KKB Papua
Tindak Lanjut Jenderal Andika Perkasa Rangkul KKB Papua, Panglima TNI Libatkan Para Pemuka Agama
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa melakukan tindak lanjut rencananya untuk merangkul para anggota KKB Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa melakukan tindak lanjut rencananya untuk merangkul para anggota KKB Papua.
Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini melibatkan para pemuka agama supaya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerah dan perdamaian dapat tercipta di bumi cenderawasih.
Melansir dari tayangan youtube Puspen TNI, Jenderal Andika Perkasa bertemu dengan para pemuka agama di wilayah Papua dan akademisi Universitas Cenderawasih untuk membahas upaya-upaya perdamaian.
"Saya punya keinginan damai dan itu harus karena kita ini manusia," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat menerima kunjungan pemuka agama di wilayah Papua di Markas Kodam XVII/Cenderawasih.
Sebagai orang nomor satu di tubuh TNI, Jenderal Andika Perkasa mengatakan telah melakukan sejumlah perubahan ke internal TNI dalam menjalankan tugas di Papua.
Setelah menerima masukan-masukan dari para pemuka agama termasuk akademisi Universitas Cenderawasih, Panglima TNI berupaya akan berkomunikasi dengan pejabat dan petinggi negara di ibu kota untuk membicarakan persoalan Papua.
"Pertemuan dengan pemuka agama di wilayah Papua memberikan informasi baru bagi TNI untuk menyelaraskan upaya kami dalam menyelesaikan permasalahan di Papua," ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar Hukum Universitas Cenderawasih, Prof Melkhias Hetharia mengatakan persoalan pelanggaran hak asasi manusia di Papua harus segera dituntaskan agar tidak menghambat pembangunan di Papua.
"Pelanggaran hak asasi manusia tersebut membuat kristalisasi terhadap ideologi Papua Merdeka," kata dia.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Cenderawasih, Apolo Safano mengatakan pihaknya dan para pemuka agama akan membantu dan memberikan solusi untuk penyelesaian konflik di Papua.
Strategi Pendekatan Jenderal Andika Perkasa ke KKB Papua
Sebelumnya, strategi pendekatan yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kepada KKB Papua diungkap Ketua MPR RI Bambang Soesatyo ( Bamsoet).
Menurut Bamsoet, Jenderal Andika Perkasa akan lebih mengedepankan pendekatan tegas dan humanis, bukan hanya mengutamakan pendekatan senjata.
"Pendekatan penyelesaian masalah di Papua tidak boleh hanya mengutamakan pendekatan senjata.
Melainkan juga harus melalui pendekatan kesejahteraan yang komprehensif dan strategis," kata Bamsoet melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Melansir dari Kompas TV dalam artikel 'Bamsoet Ungkap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Ubah Pendekatan Penyelesaian Papua'.
Bamsoet menjelaskan pendekatan itu telah sesuai dengan Inpres 9 tahun 2020 yang dilanjutkan Keppres 20 tahun 2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Namun, kata Bamsoet, bukan berarti TNI tidak boleh mengambil tindakan tegas.
Terhadap tindakan apapun yang mencederai kedaulatan bangsa dan negara, TNI harus tetap melakukan tindakan tegas dan terukur.
Menurutnya, pendekatan teknis yang digunakan lebih kepada operasi teritorial, bukan operasi tempur.
Melalui forum MPR RI FOR Papua yang diisi anggota DPR RI dan DPD RI yang berasal dari Dapil Papua, MPR RI akan menjadi mitra strategis bagi TNI dalam menciptakan suasana kedamaian di tanah Papua.
Selain itu, Bamsoet juga mendukung agar pemerintah bisa meningkatkan tunjangan kinerja prajurit TNI, dari saat ini besarannya sebesar 60 persen dari gaji pokok menjadi 70 hingga 80 persen dari gaji pokok prajurit.
Serta meningkatkan uang lauk pauk bagi prajurit TNI, dari semula Rp60 ribu per hari yang berlaku rata di berbagai daerah, menjadi sebesar Rp100 ribu bagi yang bertugas di Pulau Jawa dan Rp150 ribu bagi yang bertugas di luar Pulau Jawa.
"Kita juga patut mendukung agar prajurit TNI bisa diberikan kemudahan dalam kepemilikan rumah.
Sehingga jika terjadi sesuatu kepada prajurit dalam bertugas menjaga kedaulatan negara, keluarga yang ditinggalkan tidak terlalu mengalami kesulitan dalam rumah tinggal," ucap Bamsoet.
Dalam menerima kunjungan silahturahmi Panglima TNI, Bamsoet selain ditemani puterinya Saras Shintya Puteri juga didampingi Robert Kardinal, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dapil Papua Barat dan Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem dapil DKI Jakarta.
Jenderal Andika Perkasa Diminta Tempatkan Prajurit dengan Kriteria Khusus
Sementara itu, Aksi KKB Papua semakin beringas dan menjadi sorotan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Konflik terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memang menjadi fokus utama Jenderal Andika perkasa saat ini.
Mengingat aksi teror mereka semakin brutal dan mengakibatkan TNI-Polri hingga warga sipil menjadi korban.
Seperti yang terbaru, KKB Papua di Yahukim menggencarkan lagi serangannya hingga melukai prajurit TNI pada Sabtu (27/11/2021).
Untuk mengatasi masalah ini, Jenderal Andika Perkasa diminta agar menempatkan perwira serta prajurit yang peka soal Papua.
Untuk menghindari munculnya masalah baru di tengah masyarakat asli Papua, khususnya dalam penanganan KKB Papua.
Hal ini disampaikan Alumni Universitas Pertahanan (Unhan) asal Papua, Habelino Sawaki, merespon keinginan Jenderal Andika Perkasa melakukan pendekatan humanis dalam penanganan persoalan di Bumi Cenderawasih.
"Tempatkanlah orang-orang yang berkepribadian baik dan peka pada permasalahan Papua," ujar Sawaki, Minggu (28/11/2021), melansir dari Tribun Papua.
Ia menyarankan perlu dipertimbangkan penempatan personel pada berbagai jabatan strategis TNI di Papua.
Menurut Sawaki, penempatan perwira yang kurang tepat, dapat membuat persoalan Papua semakin runyam.
Kedua, ia berharap agar para perwira yang ditempatkan bisa membawa kesejukan di Papua.
"Ini bukan ditentukan oleh pangkat yang telah memenuhi syarat, tetapi lebih karena hati nurani luhur dan kesediaan untuk melayani rakyat Papua," katanya.
Sawaki mengatakan, penempatan perwira TNI di Papua haruslah yang cukup visioner, sehingga bisa melihat secara jauh ke depan.
"Jangan sampai saran yang diberikan oleh Perwira TNI di Papua, hanya sekadar saran yang bersifat normatif atau bersifat jangka pendek saja," pungkasnya.
Apalagi, kata dia, saran seperti itu hanya menyelesaikan persoalan sesaat, tetapi malah menjadi bumerang di kemudian hari.
"Kami berharap, kepedulian nyata terhadap rakyat Papua tercermin dalam tindakan TNI dan Polri, sehingga dapat terus memenangkan hati, kepercayaan, dan cinta rakyat Papua," ujarnya.
Dia menegaskan, jangan hanya melihat loyalitas seorang perwira kepada atasan.
"Tetapi yang terpenting adalah bagaimana yang bersangkutan bisa mendapatkan kepercayaan dan memenangkan hati rakyat Papua," pungkasnya.
"Contoh pembelajaran yang baik adalah Jenderal Acub Zainal dan Jenderal JB Wenas."
Menurutnya, kedua tokoh tersebut dikenal sebagai perwira yang loyal kepada NKRI, serta dicintai rakyat Papua.
"Keduanya berhasil menetapkan standar dan code of conduct perwira TNI atau Polri di Papua," katanya.
Ia juga mengaku prihatin dengan kondisi konflik Papua.
"Situasi saat ini, jika dipandang sebelah mata bisa menjadi ledakan besar di masa mendatang," katanya.
Karenanya, perwira dengan hati nurani luhur, peka, mampu berempati, dapat menjadi panutan yang dibutuhkan.
"Serta mau melayani menjadi kriteria utama personel yang ditugaskan di Papua," sambungnya.
Selain mampu memberikan contoh bagi bawahannya, para pejabat ini juga diharapkan memiliki kedekatan hati dengan rakyat Papua, serta tidak sekadar menjalankan tugas.
"Kami berharap kembali, Papua dapat menjadi daerah yang berkontribusi pada NKRI yang damai, maju, dan sejahtera," tandasnya.
Ia berharap, dengan percepatan pembangunan yang ada, Papua bisa lebih berperan serta dan menjadi barometer pembangunan Indonesia bagian timur.
Bersama alumni Unhan, pihaknya siap untuk membantu Panglima TNI, manakala diperlukan dan diharapkan Papua bisa menjadi tempat yang lebih sejuk, damai dan sejahtera.(*)