Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Penyebab Polisi Belum Rilis Tersangka Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ini Curhat Yoris dan Dicky
Empat bulan berlalu, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang masih misterius. Janji Kapolda Jabar belum terwujud.
SURYA.CO.ID - Empat bulan berlalu, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang masih misterius.
Janji Kapolda Jabar Irjen Suntana untuk mengungkap nama-nama tersangka dalam waktu dekat belum juga diwujudkan.
Berlarutnya kasus pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini menimbulkan asumsi-asumsi liar tentang kasus ini.
Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto mengungkap dua penyebab utama belum terungkapnya pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Benny yang sejak awal kasus ini langsung menanyakan ke penyidik dan tim labfor mengungkap, saksi kasus ini sangat minim.
Baca juga: Yoris Rasakan Perubahan ini Saat Hari Ultah Amalia Mustika Ratu, Berikut Update Terbaru Kasus Subang
"CCTV sudah dibuka tapi belum bisa mengungkap identitas karena jaraknya agak jauh dan kabur," ungkap Benny Mamoto dikutip dari tayangan Seputar iNews Siang pada Rabu (15/12/2021).
Selain minimnya saksi, kondisi TKP juga menyulitkan penyidik.
"Ditemukan 50 lebih DNA di TKP," terang Benny.
Mengenai kondisi TKP ini juga pernah dikeluhkan ahli forensik Mabes Polri Dr dr Sumy Hastry Purwanti.
Dr Hastry menerangkan proses identifikasi di kasus Subang ini berbeda dengan kasus lainnya.
Kalau pada kasus biasa tim forensik bisa cepat mengidentifikasi karena ada data pembanding keluarga.
Sementara di kasus pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini, sudah ada puluhan DNA yang didapat dari lokasi dan sekitarnya.
Hanya saja, puluhan DNA ini perlu dicocokkan dengan properti atau barang bukti lain di tempat kejadian perkara (TKP).
"Kalau darah bisa 3 hari. kalau benda mati, misalnya darah di baju itu lama.
Sidik jadi di rokok, kursi, pintu itu butuh waktu lama. Itu bisa kuat DNA nya," katanya.
Kasus Subang ini cukup lama karena ada pemeriksaan berulang hingga beberapa kali.
Hal ini terjadi karena ada kekacauan di TKP yang membuat kondisinya terkontaminasi dengan banyaknya orang yang keluar masuk tanpa diketahui penyidik.
Khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di lokasi kejadian, diakui dr Hastry memang butuh satu bulan untuk mengungkapnya.
Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.
"Itu yang sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain.
Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan.
Oh... yang baru itu DNA siapa, sesuai gak dengan waktu kejadian, dengan waktu kematian?
Jadi lamanya di situ," terangnya.
Meski lama, dr Hastry memastikan sudah menemukan petunjuk penting kasus ini.
"Sebenarnya kita sudah dapat dan selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium forensik di Jakarta itu sudah ketemu semua," tegasnya.
Di kesempatan itu dr Hastry juga membocorkan bagaimana caranya di mengungkap calon tersangka dalam kasus ini dilihat dari cara merokoknya.
Dijelaskan dr Hastry, pada identifikasi puntung rokok bisa diketahui bagaimana profil orangnya.
"Profile orang merokok berbeda.
BIsa sampai satu potong rokok habis, bisa 3/4," katanya.
Selain itu juga bisa diketahui dari cara memegang rokoknya.
"Kita juga bisa profile dari saksi-saksi ini. Bagaimana dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok, itu bisa dihabiskan ternyata berbeda-beda.
Nanti bila sewaktu-waktu diumumkan (tersangka), memang cara merokoknya seperti itu," urainya.
Diungkapkan Hastry, tanpa disadari, dari puluhan saksi yang merokok itu menjadi bahan identifikasinya.
"Itu kayak memprofile.
Mungkin masyarakta gak mikir, itu kerja polisi.
Jadi perlu berhati-hati.
DNA berbicara, profile dia merokok, merknya apa, itu sudah ada rekamannya," tegasnya.
Curhat Yoris dan Pacar Amel

Yoris (34) anak sekaligus kakak dari korban perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, ungkapkan kesedihan tepat 4 bulan kasus ini yang bersamaan dengan ulang tahun sang adik, Amalia Mustika Ratu.
Menurut Yoris, semenjak ditinggalkan oleh kedua orang tersayangnya itu membuat kepribadiannya berubah menjadi kesedihan yang terus berlarut-larut.
"Biasanya kita main bareng Amalia itu senangnya suka nelfon mamah biasanya bilang a hayu main Amalia kan ulang tahun, atau kalo enggak mamah bikin tumpeng buat ngerayain kita tiup lilin bareng," ucap Yoris kepada TribunJabar.id, Sabtu (18/12/2021).
Seperti diketahui, setiap tanggal 18 Desember terdapat momen penting bagi keluarga korban, momen tersebut yakni Amalia Mustika Ratu (23) salah satu korban yang berulang tahun.
Namun, momen kebahagian dari Yoris tersebut harus kandas setelah ibu serta adiknya yang menjadi korban perampasan nyawa.
"Jelas sedih kalo gak ada mamah sama Amalia kaya gimana gitu biasanya selalu bersama mereka, jalan-jalan," katanya.
Terpisah, kekasih Amel, Dicky Dicky mendatangi makam pada Sabtu (20/12/2021) .
Tampak Dicky menangis tersedu sambil mengusap air mata saat berdoa di depan pusara almarhumah kekasihnya.
Dicky juga menabur bunga dan menaruh karangan bunga merah putih di pusara sang kekasih.
Di bagian lain, Muhammad Ramdanu alias Danu, saksi lain kasus ini juga melakukan hal serupa di pusara Tuti Suhartini.
Ditemui seusai nyekar, Dicky yang baru datang dari Cimahi mengaku hari ini seharusnya Amel genap berusia 23 tahun.
Biasanya DIcky selalu memberikan kado berupa barang di setiap ulang tahun kekasihnya itu.
"Sekarang kadonya doa.
Mudah-mudahan cepat terungkap kasusnya. Jadi kado terbaik," ungkap Dicky dikutip dari tayangan youtube Fredy Sudaryanto Sport.
Sebelumnya, dalam wawancara di channel youtube Heri Susanto, Dicky membeber sejumlah fakta terkait Amel.
Disebutkan Dicky, Amel yang menjadi kekasihnya sejak Oktober 2017 itu adalah sosok yang baik.
"Gak pernah nuntut apa-apa. Gak pernah itungan. Manjanya yang paling ngangenin, anak bungsu juga kan," kata Dicky yang mengenal Amel sejak tahun 2015 di awal kuliah.
Setelah Amel meninggal karena dibunuh, DIcky baru menyadari ada firasat aneh yang dilakukan kekasihnya.
"Tanda-tanda mulai ngeh pas udah kejadian. Ada tanda-tanda dimulai dari hari sabtu (4 hari sebelum pembunuhan).
Sebelumnya jarang komunikasi video call, saat hari Sabtu video call jam 13.00. Amel video call lagi belajar mobil. Ngelancarin mobil," ungkapnya.
Di kasus ini DIcky sempat diperiksa polisi karena dia sempat mem-private akun Instagram Amel.
Terkait hal itu, Dicky mengaku melakukan itu karena desakan teman dekat Amel.
Dicky yang hafal nama dan password akun Instagram Amel diminta mem-private karena banyak orang yang mencari tahu kasus itu di instagram.
Dakui, sebelum kasus itu, akun Instagram Amel hanya memiliki follower 800 an, tetapi setelah kasus itu follower naik lebih dari 1.000.
"Saya inisiatf itu juga ada Ada dorongan teman dekatnya almarhumah.
Jadi diprivat, trus fotomya diarsipin.
Itu (saya lakukan) saat perjalanan pulang ke rumah dari TKP," katanya.
Meski diprivate, Dicky mengaku sudah menyerahkan alamat dan password akun Amel itu ke polisi.
"Insta story kalau dihapus hilang. Tapi ini ada di arsip akun itu," tukasnya.
Disinggung tentang rencana menikah, DIcky mengaku omongan soal itu memang pernah dibahas dengan Amel.
Hanya saja, rencana itu masih lama karena mereka sepakat untuk mengejar karir lebih dahulu.
Selain itu, Amel juga masih memikirkan kondisi ibunya jika nantinya akan ditinggal berumah tangga.
"Amel itu dekat dengan almarhumah mamah.
Mikir, mau tinggal dimana kalau menikah. Intinya dia gak mau ninggalin mamanya," katanya.
Meski rencana menikah masih lama, Amel ternyata sudah menyiapkan tabungan yang dikhususkan untuk menikah kelak.
"(nikah) nanti aku umur 25 an. Kita nabung dari sekarang. Nabung udah mulai. Amel juga sudah bikin tabungan khsuus buat nikah," mengungkap impiannya yang kini kandas. (Tribunjabar.id)