesanan kursi ataupun meja dari warga yang tinggal diluar kota ataupun luar pulau."Paling jauh ada orang Balikpapan yang beli kursi saya," ungkapnya.

Pak Mus juga menegaskan tidak hanya berfokus menjual produk ini saja, melainkan selalu siap apabila ada orang yang ingin belajar cara membuat kursi dan meja dari ecobrick.

"Justru tujuan utama saya untuk mengedukasi. Semoga banyak masyarakat yang tergerak untuk mengubah sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti ini," harapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved